Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Al-Khalili, Amal Abdussalam. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam IPA dengan Menggunakan Metode Discovery atau Inquiry. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Amri, Sofan IIF Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Awaludin, Dosen tetap di FKIP Unhalu. Ringkasan Penelitian. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui Pembelajaran Open-Ended dengan Pemberian Tugas Tambahan, diakses 24042014. 17:19 WIB dari http:isjd.pdii.lipi.go.idindex.phpSearch.html?act=tampilid=10330. Bono, Edward De. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung: Kaifa. Hartanto, Jurnal Kependidikan Triadik vol. 14, no. 1. 2011. Mengembangkan Kreaivitas Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Inkuiri. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu. Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP No. 3 Th, XXXIX, ISSN 0215-8250. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajarn Inovatif Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Singaraja: fakultas pendidikan MIPA. Iska, Zikri Neni. 2008. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s. Johnson, Elaine B. 2006. Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MCC. Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 2. Yudhistira. Kardius Richi Yosada, VOX Edukasi vol.1 No.1. 2010. Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Dalam Mengembangkan Berpikir kreatif Siswa pada Bidang Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-isu Ekonomi Kontemporer. Kusmana, Suherli. 2010. Model Pembelajaran Siswa Aktif. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya. Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Penuntun Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT Grasindo. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. N. K., Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Ramadhan Witarsa, 38 ISSN 1412-565X Edisi Khusus No. 2. 2011. Analisis Kemampuan Inkuiri Guru Yang Sudah Tersertifikasi dan Belum Tersertifikasi Dalam Pembelajaran Sains SD. Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Subana. Dkk. 2000. Statisik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta. Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup Pelajaran Kimia untuk SMAMA. Jakarta: Ganeca Exact. Sumarna, Omay. Dkk. 2006. Kimia untuk SMAMA Kelas XI. Bogor: Regina. Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktif Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tatag Yuli E. S., Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun X, No. 1, juni 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pengajuan Masalah. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wiwik Hardani, Jurnal BORNEO,Vol.1 No. 1 Juli 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Berpikir. Yuli Nurul Fauziah. 2011. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Merpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI. Zulfiani. Dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama sekolah : SMA Darul Muttaqin Mata pelajaran : Kimia Kelas Semester : XI 2 Alokasi waktu : 2 x 2 jam pelajaran Pertemuan : ke-1 dan ke-2 Standar kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya. Kompetensi dasar: 4.4. Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut. Indikator: Pertemuan ke-1 4.4.1. Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air. 4.4.2. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi. Pertemuan ke-2 4.4.3. Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis.

A. Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke-1

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : 1. Menjelaskan pengertian konsep hidrolisis. 2. Mengidentifikasi sifat garam yang dapat terhidrolisis dalam air berdasarkan kekuatan asam dan basa pembentuknya. 3. Menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi. Lampiran A1 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-2 Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : 1. Menghitung pH larutan garam menurut jenis garam yang terhidrolisis. Karakter siswa yang diharapkan : ~ Rasa Ingin Tahu, Berani, Komunikatif, Tanggung Jawab, Berpikir Kritis.

B. Materi Ajar Pertemuan ke-1

1. Pengertian Hidrolisis Garam

Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian molekul dalam air membentuk ion-ionnya. Ion-ion garam dalam air bereaksi sedemikian rupa dengan air sehingga menyebabkan air terurai menjadi ion hidroksida OH − dan ion hydronium H 3 O + .

2. Sifat Larutan Garam

a Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak memberikan perubahan warna lakmus, baik lakmus merah maupun lakmus biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat netral. b Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengubah lakmus biru menjadi merah dan tidak mengubah warna lakmus merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat asam. c Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat mengubah lakmus merah menjadi biru dan tidak mengubah warna lakmus biru. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat basa. d Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah