Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
109
64,51 yang tuntas meningkat menjadi 27 siswa 87,10 serta nilai rata-rata sebesar 66,4575 pada pre test meningkat menjadi 83,4406 pada
siklus I, akan tetapi hasil tersebut masih belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang pertama yaitu 90 siswa mendapatkan nilai
≥ 60. Begitu juga dengan aktivitas siswa yang pada siklus I baru mencapai persentase skor sebesar 70,45. Hal ini belum memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian yang kedua yaitu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 75 dari skor maksimal. Karena pada siklus I
pembelajaran yang dilakukan masih belum maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, maka dilanjutkan pembelajaran
pada siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
rencana pembelajarannya. Peneliti dan guru berusaha menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebaik mungkin dengan berpedoman pada hasil
refleksi siklus I agar siswa mampu dan mau terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pertemuan pertama maupun pertemuan kedua di siklus II
ini guru mencoba mengajak siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok pecahan yang
dipadukan dengan menggunakan metode tutor sebaya dan permainan pada saat kegiatan dalam LKS.
Dalam kegiatan awal dan inti sebelum mengerjakan LKS, guru memberikan beberapa soal mengenai pecahan dan meminta siswa untuk
maju mengerjakan. Setiap siswa yang berani maju diberikan penghargaan
110
berupa tepuk tangan dan bintang oleh guru serta yang mendapatkan bintang terbanyak diberi hadiah. Hal ini mampu membangkitkan semangat
siswa untuk berlomba-lomba maju mengerjakan soal di depan dengan alat peraga blok pecahan. Siswa-siswa yang pada siklus I hampir semuanya
tidak ada yang mau maju saat guru memberikan soal dan hanya menunggu guru menunjuknya terlebih dahulu baru mau maju, tetapi pada siklus II ini
terjadi peningkatan yang sangat baik dengan banyaknya siswa yang saling bersemangat untuk maju.
Selain itu, pada siklus II ini peneliti dan guru telah membuat alat peraga blok pecahan untuk dibagikan kepada masing-masing kelompok
pada saat mengerjakan LKS. Adanya alat peraga dalam kelompok tersebut membuat siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk memahami
penjumlahan pecahan dengan alat peraga blok pecahan. Dalam kegiatan LKS baik pertemuan pertama maupun kedua, terdapat dua kegiatan yaitu
kegiatan tutor sebaya dan kegiatan permainan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan.
Dalam mengerjakan LKS, guru membagi kelompok dengan mencampur siswa yang belum bisa dengan siswa yang sudah bisa dan
mempertimbangkan banyaknya jumlah siswa laki-laki tiap kelompok. Pembagian kelompok ini berpengaruh baik pada proses mengerjakan LKS.
Siswa laki-laki tidak lagi protes karena tiap kelompok minimal terdapat dua siswa laki-laki dan proses kegiatan tutor sebaya sangat efektif untuk
111
memahamkan siswa yang belum paham terhadap materi penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga blok pecahan.
Kegiatan tutor sebaya menjadikan semua siswa mampu terlibat aktif dalam mengerjakan LKS dan satu dengan yang lainnya saling
memperhatikan saat teman-temannya menerangkan dalam kelompok. Kegiatan kedua dalam LKS yaitu menjawab soal menggunakan alat peraga
blok pecahan yang dipadukan dengan metode permainan juga mampu memaksimalkan keaktifan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Semua siswa terlihat bersemangat dan berlomba-lomba dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Kegiatan belajar mengajar pada siklus II yang berjalan dengan baik tersebut mempengaruhi peningkatan prestasi belajar dan keaktifan belajar
siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan persentase prestasi belajar siswa yaitu dari 27 siswa 87,10 yang tuntas pada pada siklus I menjadi 30
siswa 96,77 pada siklus II dengan nilai rata-rata 83,4406 pada siklus I meningkat menjadi 89,4616 pada siklus II.
Begitu juga pada hasil observasi aktivitas siswa di siklus I sebesar 70,45 mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88,63 dan berada
pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil pada siklus II tersebut, maka telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan dengan
persentase prestasi belajar siswa sebesar 96,77 dan aktivitas siswa sebesar 88,63. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini dicukupkan
pada siklus II dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
112