Menurut penelitian Marettia 2011 di PT SIM Plant Tambun II menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pelatihan dengan
perilaku pekerja dalam pelaksanaan STOP yang merupakan kartu untuk mencatat perilaku tidak aman di lingkungan kerja. Semakin baik
pelatihan yang diberikan pada pekerja dapat meningkatkan perilaku aman dalam pelaksanaan STOP. Penelitian Asril 2003 mengenai faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam mengisi Kartu Pengamatan KKL di PT Apexindo Pratama Duta Tbk juga menyatakan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan perilaku pekerja dalam mengisi kartu pengamatan KKL yang berfungsi untuk
mencatat perilaku dan kondisi tidak aman di PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Sebaliknya, penelitian Anugraheni 2003 menghasilkan yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pelatihan dengan perilaku pekerja dalam pelaksanaan STOP 6 yang berfungsi
untuk mencatat perilaku dan kondisi berbahaya. STOP, STOP 6, dan kartu KKL merupakan salah satu jenis kegiatan pelaporan bahaya yang
diterapkan di perusahaan.
c. Instruksi pada Awal Pekerjaan
Instruksi pada awal pekerjaan atau yang biasa disebut safety briefing
merupakan bentuk komunikasi terhadap pekerja. Menurut Notoatmodjo 2007, komunikasi adalah proses pengoperasian
rangsangan stimulus dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak non-verbal, untuk mempengaruhi orang lain. Disamping untuk
menyampaikan perintah dan pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan,
komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja digunakan untuk mendorong perilaku, sehingga pekerja termotivasi untuk bekerja dengan
selamat dan melakukan perilaku tertentu, termasuk perilaku pelaporan bahaya Noviandry, 2013. Penelitian Marettia 2011 menyatakan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan perilaku pekerja dalam melaksanakan STOP yang merupakan kartu untuk mencatat
perilaku tidak aman di lingkungan kerja. STOP merupakan salah satu jenis kegiatan pelaporan bahaya di perusahaan.
d. Ketersediaan Peralatan yang Sesuai dan Aman
Mesin atau peralatan sering juga menimbulkan potensi bahaya maka seluruh peralatan kerja harus didesain, dipelihara dan digunakan
dengan baik. Pengendalian potensi bahaya dapat dipengaruhi oleh bentuk peralatan, ukuran, berat ringannya peralatan, kenyamanan operator, dan
kekuatan yang diperlukan untuk menggunakan atau mengoperasikan peralatan kerja dan mesin-mesin Tarwaka, 2008. Penelitan Hayati
2004 menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan APD dengan perilaku kepatuhan Terhadap Pelaksanaan
Standar Operating Procedure pada Pekerja di Bagian Welding PT
Krama Yudha Ratu Motor. Namun bertentangan dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sumbung 2000 dalam Iqbal 2014 menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan APD dengan perilaku kepatuhan
penggunaan APD.
e. Paparan Rapat Keselamatan
Paparan rapat keselamatan atau safety meeting merupakan bentuk dari komunikasi dalam K3. Menurut Notoatmodjo 2007, komunikasi
adalah proses pengoperasian rangsangan stimulus dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak non-verbal, untuk mempengaruhi orang
lain. Marettia 2011 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara komunikasi
dengan perilaku
pekerja dalam
melaksanakan program STOP yang merupakan kartu untuk mencatat perilaku tidak aman di lingkungan kerja. Program STOP merupakan salah
satu jenis pelaporan bahaya. Sebaliknya, penelitian Utami 2014 menghasilkan bahwa tidak ada hubungan antara safety meeting dengan
perilaku aman safe behavior pekerja Departemen Operasi II PT Pusri Palembang
.
f. Work Pace Kecepatan Kerja