Alat Peraga Blok Pecahan

40 1 Membandingkan pecahan yang berpenyebut sama Membandingkan pecahan dan dengan cara membandingkan luasnya. Karena pecahan an lebih luas dari potongan an, maka atau . Membandingkan pecahan dan dengan cara membandingkan luasnya. Karena potongan an lebih luas dari an, maka atau . Jadi, bila penyebut sama maka diperhatikan nilai dari pembilangnya. Pembilang yang bernilai besar, tanda pecahannya akan bernilai besar. 2 Membandingkan pecahan yang pembilangnya sama Membandingkan pecahan dan dengan cara membandingkan luasnya. Karena potongan lebih luas dari , maka atau . 41 Membandingkan pecahan dan , dengan cara membandingkan luasnya. Karena potongan lebih luas dari maka atau . Jadi, bila pembilang sama maka diperhatikan nilai dari penyebutnya. Penyebut yang bernilai besar pecahannya justru bernilai kecil. c. Memperagakan pecahan senilai Pecahan senilai dapat diperagakan dengan membandingkan luasnya Potong pecahan , , , , luasnya sama. Jadi pecahan = = = . Pecahan Pecahan = Jadi, bila potongan-potongan dari masing-masing pecahan yang dibandingkan mempunyai luas yang sama atau apabila kedua potongan pecahan tersebut dihimpitkan tepat saling menutupi, 42 maka dua pecahan tersebut merupakan pecahan senilai. Pecahan akan senilai bila pembilang dan penyebut dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama. d. Memperagakan penjumlahan dan pengurangan pecahan 1 Penjumlahan pecahan berpenyebut sama Contoh 1: + = = Contoh 2: + = = Jadi, penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan pembilang dari kedua pecahan tersebut, sedangkan penyebutnya tetap. 2 Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama Contoh : + = + = + = 43 Jadi, penjumlahan dua pecahan berpenyebut tidak sama dan salah satu penyebutnya merupakan kelipatan penyebut yang lain, dapat dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu kemudian baru dijumlahkan. 3 Pengurangan pecahan berpenyebut sama Contoh: - = ... diambil sisa - = = = Jadi, pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dapat dilakukan dengan menguragkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya sama dengan kedua pecahan tersebut. 4 Pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama Contoh: - = ... diubah menjadi diambil diambil = sisa - = - = = = 44 Jadi, pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama dapat dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu sehingga menjadi dua pecahan berpenyebut sama, baru mengurangkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya sama dengan kedua pecahan tersebut. Berdasarkan penjelasan dan penggunaan alat peraga blok pecahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga blok pecahan mampu untuk memperagakan materi pecahan dengan baik. Alat peraga blok pecahan sangat tepat untuk menanamkan konsep membandingkan pecahan, pecahan senilai, serta penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Setelah menguasai konsep pecahan biasa, maka untuk tingkat selanjutnya guru bisa menggunakan buku paket pada proses belajar mengajar secara abstrak.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai masukan adalah penelitian Kristanti Widyastuti 2011 dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan Melalui Pembelajaran Dengan Bantuan Alat Peraga Teropong Pecahan Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Temanggung 1 Kabupaten Temanggung”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan pembelajaran menggunakan alat peraga teropong pecahan dapat meningkatkan kualitas proses dan prestasi belajar matematika siswa. Meningkatnya kualitas proses pembelajaran ditandai 45 dengan partisipasi siswa yang meningkat dibandingkan sebelum diberi tindakan.presentase peningkatan partisipasi siswa selama proses pembelajaran siklus pertama ke siklus kedua adalah sebesar 42. Meningkatnya prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum tindakan adalah 40,5 dengan ketuntasan sebesar 11, nilai rata- rata post test siklus pertama adalah 62,2 dengan ketuntasan belajar sebesar 61 dan nilai rata-rata post test siklus kedua adalah 80,5 dengan ketuntasan belajar sebesar 89. Penelitian lain yang dijadikan masukan adalah penelitian dari Evi Yulita Ratnaningsih 2011 dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar matematika Pada Materi pecahan dan Urutannya melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Sigaluh Banjarnegara”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan pecahan dan urutannya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM mendapatkan nilai ≥ 67 pada hasil pre test, post test siklus I dan post test siklus II. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada hasil pre test sebanyak 9 siswa 33,33, pada hasil post test siklus I sebanyak 19 siswa 70,37, dan pada hasil post test siklus II semua siswa 100 mencapai KKM. Peningkatan prestasi belajar siswa juga ditunjukkan oleh nilai rata- rata sebelum tindakan, akhir siklus I dan akhir siklus II. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah 58,89, nilai rata-rata siswa pada akhir 46 siklus I adalah 72,03, dan nilai rata-rata siswa pada akhir siklus II adalah 82,77. Hasil penelitian yang lain adalah penelitian Meilani Kasim 2011 dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Group Investigation Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta”. Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa melalui tes pada pra siklus dengan nilai rata-rata kelas 60, pada siklus I naik menjadi 66 dan pada siklus II naik menjadi 78. Presentase ketuntasan belajar pada pra siklus yang hanya mencapai 14 , naik pada siklus I menjadi 35 dan pada siklus II lebih meningkat lagi menjadi 82 serta mencapai kriteria keberhasilan minimum. Adanya peningkatan prestasi belajar juga ditunjukkan melalui observasi pada setiap proses pembelajaran matematika, ayitu pada siklus I dengan presentase rata-rata kelas 68,57 naik pada siklus II menjadi 80,33.

E. Kerangka Pikir

Berlatar belakang pada masalah yang ada yakni mata pelajaran matematika masih menjadi pelajaran yang kurang disukai oleh para siswa di sekolah. Selama ini siswa selalu menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga mereka tidak merasa senang saat belajar matematika. Hal ini salah satunya disebabkan karena proses belajar mengajar di sekolah masih sekedar menerangkan dan mengingat serta 47 tidak diimbangi dengan penggunaan alat peraga. Sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat kepada guru dan siswa tidak mampu aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pada akhirnya prestasi belajar siswa akan menjadi kurang. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal. Tidak hanya faktor intelektual berupa potensi yang dimilikinya saja, akan tetapi juga faktor eksternal salah satunya adalah proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Proses belajar mengajar yang baik adalah proses belajar yang mampu berjalan dengan dua arah. Hal ini berarti komunikasi terjadi antara guru dengan siswa, tidak hanya guru saja yang selalu mendominasi dan aktif di kelas. Karena seorang guru yang baik adalah sebagai fasilitator di dalam kelasnya. Proses belajar mengajar yang baik inilah yang akan membentuk siswa menjadi gemar dalam belajar. Hal ini dikarenakan siswa selalu terlibat dalam pembelajaran yang terjadi di kelasnya, sehingga memungkinkan siswa lebih tertarik dan memahami apa yang dipelajarinya. Dalam membentuk proses belajar yang baik, seorang guru perlu memahami karakteristik siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Piaget dan Syaiful Bahri Djamarah di atas, bahwa siswa kelas V SD berada pada masa dimana mereka adalah siswa yang aktif dengan keingintahuan yang tinggi. Selain itu penggunaan benda-benda konkret dalam proses belajarnya sangat penting karena anak akan mulai mengembangkan konsep melalui benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model- model ide abstrak. Dengan kegiatan memanipulasi benda-benda konkret

Dokumen yang terkait

Penggunaan Alat Peraga "Blok Pecahan" Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDN Cakung Barat 04 Pagi

0 18 0

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SRAGEN 1

1 7 61

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN ALAT PERAGA Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Dua Dimensi Dan Tiga Dimens Pada Kelas V SD Muha

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG PECAHAN DI KELAS IV SDN WARANGAN I.

1 21 181

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO YOGYAKARTA.

5 23 150

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar a. Prestasi Belajar - UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository pe

0 0 25

PENINGKATAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 SAMBIRATA

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUMDI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TAMANSARI TAHUN 2013/2014 - repository perpustakaan

0 0 8