Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. 5 LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. 6 Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari LKS, diperlukan persiapan yang matang dalam perencanaan materi isi dan tampilan desain. Materi LKS harus diturunkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sementara itu desain dikembangkan untuk memudahkan siswa berinteraksi dengan materi yang diberikan. Akan tetapi, ada sekolah yang masih terbatas fasilitasnya, dan LKS yang beredar kurang memberikan pengalaman pada siswa khususnya yang terkait dengan bidang kimia. LKS pada umumnya dibeli dan bukan dibuat sendiri oleh guru. Padahal LKS sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan. Sehingga LKS dapat lebih menarik serta lebih kontekstual dengan situasi dan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial budaya peserta didik. 7 Oleh sebab itu, dalam penelitian ini digunakan LKS eksperimen berbasis lingkungan yaitu LKS yang berisi prosedur eksperimen kimia dengan bahan dan alat yang mudah diperoleh di lingkungan sehari-hari siswa yang bertujuan agar siswa dapat lebih mudah memahami konsep laju reaksi melalui LKS tersebut. Dengan memanfaatkan peralatan dan bahan sederhana dari lingkungan berarti pembelajaran kimia lebih didasarkan pada lingkungan sehingga sesuai dengan keadaan siswa sehari-hari, maka diharapkan pembelajaran menjadi lebih efektif, menarik dan memotivasi siswa sehingga siswa mampu lebih cepat dan mudah memahami pesan yang terkandung dalam LKS dan mampu melaksanakan eksperimen sesuai dengan isi LKS yang 5 Tian Belawati, dkk, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Cet. 1, h. 3.22. 6 Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP, Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009, h. 32. 7 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta: Diva Press, 2011, Cet. 1, h. 203. pada akhirnya diharapkan akan berdampak positif pada pemahaman konsep siswa itu sendiri. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh LKS Eksperimen Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Laju Reaksi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Masih ada sekolah yang tidak melakukan eksperimen pada mata pelajaran IPA sehingga konsep yang didapatkan siswa kurang matang. 2. Masih ada sekolah yang memiliki keterbatasan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen. 3. LKS yang digunakan kurang memberikan pengalaman pada siswa khususnya pada pelajaran kimia. 4. LKS yang beredar kurang kontekstual dan tidak sesuai dengan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial budaya peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas dari judul penelitian, maka masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada pengaruh LKS eksperimen berbasis lingkungan pada konsep laju reaksi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh LKS eksperimen berbasis lingkungan pada konsep laju reaksi terhadap hasil belajar ?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh LKS eksperimen berbasis lingkungan pada konsep laju reaksi.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak, antara lain: 1. Bagi siswa, memberikan pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah bersumber pada LKS eksperimen berbasis lingkungan melalui metode eksperimen terhadap konsep kimia, sehingga mereka dapat memahami konsep dengan mudah karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, menyenangi pelajaran kimia, kreatif, dan senantiasa meningkatkan pengetahuannya tentang alat-alat yang berguna untuk bekal ketika ujian praktik. 2. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru tentang pengembangan LKS eksperimen berbasis lingkungan sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sehingga guru senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran kimia. 3. Bagi sekolah, diperoleh LKS yang dapat digunakan untuk eksperimen dalam mata pelajaran kimia. 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. LKS Lembar Kerja Ssiwa

a. Pengertian LKS Lembar Kerja Siswa

Salah satu bentuk bahan ajar cetak yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa LKS. Menurut Andi Prastowo, LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. 1 Sementara menurut tian belawati, LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. 2 Lembar Kegiatan Siswa student work sheet adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. 3 Dari beberapa penjelasan mengenai pengertian LKS, dapat dipahami bahwa LKS merupakan lembaran-lembaran yang didalamnya berisi ringkasan materi, tugas siswa, dan informasi- informasi yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan aktif.

b. Fungsi LKS

Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai LKS pada bagian sebelumnya, dapat diketahui bahwa LKS memiliki 1 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta: Diva Press, 2011, Cet. 1, h. 203, 2 Tian Belawati, dkk, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Cet. 1, h. 3.22. 3 Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, Pengembangan Perangkat Pembelajaran..., Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009, h. 32.