Gambaran dan Hubungan Asupan Energi dengan Kebugaran

lemah. Perbedaan kemaknaan ini dikarenakan pada penelitian diatas berada pada sampel yang besar dan jenis kelamin yang heterogen. Kemudian responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki aktivitas fisik sedang seperti membersikan rumah, mengangkat beban dari buku dan alat tulias kuliahnya tanpa diimbangi dengan olahraga yang teratur sehingga berdampak pada kebugaran yang rendah pula.

4. Gambaran dan Hubungan Asupan Energi dengan Kebugaran

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melaksanakan aktivitas fisik. Kebutuhan energi seseorang menurut WHO 1985 adalah konsumsi energi berasal dari makanan yan diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi Almatsier, 2001. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata asupan energi mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah diantara 1478,8 sampai dengan 1655,42 kkal dengan variasi jumlah asupan energi sebesar 430,10. Dan nilai asupan energi terendah 516,9 kkal dan tertinggi 3009 kkal. Hasil uji statistik antara asupan energi dengan kebugaran diperoleh Pvalue 0,220. Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak ada hubungan antara asupan energi dengan kebugaran pada mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,128 yang menujukan bahwa hubungan asupan energi dengan kebugaran adalah lemah. Nilai tersebut juga menunjukkan bentuk hubungan antara asupan energi dengan kebugaran adalah negatif yang berarti semakin bertambahnya nilai asupan energi maka akan semakin berkurangnya denyut nadi setelah tes kebugaran yang berarti tingkat kebugarannya semakin bertambah. Energi merupakan bahan bakar utama bagi tubuh untuk melakukan metabolisme guna melangsungkan kehidupan. Zat gizi yang tergolong sebagai sumber energi adalah karbohidrat, protein, lemak. Setiap 1 gram karbohidrat dan protein menghasilkan 9 kkal energi Williams,1995. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi tubuh untuk melakukan aktivitas Hoeger dan Hoeger, 1996. Glukosa yang merupakan bentuk dari karbohidrat, digunakan sebagai bahan bakar otot untuk melakukan latihan Smolin dan Grosvenor,2010 dalam Iskaningtyas,2012. Glukosa dalam darah akan diterima jantung sebagai energi sementara otot tulang dan hati menyimpannya.dalam bentuk glikogen Sharkley, 2011. Kebugaran paru jantung memerlukan energi agar tubuh dapat terus menerus mensuplai oksigen pada saat melakukan aktivitas dan latihan fisik. Jika asupan energi tersebut kurang dari kebutuhan, maka akan berpengaruh juga terhadap kemampuan otot untuk mempompa jantung untuk mengalirkan oksigen hingga dapat digunakan berbagai keperluan metabolisme tubuh. Secara statistik tidak ditemukan hubungan bermakna antara asupan energi dengan kebugaran dimungkinkan adalah karena rata-rata asupan energi dalam sehari belum mencukupi. Rata-rata asupan energi mahasiswi adalah 1478,8- 1655,42 kkal masih kurang dari angka kecukupan energi dalam satu hari yang diperlukan tubuh menurut AKG 2004 yaitu 1900 kkal perhari dan dimungkinkan terjadinya flat slop sydrom pada saat dilakukan recall makanan yaitu ketidaktepatan laporan asupan makanan. Orang yang mengalami kegemukan secara konsisten kurang melaporkan makanan yang dikonsumsi dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal sehingga berpengaruhi terhadap jumlah rata-rata asupan energi dalam sehari. Selain itu jumlah sampel dalam penelitian perlu ditingkatkan karena jumlah sampel yang lebih besar akan memperjelas keberadaan hubungan yang ada antara asupan zat gizi dengan kebugaran. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan pada sebuah penelitian oleh Pařízková 1989 bahwa pada atlet senam putri memiliki karakteristik konsumsi energi yang rendah dan asupan yang tidak seimbang sehingga membawa pada pertumbuhan yang tidak normal dan rendahnya kekuatan aerobik daya tahan kardiorespiratori. Sehingga dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian diatas dengan konsumsi energi yang kurang akan menurunkan kebugaran seseorang. Mahasiswi dengan padatnya jadwal perkuliahan dengan aktivitas sedang diharapkan cukup dalam memenuhi kebutuhan energi untuk beraktivitas. Konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai Almatsier, 2006. Peneliti mengasumsikan bahwa dengan asupan energi yang kurang dengan aktivitas sedang jika berlangsung lama akan menyebabkan defisit terhadap kebutuhan energi tersebut. Begitupun sebaliknya jika asupan energi berlebih tetapi aktivitas fisiknya pasif akan menimbun lemak yang menyebabkan obesitas sehingga akan berpengaruh terhadap nilai indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh. Penelitian yang dilakukan pada wanita di Georgia, AS, diketahui zat gizi yang berpengaruh lebih kuat pada komponen kebugaran persen lemak tubuh jika dibandingkan dengan laki-laki adalah berupa makronutrien Paul.et,al, 2004. Peneliti berpendapat bahwa hubungan yang terjalin antara asupan energi dengan kebugaran yang dinilai dari denyut nadi terjadi secara tidak langsung. Melainkan melalui aktivitas fisik dimana jumlah energi yang digunakan tubuh sangat bergantung kepada kegiatan jasmani. Kemudian masukan energi yang lebih besar dari pada pengeluaran akan meningkatkan komposisi tubuh. Dengan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan asupan energi dengan status gizi dimungkinkan akan menemukan hubungan kemaknaan dengan kebugaran.

5. Gambaran dan Hubungan Asupan Protein dengan Kebugaran