Dari data penelitian diatas diketahui bahwa kebugaran diberbagai tingkatan dunia, Asia maupun Indonesia masih menunjukkan tingkat kebugaran pada level
rendah terutama pada perempuan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa banyaknya perempuan dalam usia 17-21 tahun yang memiliki
tingkat kebugaran dalam skala yang rendah. Dimana pada usia tersebut rata-rata adalah usia sekolah sebagai siswa dan mahasiswa. Kebugaran daya tahan
kardiorespiratori pada masa sekolah penting untuk mendukung aktivitas kerja dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kegiatan belajar dan menyelesaikan studi dan
sebagai pencegahan terhadap terjadinya penyakit jantung koroner dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan rendahnya aktivitas fisik yang jika tidak dicegah
akan menimbulkan kematian. Kemudian pada perempuan kebugaran menjadi penting karena manfaatnya akan berdampak pada siklus kehidupan selanjutnya.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait kebugaran daya tahan kardiorespiratori hubungannya dengan berbagai faktor yang
mempengaruhi seperti IMT, persen lemak tubuh, asupan gizi dan aktivitas fisik pada rentang usia mahasiswa khususnya perempuan yang dimulai sejak dini.
B. Rumusan Masalah
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah merupakan institusi pendidikan dengan 74,8 mahasiswa
berjenis kelamin perempuan AIS, 2013. Dimana rentang usia rata-rata adalah 18-23 tahun yang termasuk dalam rentang usia produktif, karena pada usia produktif seperti
mahasiswa memerlukan aktivitas kardiorespirasi yang prima yaitu tingkat kemampuan jantung dan paru-paru untuk mensuplai dan membawa oksigen untuk
berbagai jaringan dalam tubuh kita sehingga seluruh fungsi tubuh dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, organisasi, serta latihan yang berperan dalam kegiatan
kampus dan masyarakat dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan optimal dan tidak cepat lelah sebagai langkah preventif diri sebagai mahasiswa Kesehatan
Masyarakat. Padatnya jadwal perkuliahan menjadi salah satu faktor kurangnya melakukan latihan fisik untuk mencapai kebugaran daya tahan kardiorespiratori.
Studi pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang mahasiswa yang terdiri dari 15 orang perempuan dan 15 orang laki-laki dinilai dari kapasitas maksimal untuk
menggunaan oksigen dengan uji tes kebugaran menggunakan metode YMCA 3- minutes step test yang kemudian dihitung berdasarkan denyut nadinya setelah
melakukan tes tersebut. Didapatkan bahwa 66,3 mahasisiwa tidak bugar, ditunjukkan dari jumlah denyut nadi
≥113 kali menit pada perempuan dan ≥102 laki-laki. Dan 33,7 mahasiswa bugar dengan jumlah denyut nadi 113 kalimenit
pada perempuan dan ≥102 pada laki-laki. Idealnya intensitas latihan menghasilkan jumlah denyut nadi yang lebih sedikit yaitu 50-102 kalimenit laki-laki dan 52-113
kalimenit perempuan. Kemudian hasil studi pendahuluan diketahui pada perempuan 93,3 tidak bugar dibandingkan dengan laki-laki 40 tidak bugar.
Berdasarkan hasil observasi selama 1 periode oleh Departemen Kesenian dan Olahraga Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
menunjukkan bahwa kurangnya kegiatan untuk latihan fisik atau olahraga yang rutin dilakukan oleh mahasiswi, berbeda dengan mahasiswa yang sering melakukan
pertandingan futsal dan latihan fisik lainnya. Kemudian ditambah dengan hasil studi pendahuluan kepada 15 orang mahasiswi ada 8 orang tidak aktif dalam
melaksanakan aktivitas olahraga. Olahraga adalah salah satu cara untuk mencapai kebugaran. Perempuan merupakan individu paling beresiko untuk terkena suatu
penyakit dan gangguan fisik lainnya. Dengan rendahnya kebugaran daya tahan kardiorespiratori pada mahasiswi
ditambah dengan rendahnya aktivitas olahraga, menjadikan peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara faktor lain yang mempengaruhi kebugaran daya tahan
kardiorespiratori seperti Indeks Massa Tubuh IMT, persen lemak tubuh, asupan gizi, aktivitas fisik pada mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat.
C. Pertanyaan Penelitian