bertambah baik sesuai dengan pertambahan lama bekerja di tempat kerja yang bersangkutan Helda, 2007. Menurut Hadiyani 2010 masa kerja
pendek menyebabkan keterlibatan sosial yang dibangun juga masih rapuh, sehingga komitmen organisasi yang dimiliki oleh pekerja dengan masa
kerja yang pendek cenderung lebih rendah. Semakin lama pekerja bekerja di dalam suatu perusahaan, maka semakin besar kemungkinan pekerja
mengetahui keadaan sesungguhnya yang terjadi di dalam perusahaan Kusuma, 2011. Salah satu bentuk keterlibatan sosial di dalam organisasi
adalah bentuk kesadaran pekerja untuk dapat melaporkan kondisi dan perilaku berbahaya di lingkungan kerja. Bertentangan dengan itu menurut
penelitian Suryatno 2012 di perusahaan MontDāOr Oil Tungkat Ltd.
menunjukkan tidak ada hubungan masa kerja dengan kualitas implementasi kartu observasi bahaya.
c. Sikap
Sebuah sikap merupakan suatu keadaan mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan menyebabkan timbulnya pengaruh
khusus atas reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa dia berhubungan Winardi, 2004. Menurut
Notoatmodjo 2010 sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dan berpersepsi. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi. Notoatmodjo 2010 menguraikan sikap memiliki tiga komponen pokok, antara lain:
1 Kepercayaan, ide dan konsep terhadap objek 2 Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3 Kecederungan untuk bertindak Ketiga komponen tersebut akan saling mendukung dan bersama-
sama akan membentuk suatu sikap secara utuh Nasrullah, 2014. Penelitian Anugraheni 2003 yang menyatakan bahwa ada hubungan
bermakna antara sikap dengan perilaku pekerja dalam pelaksanaan STOP6 yang berfungsi untuk mencatat adanya perilaku dan kondisi
berbahaya. Selain itu, menurut penelitian penelitian Asril 2003 mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam
mengisi Kartu Pengamatan KKL di PT Apexindo Pratama Duta Tbk menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara sikap dengan
perilaku pekerja dalam pengisian kartu pengamatan KKL yang berfungsi untuk mencatat perilaku dan kondisi tidak aman di PT Apexindo
Pratama Duta Tbk. STOP6 dan KKL merupakan salah satu jenis kegiatan pelaporan bahaya.
d. Persepsi Terhadap Bahaya
Persepsi merupakan tahap paling awal dari serangkaian memproses informasi. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang
telah dimiliki yang disimpan di dalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasi stimulus rangsangan yang diterima
oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung Shiddiq, 2013. Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan
dan menginterpretasikan kesan-kesan sensori mereka untuk memberi makna lingkungannya Sanusi, 2012. Persepsi terhadap bahaya
menunjukkan penilaian pekerja terhadap bahaya yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan dan cidera yang bisa terjadi pada diri dan sekitarnya. Penelitian Marettia 2011 yang menyatakan ada hubungan
bermakna antara persepsi pekerja terhadap bahaya dengan perilaku pekerja dalam melaksanakan program STOP yang merupakan kartu untuk
mencatat perilaku tidak aman di lingkungan kerja.
e. Pengendalian Keselamatan atas Pekerjaan Sendiri