26 1
Tes formatif: mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. 2
Tes subsumatif: meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu.
3 Tes sumatif: mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester.
Ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat digunakan untuk mengukur Prestasi Belajar Akuntansi Siswa. Akan tetapi,
dalam penelitian ini Prestasi Belajar Akuntansi Siswa diambil dari ranah kognitif dengan menggunakan tes hasil belajar untuk
mengukur Prestasi Belajar Akuntansi Siswa tersebut. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa tugas, tes formatif
Ulangan Harian, tes subsumatif Ulangan Tengah Semester, dan tes sumatif Ulangan Akhir Semester dimana nilai siswa pada tes
tertulis tersebut direrata dan hasil dari rerata yang ada dijadikan dasar pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.
2. Tinjauan tentang Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar salah satunya dipengaruhi oleh faktor internal berupa Motivasi Belajar. Motivasi
Belajar merupakan tenaga pendorong yang membuat siswa
27 berupaya mencapai tujuannya, dalam hal ini prestasi belajar yang
maksimal. R. Ibrahim dan Nana Syaodih 2010: 27 mengatakan bahwa Motivasi Belajar merupakan suatu tenaga yang berada pada
diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Tenaga pendorong atau motif pada
seseorang mungkin cukup besar sehingga tanpa motivasi dari luar dia sudah dapat berbuat.
Motivasi Belajar yang berperan menjadi tenaga pendorong, juga membantu siswa pada perubahan tingkah lakunya yakni
menumbuhkan semangat siswa agar terbentuk sikap giat belajar pada diri siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamzah B. Uno
2008 : 23 bahwa “hakikat Motivasi Belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”.
Motivasi Belajar juga menjadi kunci untuk mengaktifkan dan mengarahkan keinginan siswa mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Secara aplikatif aktifnya keinginan siswa untuk belajar digerakkan oleh Motivasi Belajar yang ada padanya.
Pendapat selanjutnya tentang Motivasi Belajar dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono 2009: 108 yang berpendapat bahwa,
“kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-
cita itu disebut Motivasi Belajar”.
28 Pentingnya Motivasi Belajar untuk menunjang kelangsungan
proses belajar juga dikemukakan oleh Sardiman. Menurut Sardiman A.M 2012: 75,
Motivasi Belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar agar tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi Belajar berperan dalam hal penumbuhan keinginan
dan gairah belajar, perasaan senang menjalani proses pembelajaran, serta membangkitkan semangat untuk belajar. Melalui hal-hal
tersebut, Motivasi Belajar akan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat,
akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar yang pada akhirnya mampu menghasilkan prestasi yang tinggi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar merupakan suatu tenaga yang ada pada diri
siswa yang mendorong dan memberikan arahan pada kegiatan belajar untuk dapat mencapai tujuan tertentu serta diwujudkan
melalui tingkah laku siswa.
b. Macam-macam Motivasi Belajar