23
a. Menjumlahkan Pecahan Berpenyebut Sama 1 Menjumlahkan Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa
Contoh: + = ... Pada penjumlahan berpenyebut sama dapat dilakukan dengan
menjumlahkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Jadi, + =
= 2 Menjumlahkan Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran
Contoh: +2 = ... +2 = 0+2 + +
Bagian bulat dan pecahan dipisahkan = 2 +
= 2 3 Menjumlahkan Pecahan Campuran dengan Pecahan Campuran
Contoh: 3 + 2 = ... 3 + 2 = 3+2 + +
Bagian bulat dan pecahan dipisahkan = 5 +
= 5 b. Menjumlahkan Dua Pecahan Berpenyebut Tidak sama
1 Menjumlahkan Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa Contoh : Panjang pita Sukma meter. Panjang pita Fira meter.
Jika disambung, berapa panjang pita mereka berdua?
24
+ = ... Untuk menjumlahkan pecahan tersebut, kedua penyebut harus
disamakan. Gunakan KPK untuk menyamakan penyebut. KPK dari 3 dan 4 adalah 12.
Jadi, + = + =
= = 1
2 Menjumlahkan Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran Contoh: +1 = ...
Cara 1: Pecahan campuran tidak diubah menjadi pecahan biasa.
Dicari KPK dari penyebut bilangan pecahannya. +1 = +1
KPK dari 3 dan 4 adalah 12 = 1 +
= 1 + = 1
Cara 2: Pecahan campuran diubah dulu menjadi pecahan biasa
1 = =
Sehingga +1 = +
= + KPK dari 3 dan 4 adalah 12
25
= = = 1
3 Menjumlahkan Pecahan Campuran dengan Pecahan Campuran Contoh: 2 + 3 = ...
Cara 1: Penyebut-penyebut bagian pecahan disamakan tanpa
mengubah bagian bulat 2 + 3 = 2 + 3
= 2+3 + + KPK dari 3 dan 2 adalah 6
= 5 + = 5 + = 5
Cara 2: Kedua pecahan campuran diubah menjadi pecahan biasa,
kemudian penyebutnya disamakan 2 + 3 = +
= + KPK dari 3 dan 2 adalah 6
= = = 5
4 Menjumlahkan Tiga Pecahan Berpenyebut Tidak Sama Contoh 1: Sukma membantu Ibu menimbang bahan-bahan kue.
Ibu akan membuat tiga jenis kue. Kue pertama memerlukan kg gula pasir. Kue jenis kedua memerlukan kg gula pasir. Kue jenis
26
ketiga memerlukan kg gula pasir. Berapa kg gula pasir yang diperlukan untuk semua jenis kue tersebut?
+ + = ... Penyelesaian:
+ + = + + KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 12
= = = 1
Contoh 2: 1 + + + = ... Penyelesaian:
1 + + + = + + dijadikan bentuk pecahan biasa
= + + KPK dari 5, 4, dan 10 adalah 20
= = = 2
5. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Dalam proses pendidikan yang berlangsung di setiap tingkat satuan pendidikan, seorang guru harus mampu mengetahui karakteristik dari
siswa-siswanya. Dalam hal ini, banyak ahli yang telah mengungkapkan karakteristik dari siswa SD. Siswa SD umurnya berkisar antara enam atau
tujuh tahun sampai dua belas tahun. Seperti diungkapkan oleh Nasution dalam Syaiful Bahri 2011: 123 bahwa masa usia sekolah dasar sebagai
masa kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-
27
kira sebelas atau dua belas tahun. Dalam setiap perkembangannya, anak akan mengalami karakteristiknya masing-masing. Seperti dikemukakan
oleh Piaget Wakiman, 2001: 6-7 perkembangan kognitif manusia melalui 4 tahap, yaitu:
a. Sensorimotor 0 - 2 th Pada tahap ini, anak dalam masaa mengembangkan konsep melalui
interaksi dengan dunia fisik. Pada usia dini, dasar-dasar pertumbuhan mental dan belajar matematika anak mulai berkembang.
b. Praoperasional 2 - 7th Pada tahap praoperasional, anak sudah mulai menggunakan bahasa
untuk menyatakan suatu ide, tetapi ide tersebut masih tergantung pada persepsi. Selain itu, anak telah mulai menggunakan simbol dan belajar
untuk membedakan antar istilah dan objek yang diwakili oleh istilah tersebut. Pada tahap ini anak juga sudah mulai mengenal ide tentang
“kekekalan” atau “konservasi” yang sederhana. c. Operasi Konkret 7
– 12th Pada tahap operasi konkret, seorang anak akan mengembangkan
konsep dengan menggunakan benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Bahasa bagi anak merupakan
alat yang sangat penting untuk menyatakan dan mengingat konsep. Pada tahap ini anak sudah mulai berpikir logis sebagai akibat dari
kegiatan memanipulasi benda-benda konkret. Konsep kekekalan
28
sudah dapat diterima oleh anak dengan mantap. Hal ini berdasarkan pengamatan dan penggunaan pikiran yang logis.
d. Operasi formal 12 th - dewasa Pada tahap ini, seorang anak sudah mulai mampu untuk berpikir
secara abstrak dan menyusun hipotesis dari hal-hal yang abstrak menjadi real. Anak sudah mulai tidak bergantung pada benda-benda
konkret. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2011: 124-125, karakteristik
siswa di bagi menjadi dua, yaitu: a. Masa Kelas-kelas Rendah Sekolah Dasar
1 Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
2 Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan- peraturan permainan yang tradisional.
3 Ada kecenderungan memuji diri sendiri. 4 Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau
hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain. 5 Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu
dianggapnya tidak penting. 6 Pada masa ini terutama pada umur 6 - 8 tahun anak
menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
29
b. Masa Kelas-kelas Tinggi Sekolah Dasar 1 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
2 Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. 3 Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan
mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.
4 Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya.
5 Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam
permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.
Pada pembagian masa perkembangan anak-anak umur SD, menurut Suryobroto dalam Syaiful Bahri 2011: 124 menyatakan bahwa masa-
masa kelas rendah sekolah dasar berkisar umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun yaitu kelas I, II, dan III. Masa-masa kelas tinggi
sekolah dasar berkisar umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun yaitu kelas IV, V, dan VI.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa anak kelas V SD yang masuk pada masa-masa kelas tinggi dengan perkembangan
intelektualnya berada pada tahap operasional konkret yang berpikir