Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

metode yang bervariasi divergen. 3 Dalam berpikir kreatif, proses dasar berpikir digunakan untuk penemuan hal-hal baru, karya seni, gagasan-gagasan yang konstruktif yang berkaitan dengan persepsi atau konsep, yang menekankan aspek intuisi ataupun rasional dalam berpikir. 4 Pemikir kreatif dengan sengaja melatih imajinasi mereka, sebagian dengan memandang sesuatu dari sudut pandang yang tidak biasa. 5 Menurut Guilford Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. 6 Hasil studi yang dilakukan oleh Getzels dan Jackson, dan Torrance mengungkapkan bahwa guru cenderung lebih suka terhadap siswa yang lebih penurut, jinak, pendiam, dan yang dapat diramalkan dari pada terhadap siswa yang bersikap bebas aktif dan kreatif. 7 Padahal, proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. 8 Hasil penelitian Sarjono menyatakan bahwa pembelajaran sains selama ini dilakukan tidak melalui inkuiri ilmiah melainkan didominasi oleh kegiatan transfer informasi dan bersifat hafalan, sehingga hasil belajar sains menjadi rendah dan tidak bermakna panjang. 9 Melihat kenyataan di atas jelaslah bahwa pentingnya kemampuan berpikir kreatif dilatih pada siswa. Untuk itu sangat perlu sekali dalam 3 Tatag Yuli E. S, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun X, No. 1; Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pengajuan Masalah, Yogyakara : FMIPA Unesa, 2005, h. 6 4 Wiwik Haryani Purwandhi, Jurnal BORNEO, Vol.1 No. 1; Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Berpikir, Bandung : FKIP Unmul, 2007, h. 12 5 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung : MCC, 2006, h. 218 6 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua Cet. 3; Jakarta: PT Grasindo, 1999, h. 45 7 Moh. Amien, op.cit., h. 170 8 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Cet. 1; Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 46 9 Ramadhan Witarsa, 38 ISSN 1412-565X Edisi Khusus No. 2; Analisis Kemampuan Inkuiri Guru Yang Sudah Tersertifikasi dan Belum Tersertifikasi Dalam Pembelajaran Sains SD, Agustus 2011, h. 38 pembelajaran di sekolah dikembangkan suatu model pembelajaran yang mendukung peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Suatu model pembelajaran yang tidak hanya mengembangkan kemampuan konsep siswa tetapi juga dapat melatih kemampuan berpikir kreatif sehingga menghasilkan suatu pembelajaran yang lebih bermakna. Proses pembelajaran yang mendorong siswa belajar atas prakarsa sendiri dapat mengembangkan kemampuan kreatif karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi kreatif tidak akan muncul sendiri secara baik bila individu tidak menjumpai lingkungannya yang memacu sejak awal. 10 National Science Education Standards, menekankan pemahaman konsep sains dilakukan dalam standard inkuiri. 11 Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang dipandang sesuai untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, karena model inkuiri memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap sesuatu sendiri secara langsung. Selain itu, model inkuiri dapat mempermudah siswa untuk mampu memperoleh pengetahuan secara mendalam karena siswa mengkonstruk sendiri suatu konsep. Dengan model inkuiri siswa sungguh dilibatkan untuk aktif berpikir dan menemukan pengertian yang ingin diketahuinya. 12 Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan pada penemuan sesuatu melalui proses mencari dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah. 13 Model inkuiri pada dasarnya merupakan salah satu usaha dari guru untuk dapat merangsang siswa berpikir melalui berbagai bentuk pertanyaan, serta adanya suatu proses pemecahan masalah. 14 10 Moh. Amien, op. cit., h. 173 11 Zulfiani dkk, op. cit., h. 47 12 Paul Suparno, op. cit., h. 65 13 Yuli Nurul Fauziah, Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung: UPI, 2011, h. 98 14 Kardius Richi Yosada, VOX Edukasi vol.1 No.1; Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Dalam Mengembangkan Berpikir kreatif Siswa pada Bidang Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-isu Ekonomi Kontemporer, Maret 2010, h. 52 Karakteristik model inkuiri sesuai jika diterapkan pada konsep yang memungkinkan keaktifan siswa menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik suatu konsep yang sedang dipelajari. Konsep yang sesuai dengan karakteristik model inkuiri salah satunya adalah konsep hidrolisis garam. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penelitian mengenai penerapan model inkuiri perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, dapat diamati beberapa masalah yang teridentifikasi sebagai berikut: 1. Masih rendahnya daya serap peserta didik. 2. Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah masih bertumpu pada hapalan terhadap suatu teori. 3. Proses-proses pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih. 4. Peserta didik hanya mampu mengingat faktateori tanpa memahami pengetahuan yang dimiliki untuk dihubungkan dengan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah model inkuiri terbimbing. 2. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif menurut Guilford yang meliputi: keterampilan berpikir lancar fluency, keterampilan berpikir luwes fleksibel, keterampilan berpikir orisinal originality, dan keterampilan merinci elaboration. 3. Materi kimia yang menjadi objek penelitian ini dibatasi pada konsep hidrolisis garam.

D. Perumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan melalui pertanyaan penelitian berikut. “Apakah terdapat pengaruh model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri serta dapat dijadikan sebagai studi banding dan dasar pemikiran bagi timbulnya gagasan-gagasan baru dalam dunia pendidikan khususnya dalam mengembangkan model pembelajaran yang mampu melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas selama proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa sebagai petualang dan penemu baru serta melatih siswa untuk berpikir kreatif dengan merangsang siswa berpikir melalui berbagai bentuk pertanyaan serta adanya suatu proses pemecahan masalah. 3. Bagi lingkungan pendidikan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga dapat dikembangkan dengan materi-materi yang beragam.