29
b. Masa Kelas-kelas Tinggi Sekolah Dasar 1 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
2 Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. 3 Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan
mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.
4 Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya.
5 Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam
permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.
Pada pembagian masa perkembangan anak-anak umur SD, menurut Suryobroto dalam Syaiful Bahri 2011: 124 menyatakan bahwa masa-
masa kelas rendah sekolah dasar berkisar umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun yaitu kelas I, II, dan III. Masa-masa kelas tinggi
sekolah dasar berkisar umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun yaitu kelas IV, V, dan VI.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa anak kelas V SD yang masuk pada masa-masa kelas tinggi dengan perkembangan
intelektualnya berada pada tahap operasional konkret yang berpikir
30
logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Dengan begitu penggunaan media berupa alat peraga dalam pembelajaran sangat
diperlukan untuk membantu proses berpikirnya sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan.
C. Tinjauan Tentang Alat Peraga
1. Pengertian Alat Peraga
Dalam proses belajar mengajar di kelas, seorang guru membutuhkan alat bantu untuk mengajar sehingga memudahkan siswa
dalam mengikuti proses belajar. Menurut Uzer 2006: 31 alat peraga pengajaran, teaching aids, atau audiovisual aids AVA merupakan alat-
alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan
mencegah terjadinya verbalisme dalam diri siswa. Senada dengan hal tersebut, Nasution 2000: 94-97 menjelaskan bahwa dalam dunia
pendidikan, masalah yang sering dialami adalah verbalisme. Verbalisme yang dimaksudkan terdapat dalam tiap situasi belajar,
yaitu apabila anak-anak diberi kata-kata tanpa memahami artinya. Hal inilah yang menjadi kekurangan dalam dunia pendidikan kita. Oleh
karena itu, untuk memperoleh suatu pengertian yang nyata, seorang guru harus mampu mengabstraksi suatu pengalaman pada seorang anak. Akan
tetapi dalam mengabstraksi pengalaman tersebut, diperlukan alat bantu berupa media. Dalam hal ini, kita tidak bisa sembarangan dalam memilih
media. Seperti dikemukakan oleh Vernon Donald 1980: 240 bahwa:
31
A fundamental component of the systematic approach to teaching and learning is the selection of instructional media. The basic rule
for media is: A medium of instruction must be selected on the basic of its potential for implementing a stated objective.
Oleh karena itu, pemilihan dalam penggunaan media sangat
penting untuk menyesuaikan dengan materi atau objek yang akan dipelajari. Media sendiri masih dalam artian yang luas. Menurut Ahmad
Rohani 1997: 3 media adalah sesuatu yang dapat diindra dan berfungsi sebagai perantara berupa sarana dan alat untuk proses komunikasi proses
belajar mengajar. Menurut Sukayati Agus 2009: 6 media pembelajaran adalah semua benda yang menjadi perantara dalam
terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana. Sehingga semua benda yang digunakan sebagai
alat dalam pembelajaran matematika disebut dengan alat peraga matematika. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa media dibagi
menjadi dua bentuk yaitu sarana dan alat. Menurut Syaiful Bahri 2005: 184 alat adalah apa saja yang dapat
dijadikan perantara untuk mencapai tujuan pendidikan. Suryosubroto 2002: 175 menyatakan bahwa dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran sekolah, setiap metode mengajar perlu menggunakan alat-alat pengajaran yang berfungsi membantu proses pengajaran agar tujuan dapat
dicapai dengan sebaik-baiknya. Alat-alat pengajaran tersebut biasa disebut dengan alat peraga. Menurut Estiningsih dalam Sukayati Agus
2009: 6 alat peraga adalah media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari. Menurut Kamus Besar
32
Bahasa Indonesia 2005: 27-28 alat peraga adalah alat yang digunakan dalam pengajaran yang dapat dilihat sehingga tahu benar benda yang
dimaksud atau sebagai alat bantu untuk menghitung, dsb. Menurut Pujiati dalam Nurul 2012: 27-28 alat peraga adalah seperangkat benda konkret
yang dirancang, dibuat, atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep serta
prinsip-prinsip matematika. Menurut Nasution 2000: 98, menyatakan bahwa alat-alat peraga adalah alat bantu dalam mengajar agar
pembelajaran menjadi efektif. Lebih lanjut, Nasution menjelaskan bahwa alat peraga memiliki
faedah atau nilai yaitu: pertama, menambah kegiatan belajar murid. Ini berarti bahwa siswa dituntut untuk lebih aktif dengan menggunakan alat
peraga, sehingga bukan gurunya saja yang terlibat aktif dalam belajar mengajar; kedua, menghemat waktu belajar ekonomis. Dengan adanya
alat peraga, siswa akan belajar dengan waktu yang lebih efektif, guru tidak harus terlalu lama dalam memberikan pemahaman karena siswa
akan lebih cepat dalam memahami; ketiga, menyebabkan hasil belajar lebih permanen dan mantap.
Seperti dijelaskan sebelumnya, dengan siswa mengalami langsung dan berinteraksi dengan materi yang dibuat lebih konkret, siswa akan
mudah memahami
dan pemahamannya
akan lebih
permanen dibandingkan tidak mengalami langsung; keempat, memberikan alasan
yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian
33
motivasi dan aktivitas, pada siswa. Adanya alat peraga akan membuat siswa lebih tertarik untuk mempelajari materi yang disajikan guru, dengan
begitu motivasi belajarnya akan lebih meningkat; keenam, memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas. Seperti penjelasan di atas, pada
masa sebelum seorang anak memasuki bangku sekolah, mereka cenderung lebih mudah dalam memahami sesuatu, hal ini dikarenakan
mereka mengalami secara langsung. Begitu juga dengan adanya alat peraga akan membuat siswa lebih paham secara tepat dan jelas karena dia
belajar secara konkret. Oleh karena itu penggunaan alat peraga akan dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran yang abstrak menjadi
konkret. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
alat peraga adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dalam memahami materi yang dipelajari lebih baik
dan efektif. Alat peraga memiliki banyak manfaat salah satunya adalah membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan
menggunakan alat peraga, proses belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh guru saja, akan tetapi siswa akan ikut berperan aktif di dalamnya,
salah satunya dengan mencoba memperagakan alat peraga. Dengan begitu, proses belajar mengajar akan lebih menyenangkan dan menarik
minat siswa sehingga mudah memahami materi yang diajarkan.