B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Ima Ruhmawati dkk, Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa
LKS Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fotosintesis Kelas Viii Smp Negeri 4 Malang, menyimpulkan bahwa:
tedapat perbedaan yang bermakna antara prestasi belajar kimia siswa kelas XI yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan
media LKS berbasis life skill tahun ajaran 20062007, bila pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik.
2. Sugeng Handayani 2006 dengan judul Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif dan Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menemukan Hubungan
antara Kuat Arus dengan Beda Potensial dan Hambatan menyimpulkan bahwa: dengan perbaikan rencana pembelajaran model
pembelajaran kooperatif dan perbaikan lembar kerja siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi pelajaran fisika
khususnya menemukan hubungan kuat arus dengan beda potensial dan hambatan.
3. Devy Retnosaridewi, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk
Pembelajaran Permutasi dan Kombinasi dengan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa SMA Kelas XI, menyimpulkan bahwa:
dengan pengembangan LKS dapat mengkonstruksi pengatahuan siswa sehingga kompetensi dasar yang ditetapkan dapat tercapai.
C. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran kimia sebagian materi yang dibahas merupakan materi-materi yang membutuhkan eksperimen untuk mendapatkan konsep
yang matang. Akan tetapi, masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas untuk melakukan eksperimen sehingga pembelajaran
kimia hanya sebatas pada teori. Untuk membantu siswa dalam melakukan eksperimen, salah satu
bahan ajar yang dipakai adalah LKS Eksperimen. LKS merupakan merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga
siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Akan tetapi, LKS yang digunakan di sekolah-sekolah adalah LKS yang
dibeli bukan dibuat sendiri oleh guru. Sehingga LKS yang ada kurang memberikan pengalaman pada siswa khususnya yang terkait dengan
bidang kimia serta kurang kontekstual dan kurang cocok dengan situasu dan kondisi lingkungan sekolah.
Salah satu cara yang membantu siswa dalam melakukan eksperimen yaitu dengan menggunakan LKS eksperimen berbasis lingkungan yaitu
LKS yang berisi prosedur eksperimen kimia dengan bahan dan alat yang mudah diperoleh di lingkungan sehari-hari siswa yang bertujuan agar
siswa dapat lebih mudah memahami konsep dalam eksperimen tersebut. Dengan memanfaatkan peralatan dan bahan sederhana dari lingkungan
berarti pembelajaran kimia lebih didasarkan pada lingkungan sehingga sesuai dengan keadaan siswa sehari-hari, maka diharapkan pembelajaran
menjadi lebih efektif, menarik dan memotivasi siswa sehingga siswa mampu lebih cepat dan mudah memahami pesan yang terkandung dalam
LKS dan mampu melaksanakan eksperimen sesuai dengan isi LKS yang pada akhirnya diharapkan akan berdampak positif pada pemahaman
konsep siswa itu sendiri. Jadi penggunaan LKS eksperimen berbasis lingkungan diharapkan
dapat membantu siswa dalam melakukan eksperimen, memahami konsep, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian diduga
penggunaan LKS eksperimen berbasis lingkungan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:
Hipotesis alternatif Ha: LKS Eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep laju
reaksi. Hipotesis nol Ho: LKS Eksperimen berbasis lingkungan tidak dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep laju reaksi.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian pengaruh LKS Eksperimen lingkungan terhadap hasil belajar dengan materi laju reaksi dilakukan pada semester genap tahun ajaran 20132014.
Adapun tempat penelitian dilakukan di MA Nurul Ummah Ciampea Bogor. B.
Metodelogi Penelitian 1.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan diguanakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen atau disebut juga eksperimental semu. Penelitian
yang mendekati percobaan sesungguhnya di mana tidak mungkin mengadakan kontrolmemanipulasikan semua variabel yang relevan.
1
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan
pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
2
Desain ini akan menggunakan dua kelas subjek yaitu kelas kontrol tidak diberikan
perlakuan, menggunakan metode konvensional dan kelas eksperimen diberikan perlakuan, menggunakan LKS eksperimen berbasis lingkungan.
Dua kelas dianggap sama dalam semua aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan. Berikut ini tabel desain Penelitian
Nonequivalent Control Group Design sebagai berikut :
1
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003, h. 73
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2012, Cet, 15, h. 116