Impairment of financial assets continued

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 525– Schedule 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan

2. ACCOUNTING POLICIES continued f. Penurunan nilai dari aset keuangan lanjutan

f. Impairment of financial assets continued

C Kontrak jaminan keuangan dan tagihan komitmen lainnya C Financial guarantee contracts and other commitment receivables Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar amortisasi dengan present value atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi ketika pembayaran atas jaminan menjadi probable dan selisihnya dibebankan sebagai biaya operasional lain-lain. Subsequently they are measured at the higher of amortised amount and the present value of any expected payment when a payment under the guarantee has become probable and the difference is charged to other operating expense. D Cadangan kerugian penurunan nilai untuk Entitas Anak berbasis syariah D Allowance for impairment losses on for Sharia’s Subsidiary Entitas Anak berbasis syariah menghitung penyisihan kerugian aset produktif sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 821PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah berdasarkan PBI No. 99PBI2007 tanggal 18 Juni 2007, PBI No.1024PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008 dan terakhir dengan PBI No.1313PBI2011 tanggal 24 Maret 2011, yaitu: a. Cadangan umum, sekurang-kurangnya sebesar 1 dari aset produktif yang digolongkan lancar. b. Cadangan khusus, sekurang-kurangnya sebesar: - 5 dari aset produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus setelah dikurangi nilai agunan - 15 dari aset produktif yang digolongkan kurang lancar dikurangi nilai agunan - 50 dari aset produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai agunan - 100 dari aset produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan. c. Kewajiban untuk membentuk penyisihan kerugian aset produktif tidak berlaku bagi transaksi sewa ijarah atau ijarah muntahi’yah bittamlik. Subsidiary engaged in sharia business calculated allowance for possible losses of earning assets in accordance with Bank Indonesia Regulation PBI No. 821PBI2006 dated 5 October 2006 regarding The Quality Rating of assets of Commercial Banks Conducting Business Based on Sharia principles, which has been amended with PBI No. 99PBI2007 dated 18 June 2007, PBI No. 1024PBI2008 dated 16 October 2008 and the latest amendment PBI No. 1313PBI2011 dated 24 March 2011, as follows: a. General reserve shall be no less than 1 of total earning asset classified as Current; b. Specific reserve shall be at least: - 5 of earning assets classified as Special Mention after deducted by collateral value; - 15 of earning assets classified as Substandard after deducted by collateral value; - 50 of earning assets classified as Doubtful after deducted by collateral value; - 100 of earning asset classified as Loss after deducted by collateral value. c. The requirement to establish allowance for possible losses shall not be applicable for ijarah leasing or ijarah muntahi’yah bittamlik. g. Kas dan setara kas g. Cash and cash equivalents Kas meliputi kas kecil, dan kas dalam khasanah. Cash includes cash and cash in vault. PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 526– Schedule 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan

2. ACCOUNTING POLICIES continued h. Giro pada bank lain dan Bank Indonesia

h. Current accounts with other banks and Bank Indonesia

Giro pada bank lain dan Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas kredit yang diberikan dan piutang. Current account with other banks and Bank Indonesia are classified as loans and receivables. Refer to Note 2d for the accounting policy of loans and receivables. Giro pada bank lain dan Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Current accounts with other banks and Bank Indonesia are stated at the outstanding balance less allowance for impairment losses. Giro Wajib Minimum Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. Primary Statutory Reserve is minimum deposit that should be maintained by bank in current account with BI in certain percentage of third party fund which is determined by BI. Giro Wajib Minimum Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, Surat Utang Negara SUN danatau Kelebihan Saldo Rekening, yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu. Secondary Statutory Reserve is minimum reserve that should be maintained by bank in form of Bank Indonesia Certificates SBI, Government Debenture Debt SUN andor Excess Reserve, in certain percentage determined by BI. Giro Wajib Minimum LDR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, jika LDR Bank dibawah minimum LDR target Bank Indonesia 78 atau jika diatas maksimum LDR target BI 92 dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM Bank lebih kecil dari KPMM Insentif Bank Indonesia sebesar 14. The Minimum Statutory Reserve on LDR is the additional reserve that should be maintained by the Bank in the form of Current Accounts with Bank Indonesia, if the Bank’s LDR is below the minimum of LDR targeted by Bank Indonesia 78 or if the Bank’s LDR above the maximum of LDR targeted by BI 92 and the Capital Adequacy Ratio CAR is below Bank Indonesia requirement of 14.

i. Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia

i. Placements with other banks and Bank Indonesia

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk interbank call money dan FASBI. Placements with Bank Indonesia and other banks consist of interbank call money and FASBI. Penempatan pada bank lain dan BI diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas kredit yang diberikan dan piutang. Placements with other banks and BI are classified as loans and receivables. Refer to Note 2d for the accounting policy of loans and receivables. j. Efek-efek j. Marketable securities Efek-efek yang dimiliki terdiri dari SBI, obligasi korporasi, wesel jangka menengah, unit penyertaan reksadana, dan efek-efek pasar uang dan pasar modal lainnya. Marketable securities consist of SBI, corporate bonds, medium term notes, mutual fund investment units and other money market and capital market securities. Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui labarugi, tersedia untuk dijual, dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual, dan dimiliki hingga jatuh tempo. Marketable securities are classified as financial assets at fair value through profitloss, available-for-sale, and held-to-maturity. Refer to Note 2d for the accounting policy of financial assets held-for-trading, available-for-sale, and held-to-maturity.