diramalkan akan meningkat menjadi Rp 10.850 sampai pertengahan tahun 2006. Fluktuasi harga tersebut juga terjadi pada kopi Robusta.
Tabel 4 Perubahan Harga Komoditas Kopi Arabika dan Kopi Robusta Dalam Negeri Periode Tahun 2001-2006
Komoditi Unit
Tahun 2001
2002 2003
2004 2005
2006
Kopi Arabika
RpKg 12.470
11.633 10.462 16.626
10.847 10.850
Kopi Robusta
RpKg 5.318
4.940 4.379
5.329 8.800
10.013
Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia 2004-2006 Kopi, Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006 Catatan : sampai dengan September 2006
Keadaan ini membuat para pelaku bisnis coffee shop yang bahan baku utama produknya berasal dari kopi dalam negeri memerlukan perumusan strategi
harga yang tepat untuk mempertahankan konsumen. Salah satu pelaku bisnis coffee shop
adalah de Koffie-pot yang berbahan baku utama biji kopi dalam negeri. Oleh karena itu, diperlukan strategi harga yang tepat untuk
mempertahankan konsumen di de Koffie-pot.
1.2 Perumusan Masalah
Fenomena peningkatan harga komoditas kopi dalam negeri ternyata sangat berdampak terhadap kenaikan harga bahan baku kopi yang digunakan coffee shop
de Koffie-pot. De Koffie-pot merupakan coffee shop yang hanya menggunakan bahan baku kopi dalam negeri antara lain kopi Arabika Jawa, Arabika Aceh,
Arabika Toraja, dan Robusta. Berdasarkan Tabel 5, harga bahan baku kopi yang digunakan de Koffie-pot mengalami peningkatan. Pada periode Desember 2007
dan April 2008, terjadi peningkatan harga sebesar 4,16 persen untuk kopi Arabika Jawa dan Arabika Toraja. Peningkatan harga untuk kopi Arabika Aceh, Arabika
Mandailing, Arabika Timor, dan Robusta pada periode yang sama sebesar 17,64 persen.
Tabel 5 Harga Bahan Baku Kopi de Koffie-pot Jenis Barang
Unit Desember 2007
April 2008 Peningkatan
Arabika Jawa RpKg
48.000 50.000
4,16 Arabika Aceh
RpKg 34.000
40.000 17,64
Arabika Mandailing RpKg
34.000 40.000
17,64 Arabika Toraja
RpKg 48.000
50.000 4,16
Arabika Timor RpKg
34.000 40.000
17,64 Robusta
RpKg 34.000
40.000 17,64
Sumber : Data Pembelian Kopi de Koffie-pot, 2008
Seiring dengan peningkatan harga bahan baku kopi yang digunakan de Koffie-pot tersebut, menyebabkan pihak manajemen berencana untuk menaikkan
harga produk minuman kopi de Koffie-pot. Kebijakan manajemen de Koffie-pot menaikkan harga produknya pernah dilakukan sebelumnya. Kebijakan tersebut
dilaksanakan pada tahun 2006. Sebagai contoh, harga Caramel Machiatto pada tahun 2006 meningkat sebesar 23,52 persen menjadi Rp 21.000,00. Kenaikan
harga jual disebabkan karena peningkatan harga bahan baku dan komponen biaya lainnya. Berdasarkan Tabel 6, rata-rata kenaikan harga beberapa produk minuman
kopi di de Koffie-pot sebesar 13,5 persen.
Tabel 6 Harga Jual Beberapa Produk Minuman Kopi di de Koffie-pot Jenis Minuman
Unit Tahun
Peningkatan 2005
2006
Caramel Machiatto RpCangkir
17.000 21.000
23,52 Cappucino
RpCangkir 15.000
17.000 13,33
Blended Ice Cappucino RpCangkir
19.000 21.000
10,52 Oreo Coffee Slush
RpCangkir 19.000
21.000 10,52
Volcano Brownies Cappucino RpCangkir
25.000 28.000
12,00 Espresso
RpCangkir 9.000
10.000 11,11
Sumber : de Koffie-pot, 2008
Berdasarkan wawancara terhadap konsumen de Koffie-pot, konsumen mengeluhkan harga jual produk minuman kopi yang ditawarkan saat ini relatif
mahal. Keluhan konsumen tersebut harus mampu diantisipasi oleh manajemen de
Koffie-pot agar coffee shop de Koffie-pot tetap bertahan seiring dengan harga bahan baku yang juga mengalami peningkatan. Oleh karena itu, diperlukan
penelitian tentang sensitivitas harga untuk mengetahui rentang harga yang dapat diterima oleh konsumen terhadap minuman kopi di de Koffie-pot.
Minuman kopi yang diteliti rentang harganya yaitu Caramel Machiatto dan Espresso. Pemilihan kedua jenis minuman tersebut diasumsikan dapat mewakili
minuman kopi de Koffie-pot yang lain. Caramel Machiatto memiliki tingkat penjualan minuman kopi tertinggi selama periode bulan Februari sampai April
2008 sedangkan Espresso memiliki tingkat penjualan yang terendah. Berdasarkan observasi di lapang, ternyata tanggapan konsumen mengenai
produk dan layanan yang ditawarkan de Koffie-pot relatif sama dengan produk dan layanan yang ditawarkan coffee shop lain. Selain itu, konsumen mengeluhkan
pelayanan yang kurang memuaskan seperti pramusaji yang kurang peka terhadap kebutuhan pengunjung. Pelayanan merupakan suatu hal yang penting untuk
mempertahankan konsumen dan menjaga kelangsungan bisnis di era persaingan industri coffee shop yang semakin ketat. Keluhan konsumen mengenai pelayanan
dan anggapan produk yang relatif sama dengan coffee shop lainnya menjadi kendala lain yang dapat membahayakan kelangsungan bisnis de Koffie-pot. Oleh
karena itu, untuk mempertahankan konsumen, produk dan layanan de Koffie-pot harus menghasilkan produk dan pelayanan yang berbeda untuk memberi
pengalaman yang tidak terlupakan kepada konsumen. Tanpa keadaan tersebut, produk dan layanan de Koffie-pot akan dianggap konsumen sebagai komoditas
semata. Melihat kondisi tersebut, de Koffie-pot memerlukan strategi yang tepat untuk mempertahankan konsumennya.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat diangkat pada penelitian ini adalah:
1. Berapa rentang harga minuman kopi yang masih dapat diterima oleh
konsumen di de Koffie-pot? 2.
Apa saja yang perlu ditingkatkan manajemen de Koffie-pot untuk mempertahankan konsumen?
3. Formulasi produk dan layanan apa saja yang perlu dikembangkan di de
Koffie-pot?
1.3 Tujuan Penelitian