Komponen Kebugaran Kebugaran 1. Pengertian Kebugaran

aktivitas atletik atau olahraga. Skill-related fitness yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup secara umum dengan meningkatkan kemampuan seseorang untuk menghadapi kondisi-kondisi darurat yang terkadang membutuhkan ketangkasan Hoeger dan Hoeger, 1996. Pada kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan lebih banyak berperan bagi kelompok atlet dibandingkan masyarakat umum sehingga penggunannya terbatas pada komunitas dan kegiatan olahraga Gisolfi dan Lamb, 1989. Skill-related fitness adalah kemampuan untuk memaksimalkan potensi genetik dengan latihan fisik dan mental yang cukup untuk menyiapkan pikiran dan tubuh dalam kompetisi. Pada kondisi ini, atlet mengembangkan kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan, dimana komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan terdiri dari kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan skill motorik neuromuskular yang spesifik terkait olahraga dari atlet Williams, 2002. Atlet pada semua level kompetisi, baik pada kompetisi internasional, gulat, permain baseball sekolah menengah, pelari jarak jauh pada kelompok usia senior, atau pemain muda sepak bola dapat meningkatkan performa terbaik mereka dengan intensitas latihan yang disesuaikan dengan perkembangan usia, fisik, dan mental mereka.

3. Komponen Kebugaran

Komponen kebugaran seringkali disebutkan dalam dua bagian, satu berhubungan dengan kesehatan dan yang lain berhubungan dengan ketrampilan atlet. Kebugaran berhubungan dengan keterampilan dibutuhkan untuk meraih sukses dalam olahraga seperti tenis, sepakbola, bola voli, golf, dan basket akan tetapi, banyak ahli merasa bahwa komponen tersebut memiliki sedikit hubungan yang kuat terhadap kesehatan dan pencegahan penyakit Nieman, 1998. Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan digambarkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan kekuatan dan berhubungan dengan rendahnya risiko terhadap penyakit degeneratif. Daya tahan kardiorespiratori, kebugaran muskuloskeletal kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh yang optimal diukur sebagai komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan. Kebugaran yang behubungan dengan tampilan di sisi lain memiliki nilai lebih yaitu ketangkasan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, kekuatan dan daya ledak serta memiliki hubungan terhadap kesehatan dan pencegahan penyakit Nieman, 1998. Setiap komponen dari kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dapat diukur secara terpisah dengan latihan spesifik yang sudah dirancang untuk dikembangkan sesuai dengan jenis olahraganya masing-masing. Bagian yang terpenting disini adalah kebugaran total yang disamakan dengan perkembangan dari setiap komponen mayor melalui program latihan terangkai dengan baik. Beberapa individu berlatih untuk mengembangkan kekuatan dan daya tahan otot namun sedikit dalam latihan aerobik untuk sistem kardiorespiratorinya. Beberapa pelari terkemuka memiliki kebugaran jantung dan paru yang baik namun rendah dalam hal kekuatan tubuh bagian atas Nieman, 1998. Individu yang bugar fisiknya dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari misalnya, membawa bahan makanan, menaiki tangga, berkebun dengan sedikit kelelahan dan menyisakan energi untuk latihan di waktu luang. Berikut akan dibahas setiap komponen kebugaran yang behubungan dengan kesehatan. a. Daya Tahan Kardiorespiratori Ketahanan Jantung Daya tahan kardiorespiratori adalah kemampuan jantung, paru-paru, dan pembuluh darah untuk menyuplai oksigen ke dalam sel-sel sehingga memenuhi kebutuhan untuk memperpanjang aktivitas fisik Hoeger dan Hoeger, 1996. Komponen ini adalah yang paling disetujui sebagai komponen kebugaran dan kriteria yang paling umum digunakan untuk pengukuran kebugaran baik pada orang dewasa maupun anak-anak karena merupakan dasar dari kebugaran menyeluruh total fitness dengan menggambarkan kualitas fisik seseorang dari sisi yang tergolong vital, yaitu penggunaan oksigen Gisolfi dan Lamb, 1989. Daya tahan kardiorespiratori ditentukan oleh kapasitas aerobik atau ambilan uptake oksigen maksimal VO 2 max yaitu jumlah maksimal oksigen yang dapat digunakan oleh tubuh per menit saat melakukan kegiatan atau latihan fisik. Saat tubuh sedang menghadapi beban aktivitas fisik, energi dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak sehingga jantung, paru-paru dan pembuluh darah harus menghantarkan lebih banyak oksigen untuk oksidasi energi di dalam sel menjadi ATP Adenosine triphosphate. Oleh karena itu, semakin kecil frekuensi pompa jantung yang dibutuhkan, semakin efisien kerja kardiorespiratori atau semakin bugar kondisi tubuh seorang individu karena berarti dengan satu kali curah, oksigen yang dihantarkan lebih banyak Anspaugh, 1997. Perbedaan VO 2 max yang berarti antar individu diturunkan oleh kualitas kerja tiga sistem dalam tubuh, yaitu: 1 respirasi eksternal fungsi paru-paru, 2 transpor udara sistem kardiovaskuler seperti jantung, pembuluh darah dan darah, dan 3 respirasi internal penggunaan oksigen oleh sel tubuh untuk produksi energi Prentice dan Bucher, 1988 dalam Wijayanti, 1998. Pertama-tama, sistem respirasi eksternal membawa oksigen dari udara bebas ke dalam paru-paru dan membawanya ke dalam darah. Pada orang yang memiliki aktivitas fisik yang berat, kapasitas vital dan pernapasan maksimal meningkat. Maka, sirkulasi serta suplai oksigen kedalam darah dari paru-paru pun akan meningkat. Setelah itu, transpor udara pada sistem kardiovaskuler akan memompa dan mendistribusikan oksigen yang telah terikat pada darah ke seluruh tubuh. Peningkatan konsumsi oksigen dapat dicapai melalui peningkatan curah jantung yang merupakan perkalian antara volume darah sekuncup dan frekuensi atau jumlah denyut jantung. Terakhir, respirasi internal terjadi pada sel-sel di dalam tubuh sel-sel otot dan rangka dengan penggunaan oksigen untuk merubah simpanan karbohidrat dan lemak energi menjadi ATP untuk kontraksi otot dan produksi panas. Proses terakhir ini terjadi saat individu melakukan aktivitas fisik. Prentice dan Bucher, 1988 dalam Wijayanti, 1998. b. Komposisi Tubuh Komposisi tubuh adalah rasio dari lemak dan berat bebas lemak dan seringkali ditampilkan dalam persen lemak tubuh Nieman, 1998. Komposisi tubuh adalah komponen kebugaran yang berhubungan dengan jumlah total relatif dari otot, lemak, tulang dan bagian vital dalam tubuh Haskell dan Kiernan, 2000. Lemak tubuh yang sehat berkisar antara 15 untuk laki-laki dan 23 untuk perempuan. Banyak metode yang digunakan untuk mengukur lemak tubuh seperti tes skinforld, under water weight UWW. Tes tersebut memberikan estimasi yang lebih baik untuk berat badan ideal daripada tabel tinggi badan berat badan. Berat badan terbagi menjadi lemak dan massa bebas lemak. Massa bebas lemak terdiri dari otot, tulang dan air. Persen lemak tubuh yang merupakan presentasi dari total berat badan merepresentasi berat lemak, yang juga lebih sering digunakan untuk mengevaluasi komposisi tubuh seseorang Nieman, 1998. Komposisi tubuh jika seseorang memiliki berat badan yang tinggi tetapi komposisi tubuhnya lebih banyak terdiri atas otot atau massa bukan lemak, risiko kesehatan yang dimiliki tidak sebesar pada orang dengan lebih banyak massa lemak Mood, et.al, 2003 dalam Indrawagita, 2009. Komposisi tubuh menyediakan penentuan akurat seberapa banyak berat badan seorang atlet harus ditambah atau dikurangi karena dapat menggambarkan apakah berat badan atlet tersebut lebih banyak terdiri dari massa lemak atau bukan lemak otot. Apabila persentase lemak menurun untuk mencapai kondisi yang paling bugar sehingga performa dapat menjadi lebih maksimal Amheim dan Prentice, 2000 dalam Wijayanti, 2006. c. Kekuatan dan Daya Tahan Otot Kekuatan otot adalah kapasitas otot untuk mengatasi suatu beban. Sementara itu, daya tahan otot berkaitan dengan kemampuan dalam menghasilkan kekuatan dan kemampuan untuk mempertahankannya selama mungkin Hoeger dan Hoeger, 1996. Individu yang menggunakan aktivitas fisik reguler untuk meningkatkan daya tahan kardiorespiratori, kebugaran muskuloskeletal dan tingkat lemak tubuh yang optimal dapat memperbaiki tingkat energi dasar mereka dan menempatkan mereka pada risiko yang rendah terhadap penyakit jantung, kanker, diabetes, osteoporosis, dan penyakit kronis lainnya Nieman, 1998. Kekuatan adalah kemampuan maksimal seseorang untuk mengangkat suatu beban. Menjadi kuatnya otot-otot tubuh seorang pesenam disebabkan latihan yang terus menerus. Oleh karena itu agar jasmani kita sehat maka semua otot tubuh harus dilatih, sehingga kemampuan otot menjadi maksimal. Jika kita melakukan latihan, sebaiknya mengikutserakan semua otot tubuh Sumosardjuno, 1992. d. Kelentukan Kelentukan adalah jangkauan area gerak sendi-sendi tubuh. Komponen ini tercermin pada kemampuan seseorang untuk menekuk, merengang, dan memutar tubuhnya Haskell dan Kienan, 2000. Otot, ligamen, dan tendon mempengaruhi keleluasaan gerak pada sendi-sendi tubuh. Kelentukan berhubungan dengan umur dan aktivitas fisik. Kelentukan akan berkurang seiring dengan meningkatnya umur yang lebih dikarenakan kekurangan aktivitas dalam gerak dibandingkan dengan proses penuaan. Kelentukan memiliki banyak keuntungan dalam hal kesehatan. Diantaranya pergerakan yang baik, meningkatkan resistensi cedera dan rasa sakit pada otot, mengurangi tekanan darah dan stres Nieman, 1998. Kapasitas fungsional tubuh kita untuk bergerak pada daerah gerak yang maksimal, bergantung pada panjang otot, tendon, dan ligamen persendian. Untuk memperbaiki kelenturan atau memelihara kelenturan tubuh, maka kita harus menggerakkan persendian kita pada daerah geraknya secara maksimal dan teratur Sumosardjuno, 1992. Agar kesegaran jasmani kita baik, maka kita tidak hanya melakukan latihan untuk salah satu komponen saja, tetapi juga berlatih untuk memperbaiki semua komponen.

4. Pengukuran Kebugaran