Hasil Belajar Landasan Teori

28 harus berjalan secara efektif agar ilmu yang disampaikan kepada siswa dapat diterima dengan baik dan bermanfaat dalam kehidupan. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan berhasil, maka guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran dan berbagai model-model pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi kepada siswa.

2.1.4 Hasil Belajar

Pelaksaaan proses pembelajaran harus bisa diukur untuk mengetahui seberapa jauh anak dapat menangkap dan memahami materi yang disampaikan serta untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut. Untuk melihat seberapa besar keberhasilan pembelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai. Hosnan 2014: 4 berpendapat bahwa hasil belajar diukur melalui suatu proses yang telah dilakukan, apakah proses tersebut sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar. Karena melalui proses yang benar, kelak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ketika kembali ke masyarakat sebagai outcomekeluaran. Hasil belajar yang terjadi dalam suatu proses, di mana proses tersebut dilalui dengan latihan, pengalaman, penguatan serta memiliki tujuan yang terarah tersebut juga dapat berbentuk seperti peubahan tingkah laku. Dalam Hosnan 2014: 6, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar, menurut Gagne Makmun, 2003 berbentuk seperti berikut: a. Kecakapan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol-simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan 29 discrimination, memahami konsep konkret, konsep abstrak, aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. b. Sikap attitude, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukakan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. c. Strategi kognitif. Kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif, yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran. d. Kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. e. Informasi ferbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk ferbal, baik secara tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya. Sudjana 2014: 22-23 berpendapat “hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya ”. Horward Kingsley dalam Sudjana 2014: 22 membagi tiga macam hasil belajar 30 meliputi, a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni: a informasi verbal, b keterampilan intelektual, c strategi kognitif, d sikap, dan e keterampilan motoris. Pada sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan istruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin S. Bloom. Bloom 1956 dalam Rifa ‟i dan Anni 2012: 70-73 membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pengetahuan, dan pemahaman disebut kognitif tingkat rendah, sedangkan aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi disebut dengan kognitif tingkat tinggi. Kemampuan penerapan merupakan kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus, dan sebagainya, digunakan untuk memecahkan masalah. Kemampuan analisis ialah kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur. Kemampuan sintesis yakni kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian ke dalam kesatuan. Kemampuan evaluasi yaitu kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu aspek penerimaan, jawaban atau reaksi atau partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Penerimaan merupakan kesediaan menerima rangsangan dengan cara memberikan perhatian ke rangsangan yang datang. Partisipasi merupakan 31 kesediaan memberikan respon dengan cara berpartisipasi. Penilaian ialah kesediaan untuk menentukan pilihan nilai dari rangsangan tersebut. Organisasi yakni kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilih untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai yakni menjadikan nilai- nilai yang diorganisasikan tidak hanya sebagai pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek ranah psikomotoris, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. Kesiapan adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. Gerakan terbimbing adalah kemampuan melakukan gerakan dengan meniru yang telah dicontohkan. Gerakan terbiasa adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada contoh gerakan. Gerakan kompleks adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang setelah mengalami suatu proses belajar. Kemampuan-kemampuan yang diperoleh siswa meliputi tiga kemampuan, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang ingin dicapai yaitu kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif berupa pengetahuan yang didukung oleh aspek afektif dan 32 juga psikomotorik berupa sikap dan keterampilan peserta didik. Hasil pembelajaran dapat diukur oleh guru menggunakan teknik tes dan non tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran tersebut. Selain itu, juga sebagai langkah untuk melakukan evaluasi perbaikan proses pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.

2.1.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 7 166

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SITAIL KABUPATEN TEGAL

1 8 306

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KOMPA Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 9

STUDI KO Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 16

PENDAHULUAN Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 6

STUDI KOMPARASI STRATEGI CARD SHORT BERBASIS PUZZLE DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Strategi Card Short Berbasis Puzzle Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Kelas V SD Negeri Pulokulon 3 Dan SD Ne

0 1 17

STUDI KOMPARASI STRATEGI CARD SHORT BERBASIS PUZZLE DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Strategi Card Short Berbasis Puzzle Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Kelas V SD Negeri Pulokulon 3 Dan SD Ne

0 0 12

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMBOKLUWUNG ABUPATEN TEGAL

0 0 83

STUDI KOMPARASI MODEL STAD DANTAI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARPKN SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 6 DANOTA TEGAL

0 0 110