proses metabolisme tubuh. Selain itu belum ditemukannya hasil penelitan lain yang menunjukkan vitamin B
1
berhubungan langsung dengan kebugaran. Namun, Brouns,et.al 1989 yang menyatakan bahwa vitamin B menjadi
perhatian khusus pada atlet karena vitamin B membangun reaksi pembentukan energi dalam metabolisme Brouns dan Saris, 1989. Selain itu sebuah penelitian
yang dilakukan pada anak-anak sekolah usia 7-10 tahun di Bangalore, India menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kapasitas aerobik dan daya
tahan fisik yang disertai dengan peningkatan status thiamin bersama dengan mikronutrien lain Vaz dkk, 2011.
8. Gambaran dan Hubungan Zat Besi Fe dengan Kebugaran
Hasil analisis univariat diketahui nilai rata-rata asupan Fe mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat adalah diantara 6,74 sampai dengan 8,66
mg dengan jumlah variasi asupan Fe sebesar 4,695. Dan asupan Fe terendah 0,90 mg dan tertinggi 30,60 mg.
Hasil uji statistik antara asupan energi dengan kebugaran diperoleh Pvalue 0, 392. Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak ada
hubungan antara asupan vitamin A dengan kebugaran pada mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,089 yang
menujukan bahwa hubungan asupan Fe dengan kebugaran adalah lemah. Nilai tersebut juga menunjukkan bentuk hubungan antara asupan Fe dengan kebugaran
adalah negatif yang berarti semakin bertambahnya nilai asupan Fe maka akan
semakin berkurangnya denyut nadi setelah tes kebugaran yang berarti tingkat kebugarannya semakin bertambah.
Kemudian zat besi memiliki fungsi utama dalam tubuh sebagai alat transportasi dan utilitas dari oksigen. Fungsi zat besi penting dalam penggunaan
oksigen dalam tubuh. Fungsi ini terutama penting bagi seseorang yang melakukan latihan aerobik berupa daya tahan dan harus memiliki asupan yang
cukup Williams, 2002. Zat gizi bersatu dengan protein hemoglobin dalam sel darah merah sehingga dapat membantu melepaskan energi sebagai bahan bakar
untuk kerja sel Hoeger,Hoeger, dan Boyle, 2001. Tidak ditemukan kemaknaan asupan Fe
dengan kebugaran dimungkinkan adalah karena rata-rata asupan Fe dari makanan yang rendah yaitu rata-rata
dalam satu hari sebesar 6,74 - 8,66 mg dari yang seharusnya yaitu 26 mg perhari sehingga masih jauh dari angka kecukupan. Selain itu mahasiswi yang menjadi
responden dalam penelitian ini berada pada keadaan sehat tidak menunjukkan gejala anemia dilihat dari seleksi melalui kuesioner PAR Q and You sehingga
tidak mempengaruhi kebugarannya. Kemudian untuk melihat hubungan lebih lanjut penelitian dapat dilakukan dalam skala penelitian yang lebih besar.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dua studi yang menjukan terdapat hubungan bermakna antara Fe dalam tubuh dengan VO
2max
daya tahan kardiorespiratori. Browline 2002 menyebutkan bahwa suplementasi Fe dapat
meningkatkan kembali daya tahan kerdiorespiratori pada wanita yang tidak anemia dengan deplesi Fe. Selain itu penelian lain pun menyatakan bahwa
penurunan kebugaran VO
2max
pada wanita tanpa anemia dengan defisiensi Fe
dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya simpanan zat besi dalam tubuh Zhu dan Haas, 1997. Perbedaan kemaknaan
terjadi dikarenakan pada penelitian ini menggunakan metode recall 24 jam untuk melihat gambaran asupan dalam satu hari, sedangkan pada penelitian Zhu dan
Haas 1997 meneliti zat besi dalam bentuk simpanan dalam tubuh. Selain itu ditemukan penelitian yang pernah dilakukan terhadap anak usia
7 hingga 10 tahun menunjukkan asupan zat besi akan memiliki hubungan bermakna terhadap kapasitas aerobic dan daya tahan fisik jika dikonsumsi
bersama-sama dengan mikronutrien lain seperti vitamin C dan vitamin B kompleks Vaz, 2011.
9. Gambaran dan Hubungan Asupan Zn dengan Kebugaran