Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

tulang. Sinar-X dipaparkan pada tubuh seseorang sehingga komposisi tubuh dapat direfleksikan dan dianalisa dengan komputer. Hasil pengukuran dengan teknik tersebut tergolong sangat akurat, namun membutuhkan biaya mahal serta menggunakan alat yang tidak dapat dipindahkan. Biasanya dapat ditemukan dipusat kebugaran dan klinik oleharaga. Fahey, et.al,2004. Skinfold assessment pengukuran tebal lemak yang dilakukan melalui pengukuran tebal lemak subkutan pada area tertentu dengan menggunakan skinfold caliper alat untuk mencubit lipatan kulit sekaligus mengukur ketebalannya dalam satuan milimeter sehingga dapat diperoleh persen lemak tubuh dengan tepat. Metode ini tidak rumit, murah dan praktis untuk pengukuran komposisi tubuh, namun sangat rawan kesalahan dan membutuhkan standar pelatihan yang sama sehingga hasil menjadi akurat Fahey, et.al, 2004. Tabel 2.6 Klasifikasi Persen Lemak Tubuh pada Perempuan Kategori Persen Lemak Tubuh 19 tahun 20-29 tahun Baik Sekali 17,0 18,0 Baik 17,1-22,0 18,1-23,0 Cukup 22,1 -27 23,1-28 Buruk 27,1- 32,0 28,1 -33 Buruk Sekali ≥ 32,1 ≥ 33,1 Sumber : Depdiknas Pengembangan Olaharaga, 2012

2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

a. Recall 24 Jam Metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu. Data yang diperoleh dari recall 24 jam biasanya bersifat kualitatif, sehingga untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat ukuran rumah tangga sendok, gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasanya digunakan sehari-hari. Dalam recall 24 jam, untuk memudahkan penentuan jumlah konsumsi makanannya, biasanya digunakan food model. Recall 24 jam ini jangan dilakukan hanya 1 kali 1x24 jam karena akan menghasilkan data yang kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24 sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut Supariasa dkk, 2002. Menurut Sanjur 1997 dalam Suparisa, dkk 2002 beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu. Menurut Supariasa 2002 Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : a. Kelebihan metode recall 24 jam 1 Mudah melaksanakannya secara serta tidak terlalu membebani responden 2 Biayanya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara 3 Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden 4 Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf 5 Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. b. Kekurangan metode recall 24 jam 1 Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu kali. 2 Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat respoden, oleh karena itu responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia dibawah 7 tahun, orang tua diatas 70 tahun dan orang hilang ingatan atau pelupa. 3 The flat slope syndrome, yaitu kecendrungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak over estimate dan bagi responden yang gemuk cendrung melaporkan lebih sedikit under estimate.

E. Kerangka Teori