71
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pre Test Siswa No.
Nama Nilai
Keterangan Tuntas
Tidak Tuntas
1
ANR 40
2
AK 53,33
3
AS 13,33
4
AI 86,67
5
AKWT 33,33
6
CAS 73,33
7
DAP 93,33
8
DAAA 80
9
ESS 33,33
10
FR 86,67
11
FC 73,33
12
F 13,33
13
HN 86,67
14
KEN 93,33
15
LS 80
16
MDU 93,33
17
NNA 86,67
18
RA 93,33
19
RNS 86,67
20
RR 93,33
21
RZA 100
22
R 86,67
23
SF 100
24
VY 93,33
25
YA 100
26
YE 93,33
27
YFN
38
ZI 26,67
39
ZMM 40
30
NA 13,33
31
SH 53,33
Jumlah
2126,64 20
11 Rata-rata
66,4575 -
- Nilai Tertinggi
100 -
- Nilai Terendah
- -
Persentase Ketuntasan 64,51 64,51
35,49
72
Gambar 2. Diagram Batang Hasil Pre Test Siswa Tabel dan diagram batang di atas menunjukkan hasil pre test kelas V
yaitu dari 31 siswa terdapat 20 siswa 64,51 yang memperoleh nilai ≥ 60 atau dalam kategori tuntas materi penjumlahan pecahan, sementara 11 siswa
35,49 lain masih mendapat nilai 60. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar di kelas V SD N Balangan1 masih tergolong rendah meskipun
persentase siswa yang tuntas lebih banyak. Akan tetapi perlu ditinjau lebih lanjut bahwa materi penjumlahan pecahan sudah diajarkan sejak kelas 3 SD
dan seharusnya ketika di kelas 5 SD siswa sudah bisa mendapatkan hasil yang baik semua. Akan tetapi pada kenyataannya siswa yang tidak tuntas masih
setengah lebih siswa yang tuntas. Hasil ini menjadi catatan tersendiri bagi peneliti dan direfleksikan apa yang menjadi penyebab masih rendahnya
ketuntasan belajar siswa tersebut. 64,51
35,49
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
Pre Test
P er
se n
tase K
etun tasan
Nilai Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
73
C. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian yang telah dilakukan. Sebelum penelitian dimulai, peneliti memberikan pre test terhadap
siswa subjek penelitian pada hari Sabtu, tanggal 16 Januari 2015. Selanjutnya penelitian dimulai pada tanggal 19 Januari 2016 sampai 30 Januari 2016.
Tahap pelaksanaan penelitian ini disusun sesuai dengan tahapan pembelajaran matematika melalui alat peraga blok pecahan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa. Data yang disajikan merupakan hasil dari pengamatan dengan menggunakan lembar pedoman observasi yang akan digunakan sebagai
penilaian proses dan soal tes yang digunakan pada awal pre test dan akhir post test pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada
mata pelajaran matematika materi penjumlahan pecahan menggunakan alat
peraga blok pecahan diuraikan sebagai berikut. 1.
Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru sebagai pemberi tindakan dan peneliti sebagai observer. Peneliti
mengamati proses pembelajaran di kelas secara langsung pada saat guru memberikan tindakan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan.
Dalam setiap pertemuan diorientasikan pada peran aktif siswa dalam proses belajar menggunakan alat peraga blok pecahan untuk meningkatkan
prestasi belajarnya. Penerapan tindakan yang dilakukan oleh guru mengacu pada rancangan yang telah dibuat berdasarkan kesepakatan
bersama antara guru dengan peneliti. Selama tindakan penelitian, peneliti
74
melakukan pengamatan dengan mencatat kegiatan pada saat proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan aspek-aspek pada lembar
observasi yang telah dibuat. a.
Rencana Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti berkonsultasi kepada guru mengenai KD Kompetensi Dasar
dan Indikator yang diambil sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Setelah berkonsultasi, peneliti membuat RPP Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran matematika dengan materi pokok penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga blok pecahan dan dikonsultasikan dengan
guru kelas. Hasil dari diskusi mengenai RPP dengan guru kemudian diperbaiki sesuai dengan kesepakatan bersama antara guru dan
peneliti. Pada tahap selanjutnya setelah RPP selesai adalah pembuatan
LKS Lembar Kerja Siswa dan soal evaluasi. Pada pembuatan LKS dan soal evaluasi ini peneliti berdiskusi bersama guru dan
memutuskan gambaran soal yang akan diberikan kepada siswa. Soal evaluasi yang diberikan kepada siswa sebagai tambahan informasi
bagaimana siswa menangkap hasil tindakan yang diberikan oleh guru. Sehingga soal evaluasi ini bukan sebagai soal post test penelitian. Hal
ini dilakukan karena guru tetap menginginkan adanya evaluasi sendiri di akhir setiap pertemuan dan post test dilakukan sendiri pada hari
yang lain. Dengan begitu siswa mengerjakan soal post test sebagai
75
hasil pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan. Karena apabila post test dilakukan langsung usai
pertemuan di setiap siklus, maka dikhawatirkan hal tersebut hanya ingatan sesaat siswa saja karena baru saja dijelaskan oleh guru. Oeh
karena itu, post test dilakukan di pertemuan ketiga setiap siklus. Penyempurnaan alat peraga blok pecahan juga dilakukan pada
tahap perencanaan ini. Peneliti bersama-sama dengan guru memahami dan mempraktekkan langsung cara penggunaan alat peraga blok
pecahan sebelum tindakan penelitian dilaksanakan. Peneliti sesering mungkin berkonsultasi dengan guru agar pelaksanaan tindakan
pembelajaran pada siklus I ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan rencana.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1 Pertemuan I
a Kegiatan Awal
Pertemuan I siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 19 Januari 2015 jam ke 7-8 yang meliputi kegiatan awal 10
menit, kegiatan inti 55 menit, dan kegiatan akhir 5 menit. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengecek kehadiran siswa
satu-persatu dengan memanggil namanya. Pada pertemuan ini ada 1 siswa yang tidak masuk tanpa alasan dan memang sudah tidak
pernah berangkat sejak lama. Selesai mengecek kehadiran siswa, guru melanjutkan dengan menanyakan kesiapan siswa untuk
76
mempelajari materi hari ini dan siswa menjawab siap. Guru mulai memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa-
siswanya menyanyikan lagu Topi Saya Bundar. Dalam menyanyikan lagu ini beberapa kali guru menggerakkan tangan
dan badannya yang diikuti oleh siswa dan memberikan pertanyaan pada siswa. Setelah itu guru mulai memberikan
informasi kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada hari itu.
b Kegiatan Inti
Guru memulai kegiatan inti dengan menuliskan soal penjumlahan pecahan dan menjelaskan cara mengerjakannya.
Guru memberikan soal kembali dan meminta siswa untuk maju ke depan. Karena tidak ada siswa yang mau maju setelah ditunggu
beberapa saat, guru menunjuk siswa secara langsung. Setelah menyelesaikan soal tersebut, guru mengenalkan dan menjelaskan
bahwa alat peraga blok pecahan bisa digunakan untuk menjawab soal penjumlahan pecahan kemudian dilanjutkan dengan
memperagakan,. Selesai mencontohkan cara penggunaan alat peraga, guru
menuliskan soal di papan tulis dan bersama-sama dengan siswa mencoba menjawab soal tersebut dengan menggunakan alat
peraga blok pecahan. Siswa sangat antusias pada saat guru