Pembelajaran Aktif Landasan Teori

42 aproach to instruction that includes its goals, sintax, environment, and management system. ” Artinya, model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, langkah-langkahnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Arend 1997 dalam Ngalimun 2014: 28 memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak- anak. Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik teratur dalam pengorganisasian kegiatan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar kompetensi belajar. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu rancangan kegiatan belajar agar pelaksaaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang logis. Ngalimun 2014: 29 berpendapat bahwa fungsi model pembelajaran yaitu sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan kepada siswa, tujuan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan dari masing-masing siswa.

2.1.10 Pembelajaran Aktif

Hosnan 2014: 208 menyatakan “Active Learning adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlihat secara intelektual dan emosional 43 sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. ” Pada Active learning, siswa diharuskan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam beberapa jenis kegiatan di mana secara fisik mereka merupakan bagian dari pembelajaran tersebut. Secara sederhana, active learning merupakan leaarning by doing. Active learning lebih mementingkan proses daripada hasil. Active Learning merupakan segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antarsiswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran. Active learning merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir dari pembelajaran aktif. Kegiatan pembelajaran harus dirancang dengan baik agar bisa bermakna bagi peserta didik. Belajar yang bermakna terjadi bila peserta didik mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya Yulaelawati, dalam Hosnan 2014: 209. Bonwell 1995 dalam Hosnan 2014: 210-211 menyatakan bahwa pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut: a Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas; b Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah; c Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi 44 kuliah; d Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis, dan melakukan evaluasi; e Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Disamping karakteristik tersebut, Hosnan 2014: 211 berpendapat bahwa secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal, yaitu: a interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence di mana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. b setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual accountability. c proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerja sama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi pelajaran dan kualitas pembelajaran pun akan semakin meningkat. Dalam Hosnan 2014: 211 terdapat beberapa penelitian yang membuktikan bahwa konsentrasi siswa berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio 1984 menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40 dari waktu pembelajaran yang tersedia. Selanjutnya, penelitian Mc Keachie 1986 menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama, perhatian siswa dapat mencapai 70, kemudian berkurang sampai 20 pada waktu 20 menit terakhir. Hal tersebut sering terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah dan menyebabkan kegagalan dalam proses mencapai tujuan pembelajaran. Kegagalan tersebut terjadi karena siswa tidak terlibat secara 45 aktif dalam proses pembeajaran atau dengan kata lain siswa sering menggunakan indera pendengaran dibandingkan visual sehingga apa yang dipelajari di kelas menjadi tidak bermakna dan cenderung mudah dilupakan oleh siswa. Dengan demikian, penerapan model-model pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran akan menambah konsentrasi siswa untuk menerima materi sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan tujuan dari pembelajaran pun dapat tercapai. Selain itu, dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif akan menghilangkan kebosanan sehingga akan timbul minat belajar yang besar pada diri siswa. Selanjutnya, Hosnan 2014: 216-7 menyebutkan keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran aktif. Keuntungan dari pembelajaran aktif antara lain: a Peserta didik lebih termotivasi; b Mempunyai lingkungan yang aman; c Partisipasi oleh seluruh kelompok belajar; d Setiap orang bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya sendiri; e Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya; f Reseptif meningkat; g Pendapat induksi distimulasi; h Partisipan mengungkapkan proses berpikir mereka; i Memberi keempatan untuk memperbaiki kesalahan; j Memberi kesempatan untuk mengambil resiko. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran aktif, yaitu: a Keterbatasan waktu; b Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan; c Ukuran kelas besar; d Keterbatasan materi, peralatan, dan sumber daya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model-model pembelajaran aktif memiliki lebih banyak keuntungan daripada kelemahannya. Dengan cara mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh dan meminimalisir kelemahan yang ada, maka 46 pembelajaran aktif sangat penting untuk diterapkan dalam proses pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.1.11 Model Pembelajaran True or False

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 7 166

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SITAIL KABUPATEN TEGAL

1 8 306

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KOMPA Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 9

STUDI KO Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 16

PENDAHULUAN Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 6

STUDI KOMPARASI STRATEGI CARD SHORT BERBASIS PUZZLE DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Strategi Card Short Berbasis Puzzle Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Kelas V SD Negeri Pulokulon 3 Dan SD Ne

0 1 17

STUDI KOMPARASI STRATEGI CARD SHORT BERBASIS PUZZLE DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Strategi Card Short Berbasis Puzzle Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Kelas V SD Negeri Pulokulon 3 Dan SD Ne

0 0 12

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMBOKLUWUNG ABUPATEN TEGAL

0 0 83

STUDI KOMPARASI MODEL STAD DANTAI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARPKN SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 6 DANOTA TEGAL

0 0 110