Teori Pembelajaran Landasan Teori

25 untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar. Contoh: seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep pendekatan belajar yang lebih mendalam misalnya, akan berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive pendekatan belajar yang dangkal atau biasa saja. Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal serta pendekatan belajar. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar setiap individu, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, seperti sekolah, orang tua, dan masyarakat agar siswa dapat memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar sehingga kemampuan dan potensi yang dimilikinya dapat berkembang dengan baik dan hasil belajar menjadi lebih optimal.

2.1.3 Teori Pembelajaran

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, di mana asas belajar maupun teori belajar tersebut merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, pembelajaran dilakukan olah pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik Sagala, 2013: 61. Corey 1986 dalam Sagala 2013: 61 menyatakan bahwa konsep pembelajaran merupakan suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam perubahan tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi 26 tertentu. Mengajar menurut William H. Burton adalah suatu upaya pemberian stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dimyati dan Mudjiono 1999 dalam Sagala 2013: 62 mendefinisikan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaaan sumber belajar. ” UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Sagala 2014: 63 berpendapat bahwa dalam pembelajaran, seorang guru harus bisa memahami hakekat materi pelajaran yang akan diajarkannya kepada siswa, yang nantinya dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Serta memahami berbagai model pembelajaran yang efektif sehingga dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencaaan pengajaran yang matang. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu: pertama, mental siswa dilibatkan secara maksimal dalam proses pembelajaran. Jadi, siswa tidak hanya dituntut hanya untuk mendengar dan mencatat, tetapi siswa harus aktif dalam proses berpikir. Kedua, pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada akhirnya dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. 27 Saefuddin dan Berdiarti 2014: 8 juga menjelaskan bahwa pembelajaran dapat dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan-perubahan yang sifatnya positif dalam dirinya, dan pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Winkel dalam Saefuddin dan Berdiarti 2014: 9 berpendapat bahwa pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal atau pengaruh dari luar seperti lingkungan yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri siswa. Selanjutnya, Hamalik 2010: 57 menyatakan “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. ” Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku- buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang terjadi antara guru dan siswa serta lingkungan alam, di mana guru sebagai pihak yang memberikan pembelajaran dan siswa sebagai pihak yang menerima pelajaran. Kegiatan dalam pembelajaran 28 harus berjalan secara efektif agar ilmu yang disampaikan kepada siswa dapat diterima dengan baik dan bermanfaat dalam kehidupan. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan berhasil, maka guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran dan berbagai model-model pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi kepada siswa.

2.1.4 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 7 166

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SITAIL KABUPATEN TEGAL

1 8 306

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KOMPA Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 9

STUDI KO Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 16

PENDAHULUAN Studi Komparasi Strategi True Or False Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 5 Ketro Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 6

STUDI KOMPARASI STRATEGI CARD SHORT BERBASIS PUZZLE DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Strategi Card Short Berbasis Puzzle Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Kelas V SD Negeri Pulokulon 3 Dan SD Ne

0 1 17

STUDI KOMPARASI STRATEGI CARD SHORT BERBASIS PUZZLE DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Strategi Card Short Berbasis Puzzle Dengan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Kelas V SD Negeri Pulokulon 3 Dan SD Ne

0 0 12

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMBOKLUWUNG ABUPATEN TEGAL

0 0 83

STUDI KOMPARASI MODEL STAD DANTAI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARPKN SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 6 DANOTA TEGAL

0 0 110