Gambaran dan Hubungan Asupan Vitamin A dengan Kebugaran

6. Gambaran dan Hubungan Asupan Vitamin A dengan Kebugaran

Hasil penelitian didapatkan rata-rata asupan vitamin A mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah diantara 663,65 sampai dengan 1015,03 µg dengan jumlah variasi asupan vitamin A 904,88. Dan jumlah asupan vitamin A terendah 72,70 µg dan tertinggi 5999 µg. Hasil uji statistik antara asupan vitamin A dengan kebugaran diperoleh Pvalue 0,451. Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak ada hubungan antara asupan vitamin A dengan kebugaran pada mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,079 yang menujukan bahwa hubungan asupan vitamin A dengan kebugaran adalah lemah. Nilai tersebut juga menunjukkan bentuk hubungan antara asupan vitamin A dengan kebugaran adalah negatif yang berarti semakin bertambahnya nilai asupan vitamin A maka akan semakin berkurangnya denyut nadi setelah tes kebugaran yang berarti tingkat kebugarannya semakin bertambah. Menurut Williams 2002 defisiensi vitamin A dapat mempengaruhi performa aktivitas fisik. Chen 2000 menyatakan bahwa vitamin A dalam keberadaan β-karoten didalam tubuh berperan sebagai antioksidan yang berfungsi mereduksi kerusakan sel selama latihan karena adanya radikal bebas yang membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh dalam meningkatkan akivitas sel pembunuh kuman natural killer cell, memproduksi limfosit, dan antibodi Hadribroto,dkk, 2004. Dalam penelitian asupan vitamin A tidak terdapat hubungan kemaknaan dengan kebugaran secara statistik. Tidak ditemukan kemaknaan dalam penelitian ini dimungkinkan terjadinya flat slope syndrome, responden melaporkan asupan makanan yang dikonsumsi terlalu tinggi overestimate terhadap asupan yang rendah sehingga tidak dapat diketahui pasti rata-rata asupan vitamin A dalam satu hari. Selain itu jumlah sampel dalam penelitian perlu ditingkatkan karena jumlah sampel yang lebih besar akan memperjelas keberadaan hubungan yang ada antara asupan zat gizi dengan kebugaran. Kemudian, penggunaan desain studi cross sectional dengan metode food recall-24 jam, berbeda dengan penelitian dengan studi kohort di Pennsylvania, AS dengan metode laboratorium menyatakan bahwa terdapat kolerasi positif antara β-karoten yang berasal dari vitamin A dalam darah dengan kebugaran Llyod, 1998. Sehingga memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik sampel yang relatif sama jumlah, jenis kelamin dan usia menunjukkan bahwa perbedaan kemaknaan dapat disebabkan oleh perbedaan metode pengukuran tersebut.

7. Gambaran dan Hubungan Asupan B