ACCOUNTING POLICIES continued aa. Imbalan kerja lanjutan

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 544– Schedule 3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan 3. USE OF SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS continued Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Allowance for impairment losses of financial assets Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya sesuai dengan Catatan 2f. Financial assets accounted for at amortised cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2f. Kondisi spesifik penurunan nilai counterparty dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Manajemen Risiko. The specific counterparty conditions of the total allowances for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and is based upon managements best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterpartys financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Management. Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti antara lain kualitas kredit, industri, dan jenis produk. Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality, industry, and type of product amongst others. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, asumsi dibuat untuk menentukan kerugian yang melekat dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modelled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances. 4. KAS 4. CASH 2014 2013 Kas dalam khasanah 58,658,561 53,072,337 Cash in vault Kas 198,000 177,000 Cash on hand 58,856,561 53,249,337 PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 545– Schedule 5. GIRO PADA BANK INDONESIA

5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

2014 2013 Rupiah 1,524,951,197 1,120,640,663 Rupiah Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo giro pada Bank Indonesia termasuk giro yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah Entitas Anak masing-masing adalah sebesar Rp 51.604.874 dan Rp 47.535.713. Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum GWM dari Bank Indonesia. As of 31 December 2014 and 2013, current accounts with Bank Indonesia include amounts under Sharia banking principles Subsidiary of Rp 51,604,874 and Rp 47,535,713, respectively. Account balance in Bank Indonesia are maintained to comply with Minimum Statutory Reserve regulation set by Bank Indonesia. Rasio GWM Bank dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: As of 31 December 2014 and 2013, the GWM ratios of the Bank and its Subsidiary are as follows: 2014 2013 Bank Umum – Konvensional Commercial Bank – Conventional Giro Wajib Minimum Primer - Rupiah 8.86 8.06 Primary Statutory Reserve - Rupiah Giro Wajib Secondary Statutory Minimum Sekunder - Rupiah 12.67 16.23 Reserve- Rupiah Giro Wajib Minimum - LDR - - Primary Statutory Reserve - LDR Bank Syariah 5.01 5.04 Sharia Bank Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank dan Entitas Anak telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM. As of 31 December 2014 and 2013, the Bank and its Subsidiary have complied with Bank Indonesia regulation on the GWM. GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dibentuk oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dibentuk oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia “SBI”, Surat Utang Negara “SUN” danatau kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM Loan to Deposit Ratio “LDR” yang dipelihara di Bank Indonesia. GWM LDR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, jika LDR Bank di bawah atau di atas target LDR Bank Indonesia sebesar 78 dan 92. LDR Bank boleh melebihi target LDR dari Bank Indonesia sebesar 92 jika KPMM Bank lebih besar dari KPMM Insentif Bank Indonesia sebesar 14. Primary statutory reserve is a minimum reserves that should be maintained by the Bank in the current accounts with Bank Indonesia while secondary statutory reserve is a minimum reserves that should be maintained by the Bank which comprises of Certificates of Bank Indonesia “SBI”, Government Debenture Debt “SUN” andor excess reserve of the Bank’s current accounts from Primary Statutory Reserve and Loan to Deposit Ratio “LDR” Statutory Reserve that should be maintained in Bank Indonesia. LDR Statutory Reserve is a minimum reserve that should be maintained by the Bank in the current accounts with Bank Indonesia if LDR is below or above the LDR target from Bank Indonesia amounted to 78 and 92. The Bank’s LDR may exceed the target LDR of 92 given that the Capital Adequacy Ratio is above BI requirement of 14.