Jenis dan Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data Penyajian Data

50

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dimana pengukuran variabel independen dan dependen diambil pada waktu yang sama. Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, masa kerja, sikap, persepsi terhadap bahaya, frekuensi paparan pelatihan keselamatan, respon pihak pengawas, sikap rekan kerja dan pengaruh penghargaan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan pelaporan bahaya.

B. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di PT Pelita Air Service, area kerja Pondok Cabe, Tangerang Selatan karena area kerja Pondok Cabe merupakan Based Maintenance dan dilaksanakan pada bulan Mei-Desember tahun 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja teknisi yang tercatat sebagai pekerja tetap maupun pekerja kontrak yang bertugas di hangar II dan hangar III PT Pelita Air Service, area kerja Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Jumlah Pekerja Teknisi unit maintenance berjumlah 136 pekerja sehingga total populasi sebesar 136 pekerja.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh total populasi dari pekerja teknisi yang bertugas di hangar II dan hangar III PT Pelita Air Service, area kerja Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Berdasarkan jumlah populasi yang ada, didapatkan jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 136 pekerja. Untuk mengetahui kekuatan dari jumlah sampel tersebut, dilakukan perhitungan tingkat uji Z1- β menggunakan rumus berikut ini: 2 √ 2 ] ] Keterangan : n = besar sample minimal Z1 – α2 = derajat kemaknaan Z1 - β = tingkat kekuatan uji P1 = Proporsi pekerja dengan sikap negatif dan berperilaku pelaporan bahaya buruk berdasarkan penelitian sebelumnya 0,765 Anugraheni, 2003 P2 = Proporsi pekerja dengan sikap positif dan berperilaku pelaporan bahaya buruk berdasarkan penelitian sebelumnya 0,529 Anugraheni, 2003 P = P1+P22= 0,647 Berdasarkan rumus diatas, didapatkan tingkat kekuatan uji untuk sampel sebanyak 136 pekerja teknisi sebesar 996,3 sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah sampel tersebut cukup kuat untuk digunakan dalam menguji hipotesis penelitian ini.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh pekerja teknisi unit maintenance area kerja Pondok Cabe, PT Pelita Air Service. Sebelum mengisi kuesioner, peneliti meminta persetujuan pekerja untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan memberikan informed consent dan pekerja dijelaskan mengenai maksud dan tujuan penelitian serta cara pengisian kuesioner. Data yang dikumpulkan berupa usia, masa kerja, sikap, persepsi terhadap bahaya, frekuensi paparan pelatihan keselamatan, respon pihak pengawas, sikap rekan kerja dan pengaruh penghargaan. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan studi dokumen safety report untuk mengetahui pengisian pelaporan bahaya yang dilakukan pada masing- masing pekerja.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat mencakup beberapa variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kuesioner dibagikan langsung kepada para pekerja. Kuesioner yang digunakan ini sebelumnya pernah digunakan oleh Anugraheni 2003 dan Marettia 2011 dan kuesioner ini telah dimodifikasi oleh peneliti dan disesuaikan dengan lokasi kerja dan perkembangan teori yang ada. Dalam kuesioner ini dibagi menjadi beberapa kategori besar, seperti kategori sikap dengan enam pertanyaan menggunakan empat skala likert yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Kategori persepsi terhadap bahaya dengan pertanyaan mengenai lima jenis bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan menggunakan tiga skala likert yaitu sering terjadi, mungkin terjadi, tidak mungkin terjadi. Kategori frekuensi paparan pelatihan keselamatan dengan satu pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban dan lima pertanyaan mengenai materi pelatihan keselamatan dengan dua skala likert yaitu ya dan tidak. Kategori pengaruh penghargaan dengan dua pertanyaan dan beberapa alternatif jawaban. Serta kategori respon pihak pengawas sebanyak 3 pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban. Untuk mengukur sikap rekan kerja menggunakan kuesioner dari Gemma Batemann Tahun 2009 yang berisi empat pertanyaan dengan enam skala pengukuran yaitu tidak pernah, sangat jarang, kadang-kadang, sering, sangat sering, setiap saat Batemann, 2009. Selain kuesioner, peneliti juga melakukan studi dokumen safety report periode 2014-2015 kepada tiap pekerja yang menjadi sampel penelitian. Studi dokumen dilakukan tanpa sepengetahuan para pekerja dengan instrumen form pelaporan bahaya. Form pelaporan bahaya digunakan untuk mengetahui apakah pekerja pernah mengisi form atau tidak.

1. Kepatuhan Pelaporan Bahaya

Untuk variabel kepatuhan pelaporan bahaya peneliti melakukan dengan studi dokumen , jika nama pekerja terdapat di dokumen safety report pada periode 2014-2015 maka pekerja diberi skor 1 satu sedangkan pekerja yang namanya tidak terdapat di dokumen safety report maka pekerja diberi skor 0 nol. Bila pekerja pernah mengisi form pelaporan bahaya maka dikategorikan pekerja patuh dalam melakukan pelaporan bahaya sedangkan bila pekerja tidak pernah mengisi form pelaporan bahaya maka dikategorikan pekerja tidak patuh dalam melakukan pelaporan bahaya.

2. Usia

Untuk variabel usia dilihat dari selisih tahun lahir pekerja dan tahun dilakukan penelitian. Perhitungan nilai rata-rata untuk usia tiap pekerja dilakukan dengan membagi antara total usia pekerja dengan jumlah pekerja.

3. Masa Kerja

Untuk variabel masa kerja dilihat dari masa kerja pekerja dalam tahun, dilihat dari selisih tahun pertama pekerja bekerja dan tahun dilakukan penelitian. Perhitungan nilai rata-rata untuk masa kerja tiap pekerja dilakukan dengan membagi antara total masa kerja pekerja dengan jumlah pekerja.

4. Sikap

Untuk pertanyaan sikap dengan menggunakan skala likert dengan menggunakan empat alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataan kuesioner. Pekerja dapat memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan. Empat alternatif jawaban yang dikemukakan serta pembobotannya seperti: Tabel 4.1 Skoring Variabel Sikap Favorable + Unfavorable - Skor 1 bila jawaban STS Skor 4 bila jawaban STS Skor 2 bila jawaban TS Skor 3 bila jawaban TS Skor 3 bila jawaban S Skor 2 bila jawaban S Skor 4 bila jawaban SS Skor 1 bila jawaban SS Sumber : Azwar, 2009 Terdiri dari enam pernyataan dan memiliki skor maksimal 24 dan skor minimal 6. Sebuah skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari sikap pekerja. Bila pekerja menjawab dengan jumlah skor lebih dari sama dengan mean dikategorikan memiliki sikap yang positif sedangkan bila pekerja menjawab dengan jumlah skor kurang dari meanmedian dikategorikan memiliki sikap negatif.

5. Persepsi Terhadap Bahaya

Untuk pertanyaan persepsi terhadap bahaya terdiri dari lima jenis bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan cidera pada pekerja dan sekelilingnya dengan menggunakan tiga skala likert yang disebutkan dalam kuesioner. Pekerja dapat memilih salah satu dari tiga skala likert yang disediakan. Tiga skala likert yang dikemukakan serta pembobotannya seperti: a. Skor 1 bila jawaban tidak mungkin terjadi b. Skor 2 bila jawaban mungkin terjadi c. Skor 3 bila jawaban sering terjadi Terdiri dari lima pertanyaan dan memiliki skor maksimal 15 dan skor minimal 5. Sebuah skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat yang lebih tinggi mengenai penilaian terhadap bahaya. Bila pekerja menjawab dengan jumlah skor lebih dari sama dengan mean dikategorikan memiliki persepsi positif terhadap bahaya sedangkan bila pekerja menjawab dengan jumlah skor kurang dari meanmedian dikategorikan memiliki persepsi negatif terhadap bahaya.

6. Frekuensi Paparan Pelatihan Keselamatan

Untuk variabel frekuensi paparan pelatihan keselamatan, setiap jawaban dari pekerja akan dikategorikan, jika pada periode 2014-2015 pekerja mengikuti 2 kali pelatihan maka diberi skor 1 satu sedangkan jika pada periode 2014-2015 pekerja mengikuti 2 kali pelatihan maka diberi skor 0 nol. Bila bila pekerja 2 kali mengikuti pelatihan maka dikategorikan sering sedangkan bila pekerja 2 kali mengikuti pelatihan maka dikategorikan pekerja jarang.

7. Respon Pihak Pengawas

Untuk variabel respon pihak pengawas, setiap jawaban dari pertanyaan sesuai mendapatkan skor 1 satu, jika jawaban tidak sesuai maka akan mendapatkan skor 0 nol. Bila pekerja menjawab dengan jumlah skor lebih dari sama dengan mean dikategorikan ada respon pihak pengawas sedangkan bila pekerja menjawab dengan jumlah skor kurang dari mean dikategorikan tidak ada respon pihak pengawas.

8. Sikap Rekan Kerja

Untuk variabel sikap rekan kerja dengan menggunakan skala likert. Skala likert menggunakan enam alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataan kuesioner. Pekerja dapat memilih salah satu dari enam alternatif jawaban yang disediakan. Enam alternatif jawaban yang dikemukakan serta pembobotannya adalah: a. Skor 6 bila jawaban setiap saat b. Skor 5 bila jawaban sangat sering c. Skor 4 bila jawaban sering d. Skor 3 bila jawaban kadang-kadang e. Skor 2 bila jawaban sangat jarang f. Skor 1 bila jawaban tidak pernah Terdiri dari empat pertanyaan dan memiliki skor maksimal 24 dan skor minimal 4. Sebuah skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari sikap rekan kerja. Bila pekerja menjawab dengan jumlah skor lebih dari sama dengan median dikategorikan sikap rekan kerja mendukung sedangkan bila pekerja menjawab dengan jumlah skor kurang dari median dikategorikan sikap rekan kerja tidak mendukung.

9. Pengaruh Penghargaan

Untuk variabel penghargaan, setiap jawaban dari pertanyaan mendapatkan skor 1 satu jika menjawab ”butuh” dan “bermanfaat”, sedang yang menjawab ”tidak butuh”, „biasa saja” dan “tidak bermanfaat” mendapatkan skor 0 nol. Bila pekerja menjawab dengan jumlah skor lebih dari sama dengan mean dikategorikan ada pengaruh penghargaan sedangkan bila pekerja menjawab dengan jumlah skor kurang dari mean dikategorikan tidak ada pengaruh penghargaan.

F. Validitas dan Reabilitas Kuesioner

1. Validitas

Validitas merupakan indeks yang digunakan untuk menunjukkan alat ukur dapat mengukur objek secara tepat atau tidak. Pengujian validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui item kuesioner yang valid maupun tidak valid untuk membuat keputusan tetap mempertahankan atau menghapus setiap item. Item kuesioner yang tidak valid tidak dapat digunakan untuk dilakukan pengukuran dan pengujian. Pengujian validitas dapat menggunakan rumus statistik koefisien cronbach alpha pada setiap item pertanyaan untuk jenis pertanyaan berupa skala likert seperti variabel sikap, variabel persepsi terhadap bahaya, dan variabel sikap rekan kerja sedangkan untuk jenis pertanyaan pilihan dengan alternatif jawaban yang berbeda disetiap pertanyaan seperti variabel frekuensi paparan pelatihan keselamatan, variabel respon pihak pengawas dan variabel pengaruh penghargaan pengujian validitas dengan menggunakan validitas isi dengan mengevaluasi tanggapan dari pekerja untuk masing-masing item pada instrumen dengan melihat rentang waktu pekerja menjawab dan ada tidaknya pengulangan pembacaan item kuesioner untuk melihat apakah pekerja mengerti atas item pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Pada nilai koefisien cronbach alpha, setiap item pertanyaan dapat dianggap valid jika hasil perhitungan statistik koefisien cronbach alpha pada tiap pertanyaan memiliki rentang nilai 0,4 –0,7 karena korelasi masih dapat diterima, jika koefisien cronbach alpha 0,3 menunjukkan validitas sedang, cenderung menunjukkan korelasi kecil sampai sedang, dan rentang koefisien cronbach alpha 0,2 menunjukkan korelasi rendah Di Lorio, 2005. Pada hasil pengujian validitas isi dilihat dari tanggapan pekerja menjawab, setiap item pertanyaan dapat dianggap valid jika pekerja bisa langsung menjawab tanpa adanya keraguan dalam memahami maksud item pertanyaan serta tidak meminta adanya pengulangan pembacaan pertanyaan, jika rentang waktu pekerja dalam menjawab pertanyaan cukup lama dan juga adanya permintaan pengulangan pertanyaan karena pekerja kurang memahami item pertanyaan maka item tersebut dinyatakan tidak valid dan harus dilakukan modifikasi item untuk memperjelas makna pada item pertanyaan atau membuang item jika item pertanyaan tidak penting. Untuk variabel pada kuesioner akan dilakukan uji validitas kepada subjek yang karakteristik hampir mirip dengan populasi pekerja teknisi yang ada di area kerja Pondok Cabe dan memiliki kegiatan pelaporan bahaya yaitu pada pekerja teknisi PT Garuda Maintenance Facilities GMF AeroAsia karena dikhawatirkan jika di populasi yang sama maka sampel yang ada pada populasi akan semakin berkurang.

2. Reabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas biasanya menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat terlihat konsisten bila dilakukan berulang kali dengan menggunakan kuesioner yang sama. Pengujian reliabilitas salah satunya dapat dilakukan dengan melihat konsistensi internal menggunakan rumus statistik cronbach alpha keseluruhan dengan melihat nilai koefisien alpha. Hasil analisis reliabilitas tersebut nantinya memiliki rentang 0-1 dengan nilai standar koefisien alpha sebesar 0,7. Apabila hasil perhitungan statistik koefisien alpha keseluruhan 0,7 maka alat ukur yang digunakan dianggap memliki keandalan tinggi jika koefisien alpha di rentang 0,6 keandalan masih bisa diterima, jika 0,6 maka alat ukur dianggap memiliki keandalan rendah Di Lorio, 2005. Untuk variabel sikap rekan kerja menggunakan instumen dari Batemann 2009 yang telah memiliki reabilitas 0,89. Untuk reliabilitas variabel lain juga akan dilakukan uji reabilitas kepada subjek yang karakteristik hampir mirip dengan populasi pekerja teknisi yang ada di area kerja Pondok Cabe dan memiliki kegiatan pelaporan bahaya yaitu pada pekerja teknisi PT Garuda Maintenance Facilities GMF AeroAsia karena dikhawatirkan jika di populasi yang sama maka sampel yang ada pada populasi akan semakin berkurang.

H. Manajemen Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan diolah dengan menggunakan program komputer meliputi:

1. Editing

Proses ini meliputi pengecekan data terhadap lembaran kuisioner yang dilakukan selama proses pengumpulan data yang bertujuan untuk memastikan semua variabel, baik variabel independen usia, masa kerja, sikap, persepsi terhadap bahaya, frekuensi paparan pelatihan keselamatan, respon pihak pengawas, sikap rekan kerja dan pegaruh penghargaan terisi. Pengecekan data tehadap lembaran form pelaporan bahaya yang dilakukan selama proses pengumpulan data melalui studi dokumen dari variabel dependen perilaku pelaporan bahaya. Selama proses tersebut dilakukan penyuntingan data oleh peneliti agar data yang salah atau meragukan dapat langsung ditelusuri kembali kepada pekerja yang bersangkutan.

2. Coding

Proses pengkodean dilakukan terhadap setiap variabel yang ada dalam penelitian ini untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data. Berikut ini merupakan kode variabel penelitian: Tabel 4.2 Kode Variabel Variabel Kode Identitas Pekerja IR1-IR3 KepatuhanPelaporan Bahaya B1 Faktor Internal A1-A6 Usia A1 Masa Kerja A2 Sikap A51 – 156 Persepsi terhadap bahaya A61 – 165 Faktor Eksternal C1-C4 Frekuensi Paparan pelatihan keselamatan C11-C12 Respon Pihak Pengawas C31-C33 Sikap Rekan Kerja C41-C44 Pengaruh Penghargaan C21-C22

3. Entry

Data yang sudah dikode kemudian dimasukkan dalam program software statistik SPSS untuk dilakukan analisis data. Data yang di entry adalah nama pekerja, departemen, nomor telepon, kepatuhaan pelaporan bahaya, usia, masa kerja, sikap, persepsi terhadap bahaya, frekuensi paparan pelatihan keselamatan, respon pihak pengawas, sikap rekan kerja dan pengaruh penghargaan.

4. Cleaning

Pembersihan data atau pengecekan kembali dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam melakukan pengkodean ataupun pada saat melakukan entry data. Variabel yang dilakukan pengecekan adalah nama pekerja, departemen, nomor telepon, kepatuhan pelaporan bahaya, usia, masa kerja, sikap, persepsi terhadap bahaya, frekuensi paparan pelatihan keselamatan, respon pihak pengawas, sikap rekan kerja dan pengaruh penghargaan. Proses ini dilakukan dengan cara melakukan tabulasi frekuensi dari setiap variabel baik variabel independen maupun variabel dependen penelitian agar terlihat apabila terdapat data yang tidak sesuai.

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian baik variabel dependen kepatuhan pelaporan bahaya dan variabel independen usia, masa kerja, sikap, persepsi terhadap bahaya, frekuensi paparan pelatihan keselamatan, respon pihak pengawas, sikap rekan kerja dan pengaruh penghargaan.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat perlu dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian ini dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui adakah hubungan antara usia, masa kerja, sikap, persepsi terhadap bahaya, frekuensi paparan pelatihan keselamatan, respon pihak pengawas, sikap rekan kerja dan pengaruh penghargaan dengan kepatuhan pelaporan bahaya. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis uji yaitu uji chi-square dan uji T-test Independen. Uji chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel kategorik dengan variabel kategorik yaitu sikap, persepsi terhadap bahaya, paparan pelatihan keselamatan, persepsi kegiatan pengawasan, sikap rekan kerja dan penghargaan. Sedangkan uji T-test Independen dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel kategorik dengan variabel numerik yaitu usia dan masa kerja. Adapun rumus uji chi-square adalah sebagai berikut: df = k-1b-1 Keterangan: O = Nilai observasi E = Nilai ekspektasi harapan k = Jumlah kolom b = Jumlah baris Untuk mengetahui adanya kemaknaan hubungan antara dua variabel maka dilihat nilai Pvalue dengan menggunakan α 5. Bila Pvalue α, Ho ditolak, berarti data sampel mendukung adanya hubungan yang bermakna. Sebaliknya jika nilai Pvalue α , Ho gagal ditolak, berarti data sampel tidak mendukung adanya hubungan yang bermakna. Uji chi-square hanya dapat mengetahui ada atau tidak perbedaan proporsi antara kelompok atau hubungan dua variabel kategorik. Uji chi- square tidak dapat menentukan kelompok mana yang memiliki risiko lebih besar dibandingkan kelompok lain. Untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel dependen dan independen maka dilihat nilai Odds Ratio OR.

J. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan untuk menyusun informasi secara baik dan akurat sehingga memudahkan pengambilan kesimpulan. Hasil analisis penelitian ini disajikan dalam tabel silang analisis perilaku pelaporan bahaya dengan variabel-variabel independen dengan mencantumkan nilai Pvalue dan OR disertai uraian mengenai isi tabel tersebut. 65

BAB V HASIL

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

PT Pelita Air Sevice merupakan perusahaan penerbangan terkemuka yang melayani jasa charter baik bagi perusahan minyak maupun masyarakat umum. Beralamat di Jalan Abdul Muis No. 52-56 Jakarta didirikan pada tanggal 22 Januari 1970. PT. Pelita Air Service memiliki beberapa area kerja di Balikpapan, Halim, Pondok Cabe, Matak dan Dumai. Area Kerja Pondok Cabe merupakan based Maintenance PT Pelita Air Service.

1. Profil PT Pelita Air Service

Eksplorasi dan produksi industri minyak modern memerlukan dukungan penerbangan dalam menghadapi setiap kegiatan. Adanya kebutuhan mengenai dukungan penerbangan mendorong Pertamina mendirikan organisasi penerbangan untuk mendukung perusahaan di tahun 1968 yang bernama PT Pelita Air Service. Berikut sejarah singkat PT Pelita Air Service: a. Pada tahun 1970 perusahaan memulai dengan daerah operasi dari Provinsi Aceh di barat sampai Merauke di Papua Timur yang berbasis kegiatan dan melayani penerbangan regional. b. Pada tahun 1981 PT Pelita Air Service memperoleh kemandirian finansial dari Pertamina untuk meningkatkan daya saing di luar industri penerbangan domestik komersial dan bersaing internasional.