Pengukuran Kebugaran Kebugaran 1. Pengertian Kebugaran

mempengaruhi keleluasaan gerak pada sendi-sendi tubuh. Kelentukan berhubungan dengan umur dan aktivitas fisik. Kelentukan akan berkurang seiring dengan meningkatnya umur yang lebih dikarenakan kekurangan aktivitas dalam gerak dibandingkan dengan proses penuaan. Kelentukan memiliki banyak keuntungan dalam hal kesehatan. Diantaranya pergerakan yang baik, meningkatkan resistensi cedera dan rasa sakit pada otot, mengurangi tekanan darah dan stres Nieman, 1998. Kapasitas fungsional tubuh kita untuk bergerak pada daerah gerak yang maksimal, bergantung pada panjang otot, tendon, dan ligamen persendian. Untuk memperbaiki kelenturan atau memelihara kelenturan tubuh, maka kita harus menggerakkan persendian kita pada daerah geraknya secara maksimal dan teratur Sumosardjuno, 1992. Agar kesegaran jasmani kita baik, maka kita tidak hanya melakukan latihan untuk salah satu komponen saja, tetapi juga berlatih untuk memperbaiki semua komponen.

4. Pengukuran Kebugaran

Skor atau tingkat kebugaran seseorang dapat diketahui melalui serangkaian pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan komponen-komponen kebugaran melalui tahapan dengan menggunakan peralatan tertentu Permaesih, et.al, 2001 dalam Fatmah, 2011. Tes kebugaran merupakan indikator kuantitatif yang menggambarkan sejauh mana kualitas fisik seseorang saat ini dan setelah beraktivitas fisik. Cara penentuan tingkat kebugaran dipilih berdasarkan tujuan pengukuran, jenis kemampuan yang akan diukur terutama yang berhubungan dengan jenis pekerjaan yang biasa dilakukan Moeloek,dkk, 1984. Gambaran tingkat kebugaran seseorang dapat diperoleh melalui pengukuran pada komponen atau interaksi antara komponen-komponen tersebut. Pengukuran kebugaran terbagi ke dalam dua kategori berdasarkan metabolisme energi, yaitu pengukuran aerobik dan pengukurn anaerobik Rowland M.D, 1996. a. Uji Kebugaran Aerobik Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh, misalnya jogging, senam, renang, bersepeda Depkes, 2002. Kebugaran aerobik adalah kapasitas maksimal untu menghirup, menyalurkan, dan menggunakan oksigen. Sebaiknya diukur dalam tes laboratorium yang disebut maksimal pemasukan oksigen VO 2max Sharkey, 2003. Uji kebugaran aerobik menggunakan dua metode yaitu langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan pengukuran kapasitas aerobik VO 2max dapat dilakukan menggunakan alat Douglas Bag dua kantung udara yang disambung dengan selang pada mulut dan hidung dengan cara dipanggul selama melakukan aktivitas fisik. Metode lain dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan spirometer yang terkomputerisasi sehingga dinilai paling objektif. Uji kebugaran dapat dilakukan dengan pemberian beban latihan fisik seperti penggunaan treadmill dan sepeda ergometer pada individu yang telah dipasangi spirometer sistem metabolik yang terkomputerisasi. Alat tersebut dipasang pada mulut individu yang diuji sehingga volume pertukaran gas serta detak jantung dapat dimonitor Rowland, M.D, 1996. Pengukuran VO 2max dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tes maksimal dan submaksimal. Pada tes maksimal, VO 2max diukur pada kondisi kelelahan maksimum selama melakukan beban latihan fisik sehingga sistem kardiorespiratori memang benar-benar sedang mengalami VO 2max menggunakan oksigen secara maksimal Rowland M.D, 1996. Sementara itu, tes submaksimal VO 2max dilakukan dengan pengukuran saat sebelum mencapai kondisi kelelahan maksimum karena individu seperti anak-anak atau lanjut usia akan menghentikan beban latihan fisik saat mereka merasa lelah, walaupun belum pada kelelahan maksimal. Pengukuran VO 2max submaksimal dapat dilakukan dengan uji Åstrand-Rhyming Nomogram. Prosedur ini menganggap bahwa ambilan oksigen dan detak jantung berhubungan linear sehingga VO 2max maksimal dapat diprediksi Bucher, 1985. Namun, pengukuran laboratorium VO 2max relatif mahal, memakan waktu, memerlukan tenaga yang terampil dan tidak praktis untuk tes massal Rowland, M.D, 1996 dan Nieman, 1990 dalam Wijayanti, 1998. Uji kebugaran dengan metode langsung akan menghasilkan jumlah yang dinyatakan dalam satuan milliliter per menit mlmenit atau milliliter per kilogram berat badan per menit ml kgBB menit. Satuan VO 2max dengan berat badan mlkgBBmenit memungkinkan untuk membandingkan VO 2max dengan memperhitungkan variasi ukuran tubuh dalam situasi lingkungan yang berbeda Nieman, 1990; Bowers dan Fox, 1992; dalam Wijayanti, 1998. Metode tidak langsung dilakukan dengan metode prediksi melalui detak jantung Astrad, 1977 dalam Fatmah, 2011. Pada individu yang bugar, detak jantung atau denyut nadi lebih sedikit jumlahnya karena sistem kardiorespiratori bekerja secara lebih efisien, yaitu setiap detak oksigen yang terpompa dalam darah lebih banyak sehingga kebutuhan oksigen dapat langsung terpenuhi Aspaugh, 1997. Tujuan yang ingin dicapai dalam olahraga pada dasarnya adalah kapasitas aerobik yang menunjukkan derajat kebugaran seseorang. Berikut jenis latihan fisik dan instrumen untuk menilai kebugaran: Tabel 2.1 Jenis-Jenis Latihan Fisik Jenis Latihan Fisik Instrumen Tes lari 12 menit Metode Cooper Lintasan Tes lari 2,4 km Lintssan Tes dengan Ergocycle Sepeda Ergometer Tes Naik Turun Bangku - Havard Step Test untuk laki- laki - Queen’s College step test - YMCA Young Men’s Christian Association 3- minute step test - Bangku setinggi 20 inci 70 cm - Bangku setinggi 16.25 inci 57 cm - Bangku setinggi 12 inci 31 cm Sumber : Fatmah, 2011 Pengukuran kebugaran yang paling tepat dan sesuai untuk digunakan pada jumlah sampel besar adalah pengukuran kebugaran aerobik dengn tes naik- turun bangku step test. Pengukuran ini berdasarkan pada denyut nadi saat atau segera setelah melakukan latihan fisik berupa naik-turun bangku yang tatacaranya telah distandarisasi Rowland, M.D, 1996. Diantara ketiga macam tes naik-turun bangku, waktu paling singkat dan perhitungan paling sederhana terdapat pada YMCA 3-minute tes bangku 3 menit YMCA sehingga cocok untk tes yang dilakukan secara massal Nieman, 2007.YMCA3-minute step test menggunakan bangku setinggi 12 inci 31 cm biasanya digunakan untuk tes massal selama 3 menit dan memiliki perhitungan paling sederhana Nieman, 2007. Pengukuran kebugaran dapat dilakukan dengan perhitungan denyut nadi sesaat setelah tes dilakukan Jones, 2010. Recovery denyut nadi 5 menit setelah tes naik turun tangga 3 menit YMCA merupakan salah satu indikator pengukuran kebugaran kardiopulmonari. Semakin cepat denyut nadi kembali seperti sebelum tes, maka akan semakin bugar seseorang tersebut Chen, 2006 dalam Nanda, 2012. Penelitian yang dilakukan oleh Yuan, Fu, Zhang, Li dan Sahan 2008 dalam Nanda 2012 membuktikan bahwa tes naik turun bangku-3 menit YMCA ini merupakan metode terbaik pengukuran kebugaran aerobik setelah dibandingkan dengan 40 cm step test dan squat-up down test karena memiliki reliabilitas tertinggi karena digunakan untuk populasi yang besar. Untuk menentukan tingkat kebugaran seseorang berdasarkan perhitungan denyut nadi setelah melakukan tes bangku 3 menit YMCA dapat dilihat dalam tabel 2.2 : Tabel 2.2 Tingkat Kebugaran Berdasarkan Norma Tes Bangku 3 Menit YMCA Usia 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 65+ Kategori Laki-laki Istimewa 50-76 51-76 49-76 56-82 60-77 59-81 Usia 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 65+ Kategori Baik 77-84 79-85 80-88 87-93 86-94 87-92 Diatas Rata-rata 88-93 88-94 92-98 95-101 97-100 94-102 Rata-rata 95-100 96-102 100-105 103-109 103-109 104-110 Dibawah Rata- rata 102-107 104-110 108-113 111-117 111-117 114-118 Buruk 111-119 114-121 116-124 119-128 119-128 121-126 Sangat Buruk 124-157 126-161 130-163 131-154 131-154 130-151 Perempuan Istimewa 52-81 58-80 51-84 63-91 60-92 70-92 Baik 85-93 85-92 89-96 92-101 97-103 96-101 Diatas Rata-rata 96-102 95-101 100-104 102-110 106-111 104-111 Rata-rata 104-110 104-110 107-112 111-118 113-118 116-121 Dibawah Rata- rata 113-120 113-119 115-120 119-124 119-127 123-126 Buruk 122-131 122-129 124-132 123-132 129-135 128-133 Sangat Buruk 135-169 134-171 137-169 133-171 141-174 135-155 Sumber : Nieman, 2007 b. Tes Kebugaran Anaerobik Anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya, lari sprint 100 m, tenis lapangan, bulutangkis. Energi pada metabolisme anaerobik akan disalurkan pada jenis latihan yang berupa ledakan otot dan memiliki intensitas tinggi. Oleh karena itu, pengukuran kebugaran anaerobik mengarah pada komponen daya tahan dan kekuatan otot. Beberapa prosedur telah dikembangkan untuk memprediksi tingkat kebugaran anaerobik, yaitu Margaria stair-running test tes berlari naik tangga Margaria dan tes anaerobik Wingate Rowland M.D, 1996. Prinsip dasar dalam pelaksanaan tes ini yaitu tes kebugaran ini harus dilaksanakan bertahap dan berkesinambungan. Dalam penerapannya perlu dicermati siapa yang menjadi populasi yang akan menjalani tes kebugaran jasmani. Bila populasi yang akan menjalani tes kebugaran adalah heterogen masyarakat umum milsalnya warga suatu kelurahan maka kapasitas tes cukup kapasits aerobik. Namun, untuk menyeleksi terhadap populasi yang homogen maka dapat dilakukan pengukuran kapasitas aerobik dan anaerobik Giriwijoyo dkk, 2012. Metabolisme aerobik jauh lebih efisien dari pada non-aerobik, yang menghasilkan 38 molekul adenosin triphospate ATP yaitu komponen yang menggerakan kontraksi otot. Per molekul glukosa berbeda dengan 2 molekul jika melalui jalan anaerobik Sharkley, 2011. Karena menghasilkan sedikit asam laktat, latihan aerobik relatif menyenangkan. Dan hasil oksidasi lemak yang berlebih, persendian energi yang memadai untuk dapat memperpanjang latihan. Latihan aerobik dapat dilakukan dari beberapa menit hingga beberapa jam. Latihan aerobik dapat dilakukan dengan bersantai sambil becengkerama pada aerobik tingkat menengah. Sekitar tahun 2000 ini, skor kebugaran aerobik VO 2 max telah dipandang sebagai cara mengukur kebugaran yang terbaik dan dipercayai memiliki hubungan dengan kesehatan dan prestasi kerja serta olahraga Sharkley, 2011. B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Tingkat kebugaran seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Genetik