76
mempelajari materi hari ini dan siswa menjawab siap. Guru mulai memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa-
siswanya menyanyikan lagu Topi Saya Bundar. Dalam menyanyikan lagu ini beberapa kali guru menggerakkan tangan
dan badannya yang diikuti oleh siswa dan memberikan pertanyaan pada siswa. Setelah itu guru mulai memberikan
informasi kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada hari itu.
b Kegiatan Inti
Guru memulai kegiatan inti dengan menuliskan soal penjumlahan pecahan dan menjelaskan cara mengerjakannya.
Guru memberikan soal kembali dan meminta siswa untuk maju ke depan. Karena tidak ada siswa yang mau maju setelah ditunggu
beberapa saat, guru menunjuk siswa secara langsung. Setelah menyelesaikan soal tersebut, guru mengenalkan dan menjelaskan
bahwa alat peraga blok pecahan bisa digunakan untuk menjawab soal penjumlahan pecahan kemudian dilanjutkan dengan
memperagakan,. Selesai mencontohkan cara penggunaan alat peraga, guru
menuliskan soal di papan tulis dan bersama-sama dengan siswa mencoba menjawab soal tersebut dengan menggunakan alat
peraga blok pecahan. Siswa sangat antusias pada saat guru
77
mempraktekkan alat peraga blok pecahan tersebut. Kemudian guru memberitahukan bahwa kegiatan selanjutnya adalah
berkelompok. Guru membagi siswa dalam kelompok menjelaskan tentang cara mengerjakannya.
Selesai menjelaskan,
guru meminta
siswa untuk
mengerjakan bersama anggota kelompoknya dengan waktu 15 menit dan guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan setiap
kelompok. Selesai berkelompok guru meminta masing-masing kelompok mewakilkan satu siswa untuk presentasi.
Guru kemudian menanyakan kepada siswanya adakah yang ingin ditanyakan oleh siswa. Guru melanjutkan dengan meminta
siswa kembali ke tempatnya masing-masing dan membagikan soal individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi.
c Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir berisi pemberian tugas dari guru kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu penjumlahan
berpenyebut tidak sama dan meminta siswa untuk memasukkan buku matematika dan bersiap untuk pelajaran selanjutnya.
78
2 Pertemuan II
a Kegiatan Awal
Pertemuan II siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Januari pada jam ke-1 sampai dengan jam ke-4 yang meliputi kegiatan
awal 15 menit, kegiatan inti 120 menit, dan kegiatan akhir 5 menit. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama dipimpin
oleh ketua kelas dan guru melanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Ada 2 siswa yang tidak masuk pada hari ini
karena sakit tipes dan yang satu tidak hadir tanpa alasan. Guru melanjutkan dengan bercerita sebagai apersepsi. Selesai
memberikan apersepsi, guru melanjutkan dengan memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada hari itu.
b Kegiatan Inti
Guru memulai pembelajaran dengan menuliskan 1 soal penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa berpenyebut
berbeda. Guru bertanya jawab kepada siswa cara mengerjakan soal tersebut.
Selanjutnya guru menerangkan bahwa soal tersebut dapat dikerjakan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Guru
memperagakan cara menyelesaikan soal penjumlahan tersebut dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Semua siswa
terlihat antusias dan memperhatikan guru dalam memperagakan
79
alat dengan seksama. Setelah selesai, guru memberikan contoh soal kedua dan memperagakan sambil menerangkan cara
menggunakannya. Selesai
memperagakan dengan
alat peraga,
guru menuliskan 4 soal berbeda jenis dan meminta siswa untuk maju
ke depan. Masing-masing siswa diminta oleh guru untuk mengerjakan dengan caranya sesuai yang dipahami. Setelah
selesai mengerjakan, guru meminta siswa tersebut untuk mengerjakan
dan membuktikan
jawabannya dengan
menggunakan alat peraga blok pecahan. Setelah selesai, guru melanjutkan dengan membagi siswa
dalam kelompok. Dalam kelompok, siswa mengerjakan soal LKS bersama-sama. Hampir semua anggota kelompok ikut andil dalam
mengerjakan LKS. Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk mengecek dan menjawab beberapa
pertanyaan dari siswa. Setelah semua kelompok selesai, guru meminta satu persatu perwakilan kelompok untuk maju ke depan,
menuliskan hasilnya dan mempraktekkan dengan alat peraga blok pecahan. Setelah pembahasan LKS selesai, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang
belum dipahami.
Guru kemudian
menyimpulkan pembelajaran bersama dengan siswa. Setelah itu siswa kembali ke
tempat duduknya masing-masing dan mengerjakan evaluasi.
80
c Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir diisi oleh guru dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang kembali materi di rumah. Setelah
itu guru menutup pembelajaran dan meminta siswa untuk
beristirahat. 3
Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2016 pada jam ke-1 dan 2. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan
tes mandiri berupa post test kepada siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Adapun hasil tes mandiri disajikan pada
tabel dan gambar diagram berikut.
81
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus I No.
Nama Nilai
Keterangan Tuntas
Tidak Tuntas 1
ANR 100
2
AK 93,33
3
AS 40
4
AI 100
5
AKWT 80
6
CAS 86,67
7
DAP 100
8
DAAA 80
9
ESS 73,33
10
FR 86,67
11
FC 86,67
12
F 40
13
HN 100
14
KEN 100
15
LS 60
16
MDU 93,33
17
NNA 93,33
18
RA 100
19
RNS 100
20
RR 86,67
21
RZA 93,33
22
R 93,33
23
SF 100
24
VY 100
25
YA 93,33
26
YE 93,33
27
YFN 40
38
ZI 100
39
ZMM 60
30
NA 46,67
31
SH 66,67
Jumlah
2586,66 27
4 Rata-rata
83,4406 -
- Nilai Tertinggi
100 -
- Nilai Terendah
40 -
- Persentase Ketuntasan
87,10 87,10
12,90
82
Gambar 3. Diagram Batang Nilai Post Test Siklus I Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui
bahwa dari 31 siswa, 27 diantaranya sudah tuntas dengan mendapat nilai ≥ 60, 4 diantaranya masih dalam kategori tidak tuntas karena
mendapat nilai 60. Nilai rata-rata kelas mencapai skor 84,4406 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Persentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 87,10. Oleh karena itu, berdasarkan hasil tersebut, upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus I ini belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yaitu 90 siswa
telah mencapai KKM yang telah ditetapkan dengan nilai ≥ 60. Apabila dibandingkan antara hasil pre test dan post test
siklus I, maka dapat digambarkan dengan tabel persentase dan diagram batang sebagai berikut.
87,10
12,90 0,00
20,00 40,00
60,00 80,00
100,00
Siklus I
P er
se n
tase K
etun tasan
Nilai Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
83
Tabel 7. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa pada Pre Test dan Siklus I
No. Uraian
Pre Test Siklus I
Tuntas Tidak
Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas
1 Ketuntasan
20 11
27 4
2 Persentase
64,51 35,49
87,10 12,90
3 Nilai Rata-rata
66,4575 83,4406
4 Kenaikan Nilai rata-
rata 16,9831
Gambar 4. Diagram Batang Perbandingan Nilai Siswa pada Pre Test dan Post Test Siklus I
Tabel dan diagram batang di atas menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan nilai rata-rata siswa dari pre test ke post test siklus I. Nilai rata-rata pre test sebesar 66,4575 meningkat menjadi 83,4406
pada siklus I dengan peningkatan sebesar 16,9831. Siswa yang 64,51
87,10
35,49 12,90
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
Pre Test Siklus I
P er
se n
tase K
etun tasan
Nilai Siswa
Tuntas Tidak
Tuntas
84
mendapat nilai ≥ 60 atau kategori tuntas berjumlah 20 siswa 64,51 pada pre test meningkat menjadi 27 siswa 87,10
setelah diberi tindakan pada siklus I. Sebaliknya siswa yang mendapat nilai 60 atau tidak tuntas berkurang jumlahnya dari 11
siswa 35,49 pada pre test menjadi 4 siswa 12,90 setelah dilaksanakan tindakan siklus I.
c. Observasi Tindakan Siklus I
Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati perilaku siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi
yang sudah disiapkan. Hasil pengamatan pada proses pembelajaran matematika menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus I
adalah sebagai berikut. 1
Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa
Proses pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga blok
pecahan pada
materi penjumlahan
pecahan diobservasi
menggunakan lembar observasi. Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat dilihat pada tabel dan diagram batang berikut.
85
Tabel 8. Skor Hasil Observasi Pada Siswa Siklus I No.
Indikator Aspek yang Diamati
Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-rata Siklus I
1 Tanggapan
siswa terhadap
media a. Siswa tertarik
mengikuti pembelajaran
93 93
93 b. Siswa
memperhatikan pelajaran
93 93
93 c. Siswa aktif dalam
proses belajar mengajar
62 62
62 2
Partisipasi siswa dalam
proses belajar
mengajar d. Siswa merespon
pertanyaan dari guru
62 124
93 e. Siswa merespon
tugas dari guru 62
124 93
f. Siswa menanggapi penjelasan guru
dengan serius 93
93 93
g. Siswa mengikuti arahan guru
dengan baik 93
93 93
h. Siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru 62
62 62
3 Partisispasi
siswa dalam kelompok
i. Siswa aktif dalam diskusi
mengerjakan LKS 93
93 93
j. Siswa bekerjasama dengan anggota
kelompoknya 93
93 93
k. Siswa bertanggungjawab
dalam penyelesaian tugas
kelompoknya 93
93 93
Skor Total 899
1023 961
Skor Maksimum 1364
1364 1364
Persentase 65,90
75 70,45
86
Gambar 5. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I Berdasarkan tabel dan diagram batang tersebut hasil
analisis pengamatan pada aktivitas siswa diperoleh persentase di siklus I adalah 70,45. Hasil tersebut berada pada kategori
sedang berdasarkan
tabel kriteria
keberhasilan proses
pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman 65. Oleh karena itu, hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada
siklus I ini masih belum sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yaitu 75 dari skor maksimal.
70,45
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00
Siklus I
P er
se n
tase
Aktivitas Siswa
87
2 Pengamatan terhadap guru
Proses pengamatan terhadap guru pada pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga blok pecahan pada
materi penjumlahan pecahan diobservasi menggunakan lembar observasi. Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat
dilihat pada tabel 6 berikut.
88
Tabel 9. Skor Hasil Observasi Pada Guru Siklus I No.
Fokus Penilaian
Butir Penilaian Skor
1 2
3 4
A. Membuka
Pelajaran 1. Penyiapan Siswa
2. Penyamaian Kompetensi
dasar
3. Apersepsipengantar
B. Penguasaan
Materi; Penyampaian
Materi 4. Penguasaan materi
pembelajaran
5. Penyampaian materi sistematis dan logis
C.
Interaksi Pembelajaran
;Skenario Pembelajaran
6. Kesesuaian langkah pembelajaran
7. Keefektifan pengelolaan
kelas
8. Ketepatan teknik bertanya menanggapi
9. Kecakapan menggunakan
media
D. Penggunaan
Bahasa; Penampilan
Gerak; Alokasi
Waktu 10. Volume suara, kejelasan
vokal, kelancaran bicara dan variasi intonasi
11. Keluwesan gerak
12. Kepercayaan diri, pandangan
mata
13. Ketepatan alokasi waktu
E. Menutup
Pelajaran 14. Membuat simpulan
15. Memberikan tugas
Jumlah Skor
44 Persentase skor =
x 100 = x 100
= 73,3 Berdasarkan data di atas, hasil analisis pengamatan pada
aktivitas guru diperoleh persentase di siklus I adalah 73,3 dan berada pada kategori tinggi berdasarkan tabel kriteria keberhasilan
proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman
65.
89
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Pada siklus I pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga blok pecahan masih belum berjalan secara optimal. Hal
tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil dari persentase ketuntasan kelas yang belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Ada banyak hal yang menyebabkan belum optimalnya proses pembelajaran. Berikut adalah kendala-kendala yang dihadapi:
1 Siswa belum berani maju ke depan kelas mengerjakan soal dan
memperagakannya dengan alat peraga blok pecahan.
2 Pemberian penghargaan kepada siswa yang sudah berani tampil
masih kurang.
3 LKS dan soal evaluasi pada pertemuan I masih menggunakan soal
penjumlahan pecahan biasa semua, belum ada yang campuran.
4 Dalam pembagian kelompok, beberapa siswa laki-laki masih enggan menerima kelompoknya karena hanya sedikit laki-laki
dalam kelompoknya.
5 Alat peraga blok pecahan klasikal yang menggambarkan bilangan
bulat 1 masih kurang.
6 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat
peraga masih kurang.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka peneliti bersama guru melakukan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada
90
siklus II agar peningkatan prestasi belajar siswa dapat optimal. Perbaikan tersebut diantaranya:
1 Untuk menyemangati siswa agar berani maju ke depan kelas mengerjakan soal dan memperagakan alat peraga, maka guru
memberikan penghargaan berupa tepuk tangan, bintang, dan
hadiah.
2 LKS dan soal evaluasi pada siklus II dibuat sesuai dengan
materi yang diajarkan.
3 Pembagian kelompok dibuat dengan mencampurkan siswa yang belum bisa dengan siswa yang sudah bisa dan siswa laki-
laki masing-masing kelompok minimal dua orang.
4 Penambahan alat peraga blok pecahan klasikal yang
menggambarkan bilangan bulat 1 sebanyak 4 buah.
5 Dibuat alat peraga blok pecahan kelompok sehingga siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk praktek
menggunakan alat peraga blok pecahan. 2. Siklus II
a. Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan pada siklus II telah direvisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II masih
mencakup materi yang sama dengan yang sudah dilakukan pada siklus I dan masih menggunakan alat peraga blok pecahan. Hanya saja pada
siklus II ini siswa akan lebih banyak terlibat aktif dalam proses
91
pembelajaran karena disediakan alat peraga blok pecahan pada masing-masing kelompok. Selain itu pembelajaran dipadukan dengan
metode permainan tanpa mengesampingkan alat peraga blok pecahan. Peneliti dan guru berusaha mengoptimalkan penggunaan alat peraga
sehingga setiap siswa mampu menggunakan dan memahami dengan baik. Dengan begitu keaktifan dan pemahaman siswa akan lebih
meningkat. Tahap persiapan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu
melakukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang
dikonsultasikan pada guru, membuat alat peraga untuk masing-masing kelompok sejumlah 6 buah, dan bintang sebagai penghargaan untuk
siswa. Rencana tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan untuk materi dan 1 kali pertemuan untuk post test. b.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1
Pertemuan I a
Kegiatan Awal
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2016 pada jam pelajaran kelima sampai dengan
kedelapan yang berisikan kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 125 menit, dan kegiatan akhir 5 menit dengan materi
penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dan tiga pecahan berturut-turut.
Guru memulai
pembelajaran dengan
menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
92
dan dilanjutkan dengan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa. Guru melanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa
mengenai tujuan pembelajaran pada hari itu.
b Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan guru memberikan dua contoh soal penjumlahan. Guru meminta siswa untuk maju ke depan
mengerjakan. Selesai mengerjakan, guru bersama siswa lainnya mencocokkan bersama-sama dan meminta tepuk
tangan karena siswa tersebut sudah berani maju. Selain itu guru memberikan sebuah bintang sebagai tanda penghargaan
karena sudah berani maju. Guru mengeluarkan alat peraga blok pecahan secara
klasikal dan menuliskan 4 soal berbeda di papan tulis. Guru meminta perwakilan 4 siswa untuk maju dan mengerjakan soal
dengan alat peraga blok pecahan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok dan
membagikan LKS serta alat peraga blok pecahan. Guru menjelaskan bahwa tugas setiap kelompok yang pertama
adalah menggunakan alat peraga blok pecahan untuk menjawab soal dan melakukan kegiatan tutor sebaya.
Pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya masing- masing, guru mulai berkeliling dan mengecek setiap
kelompok. Selesai praktek tutor sebaya, guru meminta siswa
93
untuk memperhatikan dan akan melanjutkan tugas yang berikutnya yaitu melakukan permainan talking stick. Dalam
permainan ini guru dibantu oleh peneliti untuk menghidupkan dan mematikan musik.
Guru mulai membacakan dan menuliskan soal di papan tulis. Siswa yang mendapat jatah mengerjakan langsung
mengerjakan di kelompoknya dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Selesai mengerjakan guru berkeliling
mengecek hasil pekerjaan setiap siswa yang telah selesai. Permainan dilanjutkan hingga 3 soal berikutnya. Setelah
selesai permainan, guru memberikan kesempatan kepada siswa jika ada yang ingin ditanyakan dan menyimpulkan
pembelajaran bersama. Kemudian guru melanjutkan dengan memberikan soal evaluasi.
c Kegiatan Akhir
Setelah selesai mengerjakan evaluasi, guru meminta siswa untuk belajar kembali di rumah dan menutup pelajaran
matematika dengan meminta siswa untuk istirahat.
2 Pertemuan II
a Kegiatan Awal
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2016 jam pelajaran pertama dan kedua berisikan
94
kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 55 menit, dan kegiatan akhir 5 menit. Kegiatan awal dimulai guru dengan
menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dan mengecek kehadiran siswa. Guru kemudian melanjutan dengan
memberikan apersepsi kepada siswa melalui tanya jawab. Selesai melakukan apersepsi, guru melanjutkan dengan
menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu.
b Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan guru memberikan soal penjumlahan pecahan kepada siswa sebanyak 3 soal dan
meminta siswa untuk maju ke depan mengerjakan soal menggunakan alat peraga blok pecahan. Selesai siswa
mengerjakan, guru
mengecek pekerjaan
siswa dan
memberikan bintang sebagai penghargaan karena siswa berani maju ke depan. Guru menambahkan soal dan meminta salah
satu siswa untuk maju mengerjakan dengan alat peraga dan memberikan penghargaan saat siswa tersebut selesai
mengerjakan. Guru melanjutkan dengan menjelaskan bahwa kegiatan
selanjutnya adalah berkelompok. Guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagikan LKS dan alat peraga blok
pecahan untuk masing-masing kelompok dilanjutkan dengan
95
memberikan penjelasan cara mengerjakan tugas dalam kelompok yaitu tutor sebaya seperti hari sebelumnya. Selesai
menjelaskan guru meminta siswa memulai kegiatan dan berkeliling ke setiap kelompok.
Setelah selesai praktek tutor sebaya, guru meminta siswa untuk bersiap melakukan kegiatan yang kedua yaitu
permainan “Siapa Cepat Mereka Dapat”. Guru mulai memberikan penjelasan cara bermain. Setelah itu, guru
bersama siswa memulai permainan dengan dibantu oleh peneliti
sebagai pengamat
kelompok tercepat
yang menyelesaikan
soal. Setelah
permaian selesai,
guru menanyakan kelompok yang mendapat bintang terbanyak dan
siswa yang
mendapat bintang
terbanyak kemudian
memberikan hadiah. Setelah selesai pemberian penghargaan, guru meminta
siswa untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing dan menanyakan apa yang sudah siswa pelajari pada hari ini dan
bagaimana tanggapan siswa untuk kegiatan pada hari ini. Guru melanjutkan dengan memberikan soal evaluasi kepada
setiap siswa untuk dikerjakan.
96
c Kegiatan Akhir
Setelah siswa selesai mengerjakan, guru memberikan pesan kepada siswanya untuk belajar kembali di rumah
mempelajari materi yang sudah diajarkan. Selanjutnya guru minta siswa memasukkan buku matematika dan melanjutkan
pembelajaran selanjutnya.
3 Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2016 pada jam ke-1 dan 2. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan
tes mandiri berupa post test kepada siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Adapun hasil tes mandiri disajikan pada
tabel dan diagram berikut.
97
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus II No.
Nama Nilai
Keterangan Tuntas
Tidak Tuntas 1
ANR 80
2 AK
100
3 AS
73,33
4 AI
93,33
5 AKWT
40
6 CAS
93,33
7 DAP
86,67
8 DAAA
93,33
9 ESS
80
10 FR
93,33
11 FC
93,33
12 F
80
13 HN
100
14 KEN
100
15 LS
93,33
16
MDU 93,33
17
NNA 100
18
RA 100
19
RNS 100
20
RR 100
21
RZA 100
22
R 100
23
SF 100
24
VY 100
25
YA 80
26
YE 86,67
27
YFN 93,33
38
ZI 66,67
39
ZMM 93,33
30
NA 80
31
SH 80
Jumlah 2773,31
30 1
Rata-rata 89,4616
- -
Nilai Tertinggi 100
- -
Nilai Terendah 40
- -
Persentase Ketuntasan 96,77
96,77 3,23
98
Gambar 6. Diagram Batang Nilai Post Test Siklus II
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa, sebanyak 30 siswa sudah tuntas dengan
mendapat nilai ≥ 60 dan 1 siswa masih tidak tuntas karena mendapat nilai 60. Nilai rata-rata kelas mencapai skor 89,4616
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 96,77. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus II ini
dinyatakan berhasil karena sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yaitu 90 siswa telah mencapai KKM yang telah
ditetapkan dengan nilai ≥ 60. Apabila dibandingkan antara hasil pre test, post test siklus I
dan post test siklus II, maka dapat digambarkan dengan tabel persentase dan diagram batang sebagai berikut.
96,77
3,23 0,00
20,00 40,00
60,00 80,00
100,00 120,00
Siklus II
P er
se n
tase K
etun tasan
Nilai Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
99
Tabel 11. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa pada Pre Test, Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II
No .
Uraian Pre Test
Siklus I Siklus II
Tuntas Tidak
Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas Tidak
Tuntas 1
Ketuntasan 20
11 27
4 30
1 2
Presentase 64,51 35,49 87,10 12,90 96,77 3,23
3 Nilai Rata-
rata 66,4575
83,4406 89,4616
Gambar 7. Diagram Batang Perbandingan Prestasi Belajar Siswa pada Pre Test, Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II
Tabel dan diagram batang di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada siswa. Peningkatan
dapat dilihat nilai rata-rata siswa dari pre test, post test siklus I dan post test siklus II. Nilai rata-rata pre test sebesar 66,4575
meningkat pada post test siklus I menjadi 83,4406 dan meningkat kembali menjadi 89,4616 pada post test siklus II. Siswa yang
64,51 87,10
96,77
35,49 12,90
3,23 0,00
20,00 40,00
60,00 80,00
100,00 120,00
Pre Test Siklus I Siklus II
P er
se n
tase K
etun tasan
Nilai Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
100
mendapat nilai ≥ 60 atau kategori tuntas berjumlah 20 siswa pada saat pre test 64,51, meningkat menjadi 27 siswa 87,10 pada
post test siklus I dan meningkat menjadi 30 siswa 96,77 setelah diberi tindakan pada post test siklus II. Sebaliknya siswa yang
mendapat nilai 60 atau tidak tuntas berkurang jumlahnya dari 11 siswa 35,49 pada pre test, menjadi 4 siswa 12,90 pada post
test siklus I dan hanya 1 siswa 3,23 pada post test siklus II.
c. Observasi Tindakan Siklus II
Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati perilaku siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi
yang sudah disiapkan. Hasil pengamatan pada proses pembelajaran matematika menggunakan alat peraga blok pecahan pada siklus I
adalah sebagai berikut. 1
Pengamatan terhadap siswa
Proses pengamatan terhadap siswa pada siklus II sama dengan siklus I yaitu diobservasi menggunakan lembar observasi.
Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini.
101
Tabel 12. Skor Hasil Observasi Pada Siswa Siklus II No
Indikator Aspek yang Diamati
Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-rata Siklus II
1 Tanggapan
siswa terhadap
media a. Siswa tertarik
mengikuti pembelajaran
93 124
108,5 b. Siswa
memperhatikan pelajaran
93 124
108,5 c. Siswa aktif dalam
proses belajar mengajar
124 124
124 2
Partisipasi siswa dalam
proses belajar
mengajar d. Siswa merespon
pertanyaan dari guru
93 93
93 e. Siswa merespon
tugas dari guru 124
124 124
f. Siswa menanggapi penjelasan guru
dengan serius 93
93 93
g. Siswa mengikuti arahan guru
dengan baik 93
93 93
h. Siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru 93
93 93
3 Partisispasi
siswa dalam kelompok
i. Siswa aktif dalam diskusi
mengerjakan LKS 124
124 124
j. Siswa bekerjasama dengan anggota
kelompoknya 124
124 124
k. Siswa bertanggungjawab
dalam penyelesaian tugas
kelompoknya 124
124 124
Skor Total 1178
1240 1209
Skor Maksimum 1364
1364 1364
Persentase 86,36
90,90 88,63
102
Gambar 8. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, maka hasil
analisis pengamatan pada aktivitas siswa diperoleh persentase di siklus II adalah 88,63 dan berada pada kategori sangat tinggi
berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman 65. Oleh karena itu,
berdasarkan hasil observasi tersebut, aktivitas siswa di siklus II telah mencapai keberhasilan tindakan yaitu 75 dari skor
maksimal dan dinyatakan berhasil. Apabila dibandingkan antara hasil observasi aktivitas siswa
siklus I dan siklus II, maka dapat digambarkan dengan tabel persentase dan diagram batang sebagai berikut.
88,63
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
Siklus II
P er
se n
tase
Aktivitas Siswa
103
Tabel 13. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II No.
Uraian Siklus I
Siklus II 1
Persentase 70,45
88,63 2
Peningkatan Persentase
18,18
Gambar 9. Diagram Batang Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
Tabel dan diagram batang di atas menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan persentase aktivitas siswa yaitu pada siklus I sebesar 70,45 menjadi 88,63 pada siklus II dengan peningkatan
persentasenya sebesar 18,18. 70,45
88,63
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
Siklus I Siklus II
P er
se n
tase
Aktivitas
104
2 Pengamatan terhadap guru
Proses pengamatan terhadap guru pada siklus II sama dengan proses pengamatan pada siklus I yaitu diobservasi
menggunakan lembar observasi. Hasil analisis skor rekapitulasi penilainnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Tabel 14. Skor Hasil Observasi Pada Guru Siklus II No.
Fokus Penilaian
Butir Penilaian Skor
1 2
3 4
A. Membuka
Pelajaran 1. Penyiapan Siswa
2. Penyamaian Kompetensi dasar
3. Apersepsipengantar
B.
Penguasaan Materi;
Penyampaian Materi
4. Penguasaan materi pembelajaran
5. Penyampaian materi sistematis dan logis
C.
Interaksi Pembelajaran
; Skenario
Pembelajaran 6. Kesesuaian langkah
pembelajaran
7. Keefektifan pengelolaan kelas
8. Ketepatan teknik
bertanya menanggapi
9. Kecakapan menggunakan media
D. Penggunaan
Bahasa; Penampilan
Gerak; Alokasi
Waktu 10. Volume suara,
kejelasan vokal, kelancaran bicara dan
variasi intonasi
11. Keluwesan gerak
12. Kepercayaan diri,
pandangan mata
13. Ketepatan alokasi waktu
E.
Menutup Pelajaran
14. Membuat simpulan
15. Memberikan tugas
Jumlah Skor 51
105
Persentase skor = x 100
= x 100 = 85
Berdasarkan data di atas, hasil analisis pengamatan pada aktivitas guru diperoleh persentase di siklus II adalah 85 dan
berada pada kategori tinggi berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa pada bab 3 halaman
65.
d. Refleksi Tindakan Siklus II
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan hasilnya dianalisis, maka peneliti bersama guru melakukan refleksi
siklus II dengan hasil sebagai berikut: 1 Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
2 Pemberian penghargaan berupa tepuk tangan, bintang, dan hadiah membuat siswa bersemangat dan berlomba-lomba untuk maju ke
depan kelas mengerjakan soal dari guru dan memperagakannya
dengan alat peraga blok pecahan.
3 LKS dan soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran yang
diberikan.
4 Siswa mampu bekerja dalam kelompok dengan baik dan saling
membantu satu sama lain.
106
5 Pembuatan alat peraga blok pecahan untuk kelompok sangat efektif karena siswa lebih memiliki banyak kesempatan untuk
menggunakan alat peraga blok pecahan dan melakukan kegiatan
tutor sebaya.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti baik data nilai post test maupun data observasi siswa hasilnya telah memenuhi indikator
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penelitian ini cukup dilaksanakan sampai dengan siklus II dan tidak
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
D. Pembahasan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan kegiatan observasi di SDN Balangan 1 dan wawancara dengan guru kelas V.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, peneliti menemukan bahwa mata pelajaran matematika di kelas V masih tergolong rendah
prestasi belajarnya. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran di kelas masih kurang optimal. Kegiatan belajar mengajar masih menggunakan
metode pembelajan konvensional yaitu ceramah dan pemberian tugas. Proses belajar mengajar di dalam kelas juga masih jarang
menggunakan alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran. Padahal anak SD masih membutuhkan proses pembelajaran operasional konkret, namun
hal itu masih belum sepenuhnya terpenuhi. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran sehingga
107
ketertarikan siswa pada pelajaran matematika pun berkurang dan prestasi belajarnya tidak maksimal.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil pre test yang dilakukan oleh peneliti yaitu dari 31 siswa kelas V, baru 20 siswa 64,51 yang tuntas
dan 11 siswa 35,49 lainnya tidak tuntas. Meskipun sudah lebih dari setengahnya yang tuntas, akan tetapi persentase tuntasnya masih belum
optimal mengingat materi pecahan ini sudah siswa pelajari dari kelas III SD. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah ini peneliti melakukan
penelitian dengan fokus menggunakan alat peraga blok pecahan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika materi penjumlahan
pecahan di kelas V. Pemberian tindakan pada penelitian ini dimulai dari siklus I dengan
dua pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada masing-masing pertemuan siswa terlihat tertarik dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok pecahan. Saat guru memberikan soal siswa banyak yang menjawab secara langsung. Akan
tetapi saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan di depan kelas, hampir semua siswa tidak ada yang mengacungkan tangan
dan hanya saling meminta teman-temannya yang maju. Pada akhirnya guru harus menunjuk siswa untuk mengerjakan soal tersebut.
Hal ini terjadi dalam dua pertemuan di siklus I. Meskipun guru terus memberikan motivasi dan semangat agar siswa berani maju, akan
tetapi siswa masih tetap tidak mau maju dan menunggu guru menunjuk
108
siswa. Kurang beraninya siswa tersebut menyebabkan proses pembelajaran di siklus I yang seharusnya didominasi oleh siswa belum terpenuhi.
Akibatnya dalam penggunaan alat peraga blok pecahan untuk dipraktekkan langsung oleh siswa juga masih belum optimal sehingga
hanya beberapa siswa yang dapat praktek langsung dengan alat peraga blok pecahan. Selain itu, pemberian penghargaan terhadap siswa yang
maju juga masih kurang sehingga siswa belum termotivasi lebih untuk maju mengerjakan soal.
Dalam pertemuan pertama siklus I terjadi kekeliruan dalam pemberian soal LKS dan evaluasi di akhir pertemuan, yang seharusnya
berisikan soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama baik itu pecahan biasa dengan biasa, biasa dengan campuran, maupun campuran dengan
campuran, tetapi hanya terdapat soal penjumlahan pecahan biasa dengan biasa. Sehingga siswa hanya mendapatkan materi mengenai penjumlahan
pecahan berpenyebut sama antara biasa dengan campuran dan campuran dengan campuran pada saat kegiatan pembelajaran sebelum mengerjakan
LKS. Beberapa kendala yang terjadi tersebut membuat pembelajaran di siklus I belum mencapai hasil secara optimal baik dari prestasi belajarnya
maupun aktivitas siswanya. Hal ini dapat dilihat dari hasil peningkatan prestasi belajar dan
aktivitas siswa di siklus I yang masih belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Meskipun terjadi peningkatan prestasi
belajar yang cukup signifikan dari pre test ke siklus I, yaitu dari 20 siswa
109
64,51 yang tuntas meningkat menjadi 27 siswa 87,10 serta nilai rata-rata sebesar 66,4575 pada pre test meningkat menjadi 83,4406 pada
siklus I, akan tetapi hasil tersebut masih belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang pertama yaitu 90 siswa mendapatkan nilai
≥ 60. Begitu juga dengan aktivitas siswa yang pada siklus I baru mencapai persentase skor sebesar 70,45. Hal ini belum memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian yang kedua yaitu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 75 dari skor maksimal. Karena pada siklus I
pembelajaran yang dilakukan masih belum maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, maka dilanjutkan pembelajaran
pada siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
rencana pembelajarannya. Peneliti dan guru berusaha menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebaik mungkin dengan berpedoman pada hasil
refleksi siklus I agar siswa mampu dan mau terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pertemuan pertama maupun pertemuan kedua di siklus II
ini guru mencoba mengajak siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok pecahan yang
dipadukan dengan menggunakan metode tutor sebaya dan permainan pada saat kegiatan dalam LKS.
Dalam kegiatan awal dan inti sebelum mengerjakan LKS, guru memberikan beberapa soal mengenai pecahan dan meminta siswa untuk
maju mengerjakan. Setiap siswa yang berani maju diberikan penghargaan