Gambaran dan Hubungan Asupan Zn dengan Kebugaran

dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya simpanan zat besi dalam tubuh Zhu dan Haas, 1997. Perbedaan kemaknaan terjadi dikarenakan pada penelitian ini menggunakan metode recall 24 jam untuk melihat gambaran asupan dalam satu hari, sedangkan pada penelitian Zhu dan Haas 1997 meneliti zat besi dalam bentuk simpanan dalam tubuh. Selain itu ditemukan penelitian yang pernah dilakukan terhadap anak usia 7 hingga 10 tahun menunjukkan asupan zat besi akan memiliki hubungan bermakna terhadap kapasitas aerobic dan daya tahan fisik jika dikonsumsi bersama-sama dengan mikronutrien lain seperti vitamin C dan vitamin B kompleks Vaz, 2011.

9. Gambaran dan Hubungan Asupan Zn dengan Kebugaran

Hasil analisis univariat diketahui rata-rata asupan Zn mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat diantara 5,94-6,88 mg dengan jumlah variasi asupan Zn sebesar 2,304 dan nilai asupan Zn terendah 1,95 mg dan tertinggi 14,60 mg. Hasil uji statistik antara asupan Zn dengan kebugaran diperoleh Pvalue 0, 078 Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak ada hubungan antara asupan vitamin Zn dengan kebugaran pada mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,182 yang menujukan bahwa hubungan asupan Fe dengan kebugaran adalah lemah. Nilai tersebut juga menunjukkan bentuk hubungan antara asupan Zn dengan kebugaran adalah negatif yang berarti semakin bertambahnya nilai asupan Zn maka akan semakin berkurangnya denyut nadi setelah tes kebugaran yang berarti tingkat kebugarannya semakin bertambah. Zn berperan dalam kebugaran yang ditunjukan oleh hubungan rendahnya konsentrasi serum Zn dalam darah yang mengakibatkan penurunan otot dan berkurangnya kapasitas latihan Driskell dan Wolinsky, 2000. Zn juga memiliki fungsi penting sebagai kofaktor ratusan enzim dalam tubuh yang berperan dalam metabolisme termasuk reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degenerasi karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat Almatsier, 2004. Status Zn yang rendah dapat menghambat fungsi alat-alat tubuh yang berperan dalam mengoptimalkan kebugaran. Zn yang rendah mengakibatkan menurunnya konsentrasi Zn serum yang berhubungan dengan rusaknya fungsi- fungsi otot, termasuk dalam menurunnya kekuatan dan meningkatnya kecenderungan untuk menjadi lelah dan turunnya tenaga selama puncak kerja, kemudian status Zn yang rendah menyebabkan menurunya fungsi fisik dan penampilan Ramayulis, 2008. Tidak ditemukan kemaknaan asupan Zn dengan kebugaran dimungkinkan karena rata-rata asupan Zn dari makanan yang rendah yaitu rata- rata dalam satu hari sebesar 5,94 sampai dengan 6,88 mg dari yang seharusnya yaitu 9,3 mg perhari. Selain itu jumlah sampel dalam penelitian perlu ditingkatkan karena jumlah sampel yang lebih besar akan memperjelas keberadaan hubungan yang ada antara asupan zat gizi dengan kebugaran. Penelitian ini selaras dengan penelitian pada siswa SD di Tersobo yang juga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan Zn nilai p= 0,455 dengan kebugaran dihitung berdasarkan nilai berjalan 1 mil dengan metode food record. Iskaningtyas, 2012. Kemudian penelitian ini tidak selarasa dengan penelitian Krotkiewaski,et,al 1982 yang menunjukkan terdapat hubungan bermakana antara wanita tua yang mendapatkkan suplementasi Zn 30mg perhari dengan peningkatan kekuatan otot Ramayulis,2010. Ketidaksesuaian hasil penelitian ini dikarenakan perbedaan metode yang digunakan pada penelitian tersebut diberi perlakukan suplementasi sedangkan pada penelitian ini mengetahui rata-rata asupan Zn dalam sehari dengan recall 24 jam. Dari hasil analisis terhadap asupan Zn terhadap kebugaran tidak terdapat hubungan langsung dengan kebugaran yang dihitung dengan metode recall 24 jam. 110 BAB VII PENUTUP

A. Simpulan