Hubungan Asupan Vitamin B Hubungan Asupan Fe dengan Kebugaran pada Mahasiswi Program Studi

6. Hubungan Asupan Vitamin A dengan Kebugaran pada Mahasiswi Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 Adapun hubungan asupan vitamin A dengan kebugaran yang diukur menggunakan denyut nadi sesaat setelah 5 detik setelah tes kebugaran dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut ini: Tabel 5.16 Analisis Hubungan Asupan Vitamin A dengan Kebugaran pada Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 Variabel Jumlah n Korelasi r P-value Asupan Vitamin A 94 -0,079 0,451 Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan vitamin A dengan kebugaran sesaat setelah tes kebugaran dengan nilai Pvalue sebesar 0,451 P 0,05.Nilai koefisien korelasi r = -0,079 menunjukkan pola hubungan antar variabel yang negatif dengan pola hubungan yang sangat lemah, yang berarti semakin bertambahnya nilai asupan vitamin A maka akan semakin berkurangnya denyut nadi setelah tes kebugaran yang berarti tingkat kebugarannya semakin bertambah.

7. Hubungan Asupan Vitamin B

1 dengan Kebugaran pada Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 Adapun hubungan vitamin B 1 dengan kebugaran yang diukur berdasarkan denyut nadi sesaat setelah 5 detik setelah tes kebugaran dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut ini: Tabel 5.17 Analisis Hubungan vitamin B 1 dengan Kebugaran pada Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 Variabel Jumlah n Korelasi r P-value Asupan Vitamin B 1 94 -0,099 0,341 Sumber: Data Primer 2013 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan anatar asupan vitamin B 1 dengan kebugaran sesaat setelah tes kebugaran dengan nilai Pvalue sebesar 0,341 P 0,05. Nilai koefisien korelasi r = -0,099 menunjukkan pola hubungan antar variabel yang negatif dengan pola hubungan yang lemah, yang berarti semakin bertambahnya nilai asupan vitamin B 1 maka akan semakin berkurangnya denyut nadi setelah tes kebugaran yang berarti tingkat kebugarannya semakin bertambah.

8. Hubungan Asupan Fe dengan Kebugaran pada Mahasiswi Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 Adapun hubungan Asupan Fe dengan kebugaran yang diukur berdasarkan denyut nadi sesaat setelah 5 detik setelah tes kebugaran dapat dilihat pad atabel 5.18 berikut ini: Tabel 5.18 Analisis Hubungan Asupan Fe dengan Kebugaran pada Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 Variabel Jumlah n Korelasi r P-value Asupan Fe 94 -0,089 0,392 Sumber: Data Primer 2013 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan anatar asupan Fe dengan Kebugaran sesaat setelah tes kebugaran dengan nilai Pvalue sebesar 0,392 P 0,05. Nilai koefisien korelasi r = -0,089 menunjukkan pola hubungan antar variabel yang negatif dengan pola hubungan yang sangat lemah, yang berarti semakin bertambahnya nilai asupan vitamin Fe maka akan semakin berkurangnya denyut nadi setelah tes kebugaran yang berarti tingkat kebugarannya semakin bertambah.

9. Hubungan Asupan Zn dengan Kebugaran pada Mahasiswi Program Studi