Uji Normalitas Pengujian Prasyarat Analisis

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan prasyarat analisis data, diketahui bahwa hasil belajar kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, sehinga pengujian data hasil belajar kedua sampel dilanjutkan pada analisis berikutnya, yaitu uji hipotesis dengan menggunakan uji t dengan kriteria : H O : µ 1  µ 2 Ho : Hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dengan pembelajaran menggunakan LKS Eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan kurang baik atau sama dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional. H 1 : µ 1 µ 2 H 1 : Hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dengan pembelajaran menggunakan LKS Eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional. Hasil uji hipotesis penelitian kedua sampel dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Uji Hipotesis Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data Hasil Belajar Eksperimen Kontrol N 25 25 X 72,48 56,9 t hit 5,18 t tab 1,684 Kesimpulan H 1 diterima, Hasil belajar siswa dengan LKS eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional Pada Tabel 4.9 Uji hipotesis penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bahwa hasil uji-t berada pada daerah penerimaan H 1 dan menolak Ho. Dengan kriteria t hit t tab , nilai t hit = 5,18 dan t tab = 1,684 maka 5,18 1,684 sehingga dari penelitian ini Hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional dan menggunakan LKS yang sudah jadi.

D. Pembahasan

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 5 Pada penelitian ini dilihat bagaimana hasil belajar pada kelas eksperimen dengan menggunakan LKS Eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan dan pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan menggunakan LKS yang sudah jadi. Sebelum dilakukan perlakuan pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti mengambil data pretest untuk mengetahui kecocokan kelas tersebut untuk dijadikan sampel penelitian. Hasil pretest yang sudah didapat digunakan sebagai data untuk dihitung normalitas dan homogenitasnya, selanjutnya diujikan pada uji hipotesis pengambilan sampel dengan uji-t. Uji hipotesis pengambilan sampel dengan menggunakan Uji-t, pada taraf signifikan α = 0,05. Dari hasil perhitungan pretest yang dilakukan, diperoleh nilai t hit = 1,48 dan t tab = 1,684. Menunjukkan t hit t tab atau 1,48 1,684. Dengan demikian bahwa H 1 ditolak dan Ho diterima, dapat disimpulkan kedua kelas tersebut tidak berbeda nyata dan memiliki kemampuan yang sama. Dari kedua sampel yang sudah dihitung baik normalitas, homogenitas dan uji hipotesis atau uji-t, sampel tersebut dapat digunakan sebagai sampel 5 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosda Karya, 2009, Cet. 14, h. 22 penelitian dan dapat diberi perlakuan, karena kedua sampel memiliki kemampuan yang sama dan mewakili populasi sampel. Data posttest sebagai hasil belajar siswa, dihitung normalitasnya dan homogenitasnya diuji dengan uji hipotesis. Data yang didapat bahwa kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Data yang diperoleh dari hasil uji-t pada kedua kelas tersebut yaitu t hit = 5,18 dan t tab = 1,684 menunjukkan bahwa t hit t tab atau 5,18 1,684. Dengan demikian H o ditolak dan menerima H 1 , sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan LKS eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi. Setelah dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan LKS eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan. Sementara kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan menggunakan LKS yang sudah jadi. Kedua kelas diujikan dengan posttest yang berjumlah 20 soal. Hasil rata-rata posttest yang di dapat pada kelas eksperimen yaitu 72,48 dan pada kelas kontrol sebesar 56,9. Perbedaan perlakuan berupa digunakannya LKS eksperimen berbasis lingkungan pada kelompok eksperimen berkaitan dengan proses pembelajaran kimia. Pada LKS berbasis lingkungan disajikan desain yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa, selain itu LKS ini juga menyajikan pertanyaan- pertanyaan untuk membangun pengetahuan siswa dan penggunaan alat-alat dan bahan dari lingkungan. LKS berbasis lingkungan ini sangat membantu guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar siswa. LKS ini sangat bermanfaat karena di dalamnya terdapat latihan soal yang sudah diatur secara sistematis. Dengan menggunakan LKS ini siswa menjadi termotivasi dan bersemangat sehingga yang dipelajari dapat membantu dalam peningkatan prestasi belajarnnya ini terbukti dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru.