4.4.2 Analisis Sensitivitas Harga
Analisis sensitivitas harga diperlukan untuk menganalisis tingkat kepekaan konsumen terhadap harga. Melalui penelitian ini, dapat diperoleh limit harga dan
kisaran harga yang dapat diterima oleh konsumen sehingga konsumen dapat menilai batas harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal. Penentuan
kriteria batas harga sangat murah berdasarkan tingkat harga yang telah ditentukan dengan asumsi bahwa kualitas produk yang diteliti diturunkan sebesar lima
persen. Kriteria harga sangat mahal berdasarkan atas benchmarking produk yang sama di Starbucks Coffee. Starbucks Coffee digunakan sebagai benchmarking
karena Starbucks Coffee merupakan pesaing utama de Koffie-pot meskipun kehadiran Starbucks Coffee di Kota Bogor baru berusia satu tahun.
Langkah selanjutnya, data ditabulasikan untuk memperoleh kolompok harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal. Berdasarkan nilai
persentase kumulatif yang akan diperoleh, maka dapat dibuat kurva-kurva. Selain itu, dibuat pula kurva untuk kelompok harga tidak murah dan tidak mahal yang
diperoleh dari rumus:
Kurva-kurva yang terbentuk akan saling berpotongan pada titik-titik antara lain:
1. Perpotongan antara Kurva Sangat Murah dengan Tidak Murah akan
membentuk titik yang jika ditarik ke sumbu X harga maka akan diperoleh titik PMC Price of Marginal Cheapness
Persentase Kumulatif”Tidak Murah”=100-persentase kumulatif “Murah” Persentase Kumulatif”Tidak Mahal”= 100-persentase kumulatif “Mahal”
2. Perpotongan antara Kurva Sangat Mahal dengan Kurva Tidak Mahal akan
membentuk titik yang jika ditarik ke sumbu X harga akan diperoleh titik PME Price of Marginal Expensive
3. Perpotongan antara Kurva Murah dengan Kurva Mahal akan diperoleh titik
IPP Indiferent of Pricing Point yaitu titik dimana pada tingkat harga ini konsumen tidak merasakan perbedaan antara murah dengan mahal
4. Perpotongan antara Kurva Sangat Murah dengan Kurva Sangat Mahal akan
diperoleh titik OPP Optimum Pricing Point. Pada tingkat harga ini jumlah konsumen yang menilai produk sangat mahal sama dengan jumlah konsumen
yang menilai produk tersebut sangat murah, sehingga tingkat harga ini dinilai merupakan tingkat harga yang optimum bagi konsumen.
Daerah antara titik PMC dan PME disebut sebagai titik RAP Range of Acceptable Prices
yaitu merupakan kisaran harga yang dapat diterima konsumen. Daerah antara titik OPP dan IPP merupakan daerah yang ideal bagi perusahaan
untuk menetapkan harga produk Wesrendrop dalam Yulianti 2007. Jenis produk yang diteliti dalam analisis sensitivitas harga ini adalah
Caramel Machiatto dan Espresso. Kedua jenis minuman tersebut dipilih karena Caramel Machiatto merupakan minuman kopi dengan tingkat penjualan tertinggi
sedangkan Espresso memiliki tingkat penjualan terendah diantara minuman kopi yang lain di de Koffie-pot.
Rentang harga yang digunakan untuk menilai kepekaan harga minuman Caramel Machiatto dan Espresso dimulai pada tingkat harga Rp 18.500,00 dan Rp
7.000,00. Penetapan kedua harga tersebut berdasarkan asumsi yaitu kedua minuman tersebut menggunakan bahan baku jenis biji kopi yang berbeda dan
tidak berdasarkan biji kopi yang digunakan sebagai standar de Koffie-pot. Biji kopi yang digunakan sebagai standar de Koffie-pot merupakan campuran antara
biji kopi Arabika dengan biji kopi Robusta.
4.4.3 Quality Function Deployment