38 Berdasarkan penjabaran indikator dan ciri-ciri Motivasi Belajar
yang telah ada, maka dapat dikatakan bahwa Motivasi Belajar pada diri seseorang dapat mendorong siswa melakukan kegiatan belajar
yang pada akhinya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Indikator Motivasi Belajar pada penelitian ini ditandai dengan
mempunyai orientasi ke masa depan, adanya lingkungan belajar yang kondusif, tekun dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi
kesulitan, menunjukkan minat pada Mata Pelajaran Akuntansi, senang bekerja mandiri, cepat bosan pada aktivitas rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya dan hal yang diyakini, serta senang mencari dan memecahkan tugas Akuntansi. Apabila siswa telah
memiliki ciri-ciri tersebut dalam melakukan kegiatan belajar, maka diharapkan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3. Tinjauan tentang Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menurut Dharma, dkk 2012: 5 merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Dalam perspektif
tersebut, Pendidikan Karakter dipandang sebagai pembelajaran yang
dirancang oleh
sekolah untuk
menguatkan dan
mengembangkan perilaku siswa secara utuh. Memperkuat
39 pendapat yang dikemukakan Dharma dkk, Heri Gunawan 2012:
28 menyatakan bahwa: Pendidikan Karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang
dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai- nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan
yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.
Implementasi Pendidikan Karakter yang dilaksanakan secara sistematis oleh sekolah sebenarnya bertujuan agar nilai-nilai
karakter dapat menyatu dalam diri siswa yang kemudian terlihat dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatannya.
Pada pelaksanaan Pendidikan Karakter di sekolah, terdapat pihak-pihak yang memiliki peranan penting untuk mensukseskan
pelaksanaan program Pendidikan Karakter yang ada. Pupuh Fathurrohman dkk 2013: 16 berpendapat bahwa,
Pendidikan Karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan mampu mempengaruhi karakter peserta didik.
Guru dalam hal ini berperan dalam membantu peserta didik membentuk watak mereka. Penerapan pendidikan karakter
yang dapat dilakukan oleh guru yakni dengan keteladanan dalam perilaku, cara guru berbicara atau menyampaikan
materi, cara guru bertoleransi, serta berbagai hal lain yang berkaitan dengannya.
Implementasi Pendidikan Karakter yang dikembangkan oleh sekolah diharapkan mampu membentuk siswa tidak hanya dari
segi pengetahuannya bahwa suatu hal itu baik, melainkan juga menjadi perasaan dan akhirnya diaplikasikan pada perbuatan.
Sebagaimana pendapat Lickona 1992: 51 bahwa “Character that
40 is appropriate for values education: Character consists of
operative values, values in action” maknanya bahwa karakter itu sendiri pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai kependidikan. Nilai
Pendidikan Karakter merupakan nilai yang secara operatif dan terwujud dalam perilaku seseorang. Selanjutnya, ia menambahkan
bahwa “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior”. Maksudnya,
Pendidikan Karakter terdiri dari tiga komponen karakter yang baik, yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral
feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral. Ketiga komponen tersebut menunjukkan tahapan
pemahaman hingga pelaksanaan nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Ketiganya bersifat prosesual yakni tahapan ketiga
hanya mungkin terjadi setelah tercapai tahapan kedua, dan tahapan kedua hanya tercapai setelah tahapan pertama. Komponen karakter
yang saling berhubungan tersebut menunjukkan bahwa makna Pendidikan Karakter di sekolah tidak hanya mencapai tahap
penyampaian pengetahuan dan penyerapan pengetahuan tersebut oleh siswa. Melainkan lebih dari itu, yakni hingga siswa mampu
mengimplementasikan pengetahuannya tentang karakter baik dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, Kementerian Pendidikan Nasional 2010: 10 menyebutkan bahwa Pendidikan Karakter merupakan pendidikan
41 yang dilakukan bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah, sebab Pendidikan Karakter merupakan usaha untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik habituation
sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya.
Dari beberapa pengertian Pendidikan Karakter tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Karakter adalah
pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak yang dirancang dan dilakukan secara sistematis oleh
komponen sekolah agar mampu mempengaruhi karakter peserta didik siswa dalam hal pengetahuan, perasaan dan perbuatan
moral.
b. Fungsi Pendidikan Karakter