pot pada bulan-bulan tertentu. Promosi yang telah dilakukan de Koffie-pot antara lain melalui media internet, surat kabar, dan tabloid.
5.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden bertujuan untuk membantu manajemen de Koffie- pot dalam penetapan segmentasi segmentation. Segmentasi dapat menjadi cara
untuk memilih pasar secara kreatif. Berdasarkan segmentasi, manajemen dapat mentarget pasar kemudian dapat menentukan positioning produk dan layanan.
Karakteristik responden berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen de Koffie-pot yang bersedia menjadi responden adalah
perempuan, berusia antara 15-24 tahun. Tingkat pendidikan terakhir responden adalah SMA, Diploma, dan Sarjana dengan pendapatan per bulan sebesar antara
Rp 2.000.000,00 sampai Rp 3.000.000,00. Pendapatan mahasiswa atau pelajar berasal dari uang saku dari orang tua karena pada umumnya belum mampu
memperoleh penghasilan sendiri. Penentuan rentang pendapatan dalam penelitian ini berdasarkan BPS. Mayoritas responden belum menikah dengan persentase
sebesar 49 persen. Sebesar 45 persen responden yang datang berasal dari Kota Bogor dan sebesar 12 persen responden datang dari Jakarta. Keberadaan de
Koffie-pot diketahui oleh responden melalui informasi dari teman atau kerabat. Hal ini ditunjukkan oleh persentase sebesar 50 persen dan sembilan persen lainnya
diketahui responden dengan melihat langsung de Koffie-pot. Jumlah kunjungan responden ke de Koffie-pot dalam satu bulan mayoritas sebanyak satu sampai dua
kali kunjungan dengan persentase 30 persen.
Tingkat pendidikan responden berpengaruh terhadap tanggapan konsumen terhadap harga produk di de Koffie-pot. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka
responden menganggap bahwa tingkat harga yang diberikan oleh konsumen tidak hanya berdasarkan atas tingkat harga yang ditetapkan, melainkan juga melibatkan
faktor lain dalam penilaian harga. Faktor yang mempengaruhi antara lain komposisi produk, kandungan gizi, dan suasana de Koffie-pot. Hasil pengaruh
tingkat pendidikan terhadap harga produk tersaji pada Lampiran 1.
Tabel 9 Karakteristik Umum Responden di de Koffie-pot
Karakteristik Umum Kategori
Jumlah orang Persentase
Jenis kelamin Laki-laki
26 43.33
Perempuan 34
56,67
Usia
15-24 Tahun 41
68,33
25-34 Tahun 15
25,00 35-44 Tahun
4 6,67
45-54 Tahun 0,00
55 Tahun 0,00
Pekerjaan GuruDosen
1 1,67
Pegawain NegeriPNS 1
1,67
Karyawan Swasta dan Wiraswasta
29 48,33
TNIPOLRI 0,00
MahasiswaPelajar 29
48,33 Tingkat pendidikan
SD 0,00
SMP 0,00
SMA 28
46,67
Diploma 16
26,67 Sarjana
15 25,00
Pasca Sarjana 1
1,67 Pendapatan per bulan
999.999,99 17
28,33 1.000.000-1.999.999,99
16 26,67
2.000.000-2.999.999,99 19
31,67 3.000.000-3.999.999,99
4 6,67
4.000.000 4
6,67 Status pernikahan
Menikah 11
18,33
Belum Menikah 49
81,67
Kota asal kedatangan Jakarta
12 20,00
Bogor 45
75,00
Depok, Bekasi, Banten 3
5,00 Sumber informasi tentang
de Koffie-pot
TemanKerabat 50
83,33
BrosurIklan 1
1,67 Melihat langsung
9 15,00
Frekuensi kunjungan dalam satu bulan
1-2 kali 30
50,00
3-4 kali 22
36,67 5 kali
8 13,33
VI ANALISIS KEPEKAAN KONSUMEN
TERHADAP HARGA DI DE KOFFIE-POT
Kenaikan harga kopi dalam negeri ternyata berpengaruh pada kenaikan harga bahan baku yang digunakan de Koffie-pot. Oleh karena itu, de Koffie-pot
perlu menyesuaikan keadaan tersebut dengan berencana menaikkan harga produk minuman kopinya. Kebijakan menaikkan harga merupakan suatu kebijakan yang
realistis karena de Koffie-pot harus tetap mempertahankan kualitas minuman kopinya untuk tetap mempertahankan konsumen. Akan tetapi, di satu sisi
konsumen menginginkan suatu minuman kopi yang harganya relatif murah. Berdasarkan wawancara dengan konsumen, diperoleh hasil bahwa konsumen
mengeluhkan kenaikan harga minuman kopi di de Koffie-pot namun masih bersedia menerima kenaikan harga tersebut. Kenaikan harga produk di de Koffie-
pot yang dapat diterima konsumen tidak melebihi tingkat harga untuk produk yang sama di Starbucks Coffee. Sesuai dengan hal tersebut, manajemen perlu
mengetahui tingkat kepekaan harga yang dirasakan oleh konsumen supaya dalam kebijakan manajemen tersebut dapat diterima oleh konsumen. Sensitivitas harga
atau kepekaan harga dapat diperoleh berdasarkan data dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Data tersebut kemudian diolah menjadi data tabulasi
price sensitivity meters . Langkah selanjutnya yaitu dengan merepresentasikan data
tersebut menjadi kurva-kurva untuk kelompok harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal. Berdasarkan kurva-kurva yang telah terbentuk, maka dapat
diperoleh titik PMC Price of Marginal Cheapness, PME Price of Marginal Expensive
, OPP Optimum Pricing Point, dan IPP Indiferent of Pricing Point.
Penelitian ini hanya mengukur sensitivitas harga untuk minuman Caramel Machiatto dan minuman Espresso. Pemilihan kedua minuman kopi tersebut
berdasarkan pertimbangan bahwa Caramel Machiatto mempunyai tingkat penjualan yang paling tinggi dan Espresso mempunyai tingkat penjualan yang
terendah pada periode bulan Februari sampai Maret 2008. Pemilihan kedua minuman tersebut diasumsikan dapat mewakili minuman kopi de Koffie-pot yang
lain. Data hasil penjualan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Tingkat Penjualan Minuman Kopi Periode Februari-Maret 2008
Jenis Minuman Februari
Maret Jumlah
Nilai Rp Jumlah
Nilai Rp Caramel Machiatto
144 3.024.000
174 3.654.000
Cappucino 138
2.346.000 165
2.805.000 Blended Iced Cappucino
76 1.596.000
105 2.205.000
Oreo Coffee Slush 49
1.029.000 74
1.554.000 Volcano Brownies Cappucino
13 364.000
20 560.000
Espresso 11
110.000 18
180.000
Sumber : de Koffie-pot, 2008
6.1 Analisis Sensitivitas Harga Caramel Machiatto