Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

76 mempelajari materi hari ini dan siswa menjawab siap. Guru mulai memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa- siswanya menyanyikan lagu Topi Saya Bundar. Dalam menyanyikan lagu ini beberapa kali guru menggerakkan tangan dan badannya yang diikuti oleh siswa dan memberikan pertanyaan pada siswa. Setelah itu guru mulai memberikan informasi kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada hari itu. b Kegiatan Inti Guru memulai kegiatan inti dengan menuliskan soal penjumlahan pecahan dan menjelaskan cara mengerjakannya. Guru memberikan soal kembali dan meminta siswa untuk maju ke depan. Karena tidak ada siswa yang mau maju setelah ditunggu beberapa saat, guru menunjuk siswa secara langsung. Setelah menyelesaikan soal tersebut, guru mengenalkan dan menjelaskan bahwa alat peraga blok pecahan bisa digunakan untuk menjawab soal penjumlahan pecahan kemudian dilanjutkan dengan memperagakan,. Selesai mencontohkan cara penggunaan alat peraga, guru menuliskan soal di papan tulis dan bersama-sama dengan siswa mencoba menjawab soal tersebut dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Siswa sangat antusias pada saat guru 77 mempraktekkan alat peraga blok pecahan tersebut. Kemudian guru memberitahukan bahwa kegiatan selanjutnya adalah berkelompok. Guru membagi siswa dalam kelompok menjelaskan tentang cara mengerjakannya. Selesai menjelaskan, guru meminta siswa untuk mengerjakan bersama anggota kelompoknya dengan waktu 15 menit dan guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan setiap kelompok. Selesai berkelompok guru meminta masing-masing kelompok mewakilkan satu siswa untuk presentasi. Guru kemudian menanyakan kepada siswanya adakah yang ingin ditanyakan oleh siswa. Guru melanjutkan dengan meminta siswa kembali ke tempatnya masing-masing dan membagikan soal individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir berisi pemberian tugas dari guru kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu penjumlahan berpenyebut tidak sama dan meminta siswa untuk memasukkan buku matematika dan bersiap untuk pelajaran selanjutnya. 78 2 Pertemuan II a Kegiatan Awal Pertemuan II siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Januari pada jam ke-1 sampai dengan jam ke-4 yang meliputi kegiatan awal 15 menit, kegiatan inti 120 menit, dan kegiatan akhir 5 menit. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas dan guru melanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Ada 2 siswa yang tidak masuk pada hari ini karena sakit tipes dan yang satu tidak hadir tanpa alasan. Guru melanjutkan dengan bercerita sebagai apersepsi. Selesai memberikan apersepsi, guru melanjutkan dengan memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada hari itu. b Kegiatan Inti Guru memulai pembelajaran dengan menuliskan 1 soal penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa berpenyebut berbeda. Guru bertanya jawab kepada siswa cara mengerjakan soal tersebut. Selanjutnya guru menerangkan bahwa soal tersebut dapat dikerjakan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Guru memperagakan cara menyelesaikan soal penjumlahan tersebut dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Semua siswa terlihat antusias dan memperhatikan guru dalam memperagakan 79 alat dengan seksama. Setelah selesai, guru memberikan contoh soal kedua dan memperagakan sambil menerangkan cara menggunakannya. Selesai memperagakan dengan alat peraga, guru menuliskan 4 soal berbeda jenis dan meminta siswa untuk maju ke depan. Masing-masing siswa diminta oleh guru untuk mengerjakan dengan caranya sesuai yang dipahami. Setelah selesai mengerjakan, guru meminta siswa tersebut untuk mengerjakan dan membuktikan jawabannya dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Setelah selesai, guru melanjutkan dengan membagi siswa dalam kelompok. Dalam kelompok, siswa mengerjakan soal LKS bersama-sama. Hampir semua anggota kelompok ikut andil dalam mengerjakan LKS. Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk mengecek dan menjawab beberapa pertanyaan dari siswa. Setelah semua kelompok selesai, guru meminta satu persatu perwakilan kelompok untuk maju ke depan, menuliskan hasilnya dan mempraktekkan dengan alat peraga blok pecahan. Setelah pembahasan LKS selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dipahami. Guru kemudian menyimpulkan pembelajaran bersama dengan siswa. Setelah itu siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing dan mengerjakan evaluasi. 80 c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir diisi oleh guru dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang kembali materi di rumah. Setelah itu guru menutup pembelajaran dan meminta siswa untuk beristirahat. 3 Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2016 pada jam ke-1 dan 2. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan tes mandiri berupa post test kepada siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Adapun hasil tes mandiri disajikan pada tabel dan gambar diagram berikut. 81 Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus I No. Nama Nilai Keterangan Tuntas Tidak Tuntas 1 ANR 100  2 AK 93,33  3 AS 40  4 AI 100  5 AKWT 80  6 CAS 86,67  7 DAP 100  8 DAAA 80  9 ESS 73,33  10 FR 86,67  11 FC 86,67  12 F 40  13 HN 100  14 KEN 100  15 LS 60  16 MDU 93,33  17 NNA 93,33  18 RA 100  19 RNS 100  20 RR 86,67  21 RZA 93,33  22 R 93,33  23 SF 100  24 VY 100  25 YA 93,33  26 YE 93,33  27 YFN 40  38 ZI 100  39 ZMM 60  30 NA 46,67  31 SH 66,67  Jumlah 2586,66 27 4 Rata-rata 83,4406 - - Nilai Tertinggi 100 - - Nilai Terendah 40 - - Persentase Ketuntasan 87,10 87,10 12,90 82 Gambar 3. Diagram Batang Nilai Post Test Siklus I Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa, 27 diantaranya sudah tuntas dengan mendapat nilai ≥ 60, 4 diantaranya masih dalam kategori tidak tuntas karena mendapat nilai 60. Nilai rata-rata kelas mencapai skor 84,4406 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 87,10. Oleh karena itu, berdasarkan hasil tersebut, upaya meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus I ini belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yaitu 90 siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan dengan nilai ≥ 60. Apabila dibandingkan antara hasil pre test dan post test siklus I, maka dapat digambarkan dengan tabel persentase dan diagram batang sebagai berikut. 87,10 12,90 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Siklus I P er se n tase K etun tasan Nilai Siswa Tuntas Tidak Tuntas 83 Tabel 7. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa pada Pre Test dan Siklus I No. Uraian Pre Test Siklus I Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas 1 Ketuntasan 20 11 27 4 2 Persentase 64,51 35,49 87,10 12,90 3 Nilai Rata-rata 66,4575 83,4406 4 Kenaikan Nilai rata- rata 16,9831 Gambar 4. Diagram Batang Perbandingan Nilai Siswa pada Pre Test dan Post Test Siklus I Tabel dan diagram batang di atas menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa dari pre test ke post test siklus I. Nilai rata-rata pre test sebesar 66,4575 meningkat menjadi 83,4406 pada siklus I dengan peningkatan sebesar 16,9831. Siswa yang 64,51 87,10 35,49 12,90 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pre Test Siklus I P er se n tase K etun tasan Nilai Siswa Tuntas Tidak Tuntas 84 mendapat nilai ≥ 60 atau kategori tuntas berjumlah 20 siswa 64,51 pada pre test meningkat menjadi 27 siswa 87,10 setelah diberi tindakan pada siklus I. Sebaliknya siswa yang mendapat nilai 60 atau tidak tuntas berkurang jumlahnya dari 11 siswa 35,49 pada pre test menjadi 4 siswa 12,90 setelah dilaksanakan tindakan siklus I.

c. Observasi Tindakan Siklus I

Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati perilaku siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil pengamatan pada proses pembelajaran matematika menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1 Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Proses pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga blok pecahan pada materi penjumlahan pecahan diobservasi menggunakan lembar observasi. Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat dilihat pada tabel dan diagram batang berikut. 85 Tabel 8. Skor Hasil Observasi Pada Siswa Siklus I No. Indikator Aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Siklus I 1 Tanggapan siswa terhadap media a. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran 93 93 93 b. Siswa memperhatikan pelajaran 93 93 93 c. Siswa aktif dalam proses belajar mengajar 62 62 62 2 Partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar d. Siswa merespon pertanyaan dari guru 62 124 93 e. Siswa merespon tugas dari guru 62 124 93 f. Siswa menanggapi penjelasan guru dengan serius 93 93 93 g. Siswa mengikuti arahan guru dengan baik 93 93 93 h. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 62 62 62 3 Partisispasi siswa dalam kelompok i. Siswa aktif dalam diskusi mengerjakan LKS 93 93 93 j. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya 93 93 93 k. Siswa bertanggungjawab dalam penyelesaian tugas kelompoknya 93 93 93 Skor Total 899 1023 961 Skor Maksimum 1364 1364 1364 Persentase 65,90 75 70,45 86 Gambar 5. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I Berdasarkan tabel dan diagram batang tersebut hasil analisis pengamatan pada aktivitas siswa diperoleh persentase di siklus I adalah 70,45. Hasil tersebut berada pada kategori sedang berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman 65. Oleh karena itu, hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I ini masih belum sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yaitu 75 dari skor maksimal. 70,45 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 Siklus I P er se n tase Aktivitas Siswa 87 2 Pengamatan terhadap guru Proses pengamatan terhadap guru pada pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga blok pecahan pada materi penjumlahan pecahan diobservasi menggunakan lembar observasi. Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut. 88 Tabel 9. Skor Hasil Observasi Pada Guru Siklus I No. Fokus Penilaian Butir Penilaian Skor 1 2 3 4 A. Membuka Pelajaran 1. Penyiapan Siswa  2. Penyamaian Kompetensi dasar  3. Apersepsipengantar  B. Penguasaan Materi; Penyampaian Materi 4. Penguasaan materi pembelajaran  5. Penyampaian materi sistematis dan logis  C. Interaksi Pembelajaran ;Skenario Pembelajaran 6. Kesesuaian langkah pembelajaran  7. Keefektifan pengelolaan kelas  8. Ketepatan teknik bertanya menanggapi  9. Kecakapan menggunakan media  D. Penggunaan Bahasa; Penampilan Gerak; Alokasi Waktu 10. Volume suara, kejelasan vokal, kelancaran bicara dan variasi intonasi  11. Keluwesan gerak  12. Kepercayaan diri, pandangan mata  13. Ketepatan alokasi waktu  E. Menutup Pelajaran 14. Membuat simpulan  15. Memberikan tugas  Jumlah Skor 44 Persentase skor = x 100 = x 100 = 73,3 Berdasarkan data di atas, hasil analisis pengamatan pada aktivitas guru diperoleh persentase di siklus I adalah 73,3 dan berada pada kategori tinggi berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman 65. 89

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Pada siklus I pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga blok pecahan masih belum berjalan secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil dari persentase ketuntasan kelas yang belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Ada banyak hal yang menyebabkan belum optimalnya proses pembelajaran. Berikut adalah kendala-kendala yang dihadapi: 1 Siswa belum berani maju ke depan kelas mengerjakan soal dan memperagakannya dengan alat peraga blok pecahan. 2 Pemberian penghargaan kepada siswa yang sudah berani tampil masih kurang. 3 LKS dan soal evaluasi pada pertemuan I masih menggunakan soal penjumlahan pecahan biasa semua, belum ada yang campuran. 4 Dalam pembagian kelompok, beberapa siswa laki-laki masih enggan menerima kelompoknya karena hanya sedikit laki-laki dalam kelompoknya. 5 Alat peraga blok pecahan klasikal yang menggambarkan bilangan bulat 1 masih kurang. 6 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat peraga masih kurang. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka peneliti bersama guru melakukan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada 90 siklus II agar peningkatan prestasi belajar siswa dapat optimal. Perbaikan tersebut diantaranya: 1 Untuk menyemangati siswa agar berani maju ke depan kelas mengerjakan soal dan memperagakan alat peraga, maka guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan, bintang, dan hadiah. 2 LKS dan soal evaluasi pada siklus II dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan. 3 Pembagian kelompok dibuat dengan mencampurkan siswa yang belum bisa dengan siswa yang sudah bisa dan siswa laki- laki masing-masing kelompok minimal dua orang. 4 Penambahan alat peraga blok pecahan klasikal yang menggambarkan bilangan bulat 1 sebanyak 4 buah. 5 Dibuat alat peraga blok pecahan kelompok sehingga siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk praktek menggunakan alat peraga blok pecahan. 2. Siklus II

a. Rencana Tindakan Siklus II

Rencana tindakan pada siklus II telah direvisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II masih mencakup materi yang sama dengan yang sudah dilakukan pada siklus I dan masih menggunakan alat peraga blok pecahan. Hanya saja pada siklus II ini siswa akan lebih banyak terlibat aktif dalam proses 91 pembelajaran karena disediakan alat peraga blok pecahan pada masing-masing kelompok. Selain itu pembelajaran dipadukan dengan metode permainan tanpa mengesampingkan alat peraga blok pecahan. Peneliti dan guru berusaha mengoptimalkan penggunaan alat peraga sehingga setiap siswa mampu menggunakan dan memahami dengan baik. Dengan begitu keaktifan dan pemahaman siswa akan lebih meningkat. Tahap persiapan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu melakukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dikonsultasikan pada guru, membuat alat peraga untuk masing-masing kelompok sejumlah 6 buah, dan bintang sebagai penghargaan untuk siswa. Rencana tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan untuk materi dan 1 kali pertemuan untuk post test. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1 Pertemuan I a Kegiatan Awal Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2016 pada jam pelajaran kelima sampai dengan kedelapan yang berisikan kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 125 menit, dan kegiatan akhir 5 menit dengan materi penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dan tiga pecahan berturut-turut. Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 92 dan dilanjutkan dengan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa. Guru melanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran pada hari itu. b Kegiatan Inti Kegiatan inti diawali dengan guru memberikan dua contoh soal penjumlahan. Guru meminta siswa untuk maju ke depan mengerjakan. Selesai mengerjakan, guru bersama siswa lainnya mencocokkan bersama-sama dan meminta tepuk tangan karena siswa tersebut sudah berani maju. Selain itu guru memberikan sebuah bintang sebagai tanda penghargaan karena sudah berani maju. Guru mengeluarkan alat peraga blok pecahan secara klasikal dan menuliskan 4 soal berbeda di papan tulis. Guru meminta perwakilan 4 siswa untuk maju dan mengerjakan soal dengan alat peraga blok pecahan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok dan membagikan LKS serta alat peraga blok pecahan. Guru menjelaskan bahwa tugas setiap kelompok yang pertama adalah menggunakan alat peraga blok pecahan untuk menjawab soal dan melakukan kegiatan tutor sebaya. Pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya masing- masing, guru mulai berkeliling dan mengecek setiap kelompok. Selesai praktek tutor sebaya, guru meminta siswa 93 untuk memperhatikan dan akan melanjutkan tugas yang berikutnya yaitu melakukan permainan talking stick. Dalam permainan ini guru dibantu oleh peneliti untuk menghidupkan dan mematikan musik. Guru mulai membacakan dan menuliskan soal di papan tulis. Siswa yang mendapat jatah mengerjakan langsung mengerjakan di kelompoknya dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Selesai mengerjakan guru berkeliling mengecek hasil pekerjaan setiap siswa yang telah selesai. Permainan dilanjutkan hingga 3 soal berikutnya. Setelah selesai permainan, guru memberikan kesempatan kepada siswa jika ada yang ingin ditanyakan dan menyimpulkan pembelajaran bersama. Kemudian guru melanjutkan dengan memberikan soal evaluasi. c Kegiatan Akhir Setelah selesai mengerjakan evaluasi, guru meminta siswa untuk belajar kembali di rumah dan menutup pelajaran matematika dengan meminta siswa untuk istirahat. 2 Pertemuan II a Kegiatan Awal Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2016 jam pelajaran pertama dan kedua berisikan 94 kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 55 menit, dan kegiatan akhir 5 menit. Kegiatan awal dimulai guru dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dan mengecek kehadiran siswa. Guru kemudian melanjutan dengan memberikan apersepsi kepada siswa melalui tanya jawab. Selesai melakukan apersepsi, guru melanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu. b Kegiatan Inti Kegiatan inti dimulai dengan guru memberikan soal penjumlahan pecahan kepada siswa sebanyak 3 soal dan meminta siswa untuk maju ke depan mengerjakan soal menggunakan alat peraga blok pecahan. Selesai siswa mengerjakan, guru mengecek pekerjaan siswa dan memberikan bintang sebagai penghargaan karena siswa berani maju ke depan. Guru menambahkan soal dan meminta salah satu siswa untuk maju mengerjakan dengan alat peraga dan memberikan penghargaan saat siswa tersebut selesai mengerjakan. Guru melanjutkan dengan menjelaskan bahwa kegiatan selanjutnya adalah berkelompok. Guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagikan LKS dan alat peraga blok pecahan untuk masing-masing kelompok dilanjutkan dengan 95 memberikan penjelasan cara mengerjakan tugas dalam kelompok yaitu tutor sebaya seperti hari sebelumnya. Selesai menjelaskan guru meminta siswa memulai kegiatan dan berkeliling ke setiap kelompok. Setelah selesai praktek tutor sebaya, guru meminta siswa untuk bersiap melakukan kegiatan yang kedua yaitu permainan “Siapa Cepat Mereka Dapat”. Guru mulai memberikan penjelasan cara bermain. Setelah itu, guru bersama siswa memulai permainan dengan dibantu oleh peneliti sebagai pengamat kelompok tercepat yang menyelesaikan soal. Setelah permaian selesai, guru menanyakan kelompok yang mendapat bintang terbanyak dan siswa yang mendapat bintang terbanyak kemudian memberikan hadiah. Setelah selesai pemberian penghargaan, guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing dan menanyakan apa yang sudah siswa pelajari pada hari ini dan bagaimana tanggapan siswa untuk kegiatan pada hari ini. Guru melanjutkan dengan memberikan soal evaluasi kepada setiap siswa untuk dikerjakan. 96 c Kegiatan Akhir Setelah siswa selesai mengerjakan, guru memberikan pesan kepada siswanya untuk belajar kembali di rumah mempelajari materi yang sudah diajarkan. Selanjutnya guru minta siswa memasukkan buku matematika dan melanjutkan pembelajaran selanjutnya. 3 Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2016 pada jam ke-1 dan 2. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan tes mandiri berupa post test kepada siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Adapun hasil tes mandiri disajikan pada tabel dan diagram berikut. 97 Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus II No. Nama Nilai Keterangan Tuntas Tidak Tuntas 1 ANR 80  2 AK 100  3 AS 73,33  4 AI 93,33  5 AKWT 40  6 CAS 93,33  7 DAP 86,67  8 DAAA 93,33  9 ESS 80  10 FR 93,33  11 FC 93,33  12 F 80  13 HN 100  14 KEN 100  15 LS 93,33  16 MDU 93,33  17 NNA 100  18 RA 100  19 RNS 100  20 RR 100  21 RZA 100  22 R 100  23 SF 100  24 VY 100  25 YA 80  26 YE 86,67  27 YFN 93,33  38 ZI 66,67  39 ZMM 93,33  30 NA 80  31 SH 80  Jumlah 2773,31 30 1 Rata-rata 89,4616 - - Nilai Tertinggi 100 - - Nilai Terendah 40 - - Persentase Ketuntasan 96,77 96,77 3,23 98 Gambar 6. Diagram Batang Nilai Post Test Siklus II Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa, sebanyak 30 siswa sudah tuntas dengan mendapat nilai ≥ 60 dan 1 siswa masih tidak tuntas karena mendapat nilai 60. Nilai rata-rata kelas mencapai skor 89,4616 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 96,77. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus II ini dinyatakan berhasil karena sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yaitu 90 siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan dengan nilai ≥ 60. Apabila dibandingkan antara hasil pre test, post test siklus I dan post test siklus II, maka dapat digambarkan dengan tabel persentase dan diagram batang sebagai berikut. 96,77 3,23 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 Siklus II P er se n tase K etun tasan Nilai Siswa Tuntas Tidak Tuntas 99 Tabel 11. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa pada Pre Test, Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II No . Uraian Pre Test Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas 1 Ketuntasan 20 11 27 4 30 1 2 Presentase 64,51 35,49 87,10 12,90 96,77 3,23 3 Nilai Rata- rata 66,4575 83,4406 89,4616 Gambar 7. Diagram Batang Perbandingan Prestasi Belajar Siswa pada Pre Test, Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II Tabel dan diagram batang di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada siswa. Peningkatan dapat dilihat nilai rata-rata siswa dari pre test, post test siklus I dan post test siklus II. Nilai rata-rata pre test sebesar 66,4575 meningkat pada post test siklus I menjadi 83,4406 dan meningkat kembali menjadi 89,4616 pada post test siklus II. Siswa yang 64,51 87,10 96,77 35,49 12,90 3,23 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 Pre Test Siklus I Siklus II P er se n tase K etun tasan Nilai Siswa Tuntas Tidak Tuntas 100 mendapat nilai ≥ 60 atau kategori tuntas berjumlah 20 siswa pada saat pre test 64,51, meningkat menjadi 27 siswa 87,10 pada post test siklus I dan meningkat menjadi 30 siswa 96,77 setelah diberi tindakan pada post test siklus II. Sebaliknya siswa yang mendapat nilai 60 atau tidak tuntas berkurang jumlahnya dari 11 siswa 35,49 pada pre test, menjadi 4 siswa 12,90 pada post test siklus I dan hanya 1 siswa 3,23 pada post test siklus II.

c. Observasi Tindakan Siklus II

Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati perilaku siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil pengamatan pada proses pembelajaran matematika menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1 Pengamatan terhadap siswa Proses pengamatan terhadap siswa pada siklus II sama dengan siklus I yaitu diobservasi menggunakan lembar observasi. Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini. 101 Tabel 12. Skor Hasil Observasi Pada Siswa Siklus II No Indikator Aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Siklus II 1 Tanggapan siswa terhadap media a. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran 93 124 108,5 b. Siswa memperhatikan pelajaran 93 124 108,5 c. Siswa aktif dalam proses belajar mengajar 124 124 124 2 Partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar d. Siswa merespon pertanyaan dari guru 93 93 93 e. Siswa merespon tugas dari guru 124 124 124 f. Siswa menanggapi penjelasan guru dengan serius 93 93 93 g. Siswa mengikuti arahan guru dengan baik 93 93 93 h. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 93 93 93 3 Partisispasi siswa dalam kelompok i. Siswa aktif dalam diskusi mengerjakan LKS 124 124 124 j. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya 124 124 124 k. Siswa bertanggungjawab dalam penyelesaian tugas kelompoknya 124 124 124 Skor Total 1178 1240 1209 Skor Maksimum 1364 1364 1364 Persentase 86,36 90,90 88,63 102 Gambar 8. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, maka hasil analisis pengamatan pada aktivitas siswa diperoleh persentase di siklus II adalah 88,63 dan berada pada kategori sangat tinggi berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman 65. Oleh karena itu, berdasarkan hasil observasi tersebut, aktivitas siswa di siklus II telah mencapai keberhasilan tindakan yaitu 75 dari skor maksimal dan dinyatakan berhasil. Apabila dibandingkan antara hasil observasi aktivitas siswa siklus I dan siklus II, maka dapat digambarkan dengan tabel persentase dan diagram batang sebagai berikut. 88,63 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Siklus II P er se n tase Aktivitas Siswa 103 Tabel 13. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II No. Uraian Siklus I Siklus II 1 Persentase 70,45 88,63 2 Peningkatan Persentase 18,18 Gambar 9. Diagram Batang Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Tabel dan diagram batang di atas menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase aktivitas siswa yaitu pada siklus I sebesar 70,45 menjadi 88,63 pada siklus II dengan peningkatan persentasenya sebesar 18,18. 70,45 88,63 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Siklus I Siklus II P er se n tase Aktivitas 104 2 Pengamatan terhadap guru Proses pengamatan terhadap guru pada siklus II sama dengan proses pengamatan pada siklus I yaitu diobservasi menggunakan lembar observasi. Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 14. Skor Hasil Observasi Pada Guru Siklus II No. Fokus Penilaian Butir Penilaian Skor 1 2 3 4 A. Membuka Pelajaran 1. Penyiapan Siswa   2. Penyamaian Kompetensi dasar   3. Apersepsipengantar   B. Penguasaan Materi; Penyampaian Materi 4. Penguasaan materi pembelajaran   5. Penyampaian materi sistematis dan logis  C. Interaksi Pembelajaran ; Skenario Pembelajaran 6. Kesesuaian langkah pembelajaran  7. Keefektifan pengelolaan kelas  8. Ketepatan teknik bertanya menanggapi  9. Kecakapan menggunakan media   D. Penggunaan Bahasa; Penampilan Gerak; Alokasi Waktu 10. Volume suara, kejelasan vokal, kelancaran bicara dan variasi intonasi  11. Keluwesan gerak   12. Kepercayaan diri, pandangan mata  13. Ketepatan alokasi waktu  E. Menutup Pelajaran 14. Membuat simpulan   15. Memberikan tugas   Jumlah Skor 51 105 Persentase skor = x 100 = x 100 = 85 Berdasarkan data di atas, hasil analisis pengamatan pada aktivitas guru diperoleh persentase di siklus II adalah 85 dan berada pada kategori tinggi berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman 65.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan hasilnya dianalisis, maka peneliti bersama guru melakukan refleksi siklus II dengan hasil sebagai berikut: 1 Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. 2 Pemberian penghargaan berupa tepuk tangan, bintang, dan hadiah membuat siswa bersemangat dan berlomba-lomba untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal dari guru dan memperagakannya dengan alat peraga blok pecahan. 3 LKS dan soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan. 4 Siswa mampu bekerja dalam kelompok dengan baik dan saling membantu satu sama lain. 106 5 Pembuatan alat peraga blok pecahan untuk kelompok sangat efektif karena siswa lebih memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan alat peraga blok pecahan dan melakukan kegiatan tutor sebaya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti baik data nilai post test maupun data observasi siswa hasilnya telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penelitian ini cukup dilaksanakan sampai dengan siklus II dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

D. Pembahasan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan kegiatan observasi di SDN Balangan 1 dan wawancara dengan guru kelas V. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, peneliti menemukan bahwa mata pelajaran matematika di kelas V masih tergolong rendah prestasi belajarnya. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran di kelas masih kurang optimal. Kegiatan belajar mengajar masih menggunakan metode pembelajan konvensional yaitu ceramah dan pemberian tugas. Proses belajar mengajar di dalam kelas juga masih jarang menggunakan alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran. Padahal anak SD masih membutuhkan proses pembelajaran operasional konkret, namun hal itu masih belum sepenuhnya terpenuhi. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran sehingga 107 ketertarikan siswa pada pelajaran matematika pun berkurang dan prestasi belajarnya tidak maksimal. Hal ini terbukti berdasarkan hasil pre test yang dilakukan oleh peneliti yaitu dari 31 siswa kelas V, baru 20 siswa 64,51 yang tuntas dan 11 siswa 35,49 lainnya tidak tuntas. Meskipun sudah lebih dari setengahnya yang tuntas, akan tetapi persentase tuntasnya masih belum optimal mengingat materi pecahan ini sudah siswa pelajari dari kelas III SD. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah ini peneliti melakukan penelitian dengan fokus menggunakan alat peraga blok pecahan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika materi penjumlahan pecahan di kelas V. Pemberian tindakan pada penelitian ini dimulai dari siklus I dengan dua pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada masing-masing pertemuan siswa terlihat tertarik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Saat guru memberikan soal siswa banyak yang menjawab secara langsung. Akan tetapi saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan di depan kelas, hampir semua siswa tidak ada yang mengacungkan tangan dan hanya saling meminta teman-temannya yang maju. Pada akhirnya guru harus menunjuk siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Hal ini terjadi dalam dua pertemuan di siklus I. Meskipun guru terus memberikan motivasi dan semangat agar siswa berani maju, akan tetapi siswa masih tetap tidak mau maju dan menunggu guru menunjuk 108 siswa. Kurang beraninya siswa tersebut menyebabkan proses pembelajaran di siklus I yang seharusnya didominasi oleh siswa belum terpenuhi. Akibatnya dalam penggunaan alat peraga blok pecahan untuk dipraktekkan langsung oleh siswa juga masih belum optimal sehingga hanya beberapa siswa yang dapat praktek langsung dengan alat peraga blok pecahan. Selain itu, pemberian penghargaan terhadap siswa yang maju juga masih kurang sehingga siswa belum termotivasi lebih untuk maju mengerjakan soal. Dalam pertemuan pertama siklus I terjadi kekeliruan dalam pemberian soal LKS dan evaluasi di akhir pertemuan, yang seharusnya berisikan soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama baik itu pecahan biasa dengan biasa, biasa dengan campuran, maupun campuran dengan campuran, tetapi hanya terdapat soal penjumlahan pecahan biasa dengan biasa. Sehingga siswa hanya mendapatkan materi mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama antara biasa dengan campuran dan campuran dengan campuran pada saat kegiatan pembelajaran sebelum mengerjakan LKS. Beberapa kendala yang terjadi tersebut membuat pembelajaran di siklus I belum mencapai hasil secara optimal baik dari prestasi belajarnya maupun aktivitas siswanya. Hal ini dapat dilihat dari hasil peningkatan prestasi belajar dan aktivitas siswa di siklus I yang masih belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Meskipun terjadi peningkatan prestasi belajar yang cukup signifikan dari pre test ke siklus I, yaitu dari 20 siswa 109 64,51 yang tuntas meningkat menjadi 27 siswa 87,10 serta nilai rata-rata sebesar 66,4575 pada pre test meningkat menjadi 83,4406 pada siklus I, akan tetapi hasil tersebut masih belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang pertama yaitu 90 siswa mendapatkan nilai ≥ 60. Begitu juga dengan aktivitas siswa yang pada siklus I baru mencapai persentase skor sebesar 70,45. Hal ini belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang kedua yaitu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 75 dari skor maksimal. Karena pada siklus I pembelajaran yang dilakukan masih belum maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, maka dilanjutkan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana pembelajarannya. Peneliti dan guru berusaha menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebaik mungkin dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I agar siswa mampu dan mau terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pertemuan pertama maupun pertemuan kedua di siklus II ini guru mencoba mengajak siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok pecahan yang dipadukan dengan menggunakan metode tutor sebaya dan permainan pada saat kegiatan dalam LKS. Dalam kegiatan awal dan inti sebelum mengerjakan LKS, guru memberikan beberapa soal mengenai pecahan dan meminta siswa untuk maju mengerjakan. Setiap siswa yang berani maju diberikan penghargaan

Dokumen yang terkait

Penggunaan Alat Peraga "Blok Pecahan" Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDN Cakung Barat 04 Pagi

0 18 0

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SRAGEN 1

1 7 61

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN ALAT PERAGA Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Dua Dimensi Dan Tiga Dimens Pada Kelas V SD Muha

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG PECAHAN DI KELAS IV SDN WARANGAN I.

1 21 181

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO YOGYAKARTA.

5 23 150

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar a. Prestasi Belajar - UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository pe

0 0 25

PENINGKATAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 SAMBIRATA

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUMDI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TAMANSARI TAHUN 2013/2014 - repository perpustakaan

0 0 8