Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Berpikir lancar jawaban dan penyelesaian masalah.  Memikirkan lebih dari satu jawaban. 2, 3 2 Flexibility berpikir luwes  Menghasilkan gagasan, jawaban dan penafsiran interpretasi yang bervariasi terhadap suatu masalah.  Menggolongkan hal-hal menurut pembagian kategori yang berbeda-beda. 5, 6, 7 8, 9, 10 3 Elaboration Berpikir merinci  Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.  Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan. 11, 12, 13 14, 15 4 Originality Berpikir orisinal  Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.  Mampu melahirkan ungkapan yang baru. 16 17 Keterangan : = Butir soal yang valid

2. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. 13 Observasi adalah mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan 13 Ibid., h. 76 kehendak alam alamiah. Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus. 14 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing. Adapun lembar observasi keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing terlampir pada halaman 148.

G. Kalibrasi Instrumen 1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Suatu instrumen dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya dan ketepatan atau keajegannya atau reliabilitasnya. 15 Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu diuji cobakan di kelas yang telah mendapatkan materi hidrolisis garam untuk mengukur validitas dan reliabilitas soal. Langkah selanjutnya dilakukan analisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran difficulty level dan daya pembeda sehingga didapatkan soal yang memenuhi syarat.

a. Validitas Instrumen

Didalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation yang ditulis oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan: a test is valid if it measures what it purpose to measure. Jika diartikan lebih kurang demikian: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. 16 Validitas soal di uji dengan rumus korelasi product moment. 17 3-1 14 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, Cet.2; Jakarta: Kizi Brother’s, 2008, h. 36 15 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet 14; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 12 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet 10; Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 64-65 17 Ibid, h. 72 Di mana: r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. Dalam penelitian ini, untuk perhitungan validitas instrumen peneliti menggunakan program Anates uraian versi 4.0.4. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Anates terdapat 10 butir soal yang valid dari 17 butir soal uraian. Adapun hasil perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 154.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. 18 Pengujian reliabilitas soal dalam bentuk uraian essay di uji dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: 19 3-2 Keterangan: r 11 : Reliabilitas yang dicari : Jumlah varians skor tiap-tiap item : Varians total Dalam penelitian ini, untuk perhitungan reliabilitas instrumen peneliti menggunakan program Anates uraian versi 4.0.4. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Anates menghasilkan nilai reliabilitas tes sebesar 0,81. Adapun hasil perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 154.

c. Uji Tingkat Kesukaran Difficulty Index

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai 18 Nana sudjana, op. cit., h. 16 19 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 109