Syarat Inkuiri Dapat Berjalan Baik

Untuk meningkatkan teknik inkuiri dapat ditimbulkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 20 1 Membimbing kegiatan laboratorium. Guru menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru. 2 Modifikasi inquiry. Dalam hal ini guru hanya menyediakan masalah- masalah dan menyediakan bahanalat yang diperlukan untuk memecahkan masalah secara perseorangan maupun kelompok. 3 Kebebasan inquiry. Guru mengundang siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan “kebebasan inquiry”, dari siswa dapat mengidentifikasi masalah dan merumuskan macam-macam masalah yang akan dipelajari. 4 Inquiry pendekatan peranan. Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah, yang cara-caranya serupa dengan cara-cara yang biasanya diikuti oleh para ilmiawan. 5 Mengundang ke dalam inquiry. Merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam tim-tim untuk memecahkan masalah yang masing-masing anggota diberi tugas suatu peranan yang berbeda- beda seperti: koordinator tim, penasihat teknis, merekam data, proses penilaian. 6 Teka teki bergambar. Salah satu teknik untuyk mengembangkan motivasi dan perhatian siswa didalam diskusi kelompok. Gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. 7 Synectics lesson. Pendekatan ini untuk menstimulir bakat-bakat kreatif siswa. Pada dasarnya “synectics” memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan agar supaya dapat membuka inteligensinya dan mengembangkan daya kreativitasnya. Hal itu dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu dalam 20 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, Cet. 7; Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 77-79 melepaskan ikatan struktur mental yang melekat kuat dalam memandang suatu masalah sehingga dapat menunjang timbulnya ide- ide kreatif. 8 Kejelasan nilai-nilai. Perlu diadakan evaluasi lebih lanjut tentang keuntungan-keuntungan pendekatan ini, terutama yang menyangkut sikap, nilai-nilai dan pembentukan self-concept siswa. Agar teknik inkuiri dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut: 21 1 Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi. 2 Kondisi lingkungan yang responsif. 3 Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian. 4 Kondisi yang bebas dari tekanan.

h. Kelebihan Model inkuiri

Teknik inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 22 1 Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 2 Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. 3 Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. 4 Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5 Memberti kepuasan yang bersifat intrinsik. 6 Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7 Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8 Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. 21 Ibid., h. 79 22 Ibid., h. 76-77 9 Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional. 10 Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif a. Pengertian Berpikir Kreatif

Edward de Bono mendefinisikan berpikir sebagai: “Proses kreatif yang berkaitan dengan pemecahan masalah ”. 23 Berpikir merupakan keterampilan operasional yang memungkinkan inteligensi bekerja atas dasar pengalaman. 24 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kreatif didefinisikan sebagai memiliki daya cipta; mempunyai kemampuan untuk mencipta; bersifat mencipta; misal suatu pekerjaan yang menghendaki selain kecerdasan juga imaginasi. 25 Berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. 26 Pemikiran kreatif adalah pemikiran yang berusaha melahirkan sesuatu yang baru, dan disandarkan kepada prinsip-prinsip kemungkinan. 27 Pemikir kreatif dengan sengaja melatih imajinasi mereka, sebagian dengan memandang sesuatu dari sudut pandang yang tidak biasa. 28 Mereka yang menanamkan kebiasaan berpikir kreatif melihat kemungkinan- kemungkinan baru, bukan batasan, dan mereka berani bereksperimen tanpa takut berbuat salah. 29 23 Edward De Bono, Mengajar Berpikir, Cet 2; Jakarta: Erlangga, 1992, h. 34 24 Ibid., h. 36 25 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet 5; Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976, h. 526 26 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung : MCC, 2006, h. 214-215 27 Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, Cet. 1; Jakarta: Pusaka Al-Kautsar, 2005, h. 37 28 Elaine B. Johnson, op. cit., h. 218 29 Ibid., h. 222