Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan tidak mengandung garam Ca
2+
atau Mg
2+
. Garam Ca
2+
dan Mg
2+
banyak terdapat dalam air sadah. Jika air yang digunakan mengandung garam Ca
2+
, terjadi reaksi dengan asam stearat.
Reaksinya: 2C
17
H
35
COOH + Ca
2+
→ C
17
H
35
COO
2
Ca + 2H
+
Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena fungsi buih untuk memperluas permukaan
kotoran agar mudah larut dalam air. 2 Penjernihan Air
Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip hidrolisis, yaitu senyawa aluminium fosfat Al
2
PO
4 3
yang mengalami hidrolisis total.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Putu Arnyana yang berjudul
“pengaruh penerapan strategi pembelajarn inovatif pada pembelajaran biologi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SMA”, menunjukan
bahwa kelompok siswa yang belajar dedngan strategi kooperatif GI, PBL dan Inkuiri memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik dibandingkan
dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan model DI.
69
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hartanto yang berjudul “mengembangkan
kreaivitas siswa melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan inkuiri” menunjukan bahwa melalui inkuiri siswa dapat memperaktekkan
dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan
69
Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP No. 3 Th, XXXIX, ISSN 0215-8250; Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajarn Inovatif Pada Pembelajaran
Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA, Singaraja: fakultas pendidikan MIPA, 2006
masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan cara berpikir sistematis, kritis, logis, dan kreatif.
70
3. Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Yuli Eko Siswono yang berjudul “upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
pengajuan masalah”, menunjukkan bahwa tidak semua aspek kemampuan
berpikir meningkat terutama fleksibilitas dalam memecahkan masalah. Tetapi untuk aspek pemahaman terhadap informasi masalah, kebaruan dan
kefasihan dalam menjawabsoal mengalami peningkatan. Hasil lain menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan mengajukan
masalah mengalami kemajuanpeningkatan.
71
4. Penelitian yang dilakukan oleh Awaludin yang berjudul “Meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa dengan kemampuan matematis rendah melalui pembelajaran open ended dengan pemberian
tugas tambahan”, menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan kemampuan matematis rendah yang
mendapat pembelajaran open ended dengan perlakuan pemberian tugas tambahan labih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif
siswa yang mendapat pembelajaran open ended tanpa perlakuan pemberian tugas tambahan.
72
70
Hartanto, Jurnal Kependidikan Triadik vol. 14, no. 1; Mengembangkan Kreaivitas Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Inkuiri, Bengkulu: FKIP
Universitas Bengkulu, 2011
71
Tatag Yuli E. S, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun X, No. 1; Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pengajuan Masalah, Yogyakara :
FMIPA Unesa, 2005
72
Awaludin, Dosen tetap di FKIP Unhalu. Ringkasan Penelitian. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah
Melalui Pembelajaran Open-Ended dengan Pemberian Tugas Tambahan, dapat diakses di http:isjd.pdii.lipi.go.idindex.phpSearch.html?act=tampilid=10330, 24042014. 17:19 WIB.