24 fasilitas 5 administrasi manajemen sekolah 6 waktu sekolah
7 standar pelajaran di atas ukuran ataupun 8 lingkungan fisik sekolah. Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi di Madrasah
Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, diketahui beberapa faktor yang diduga cukup besar pengaruhnya terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi Siswa. Faktor-faktor tersebut adalah Motivasi Belajar yang merupakan faktor internal dalam diri individu dan
guru pengajar, kurikulum bahan ajar, administrasi manajemen sekolah, kegiatan pengajaran metode mengajar pendekatan yang
guru gunakan dalam pembelajaran, disiplin sekolah yang mampu mencerminkan implementasi Pendidikan Karakter dari sekolah
tersebut.
c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Keberhasilan belajar siswa yang diwujudkan melalui prestasi yang mereka capai, pada dasarnya meliputi tiga ranah yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengukuran ketiga ranah tersebut, diperlukan agar mengetahui tingkat pencapaian siswa
setelah melalui proses pembelajaran. Muhibbin Syah 2014: 152- 155 menyebutkan pengukuran prestasi belajar pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik yaitu: 1
Pengukuran prestasi belajar ranah kognitif: dapat dilakukan dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.
25 2
Pengukuran prestasi belajar ranah afektif: bentuk tes ranah rasa yang sering digunakan adalah “Skala Likert” yang tujuannya
untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. Siswa yang berperan sebagai testee memilih alternatif sikap yang sesuai
dengan keadaan dirinya sendiri. Kemudian, sikap itu dinyatakan dengan cara memberi tanda cek pada angka yang
sesuai dengan kecenderungan sikapnya. 3
Pengukuran prestasi belajar ranah psikomotorik: cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang
berdimensi ranah psikomotorik ranah karsa adalah observasi. Observasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai sejenis tes
mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung.
Selain itu, Sugihartono 2013: 130 juga menyatakan bahwa: Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Maka
pengukuran yang dilakukan guru lazimnya menggunakan tes sebagai alat pengukur. Hasil pengukuran tersebut berwujud
angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang lebih
dikenal dengan prestasi belajar. Selanjutnya, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
2013: 106, berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, penilaian prestasi belajar siswa digolongkan dalam jenis penilaian sebagai
berikut:
26 1
Tes formatif: mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. 2
Tes subsumatif: meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu.
3 Tes sumatif: mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester.
Ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat digunakan untuk mengukur Prestasi Belajar Akuntansi Siswa. Akan tetapi,
dalam penelitian ini Prestasi Belajar Akuntansi Siswa diambil dari ranah kognitif dengan menggunakan tes hasil belajar untuk
mengukur Prestasi Belajar Akuntansi Siswa tersebut. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa tugas, tes formatif
Ulangan Harian, tes subsumatif Ulangan Tengah Semester, dan tes sumatif Ulangan Akhir Semester dimana nilai siswa pada tes
tertulis tersebut direrata dan hasil dari rerata yang ada dijadikan dasar pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.
2. Tinjauan tentang Motivasi Belajar