3.1.3  Sensitivitas Konsumen
Sensitivitas  konsumen  merupakan  tingkat  kepekaan  konsumen  atas perubahan suatu barang atau jasa. Konsumen yang sensitif terhadap harga berarti
konsumen  tersebut  peka  terhadap  perubahan  harga  yang  ada.  Konsumen  yang sensitif  cenderung  akan  berperilaku  tidak  loyal  terhadap  suatu  merek  dan  akan
segera berpindah atau mengkonsumsi merek lain yang memiliki harga yang lebih murah. Konsumen yang tidak sensitif terhadap perubahan harga disebut konsumen
yang  loyal  Erwanto,  2005.  Konsumen  yang  tidak  sensitif  terhadap  perubahan harga  akan  tetap  setia  mengkonsumsi  suatu  merek  tertentu.  Proses  menganalisis
tingkat kepekaan konsumen terhadap kisaran harga yang dapat diterima konsumen dapat menggunakan alat analisis sensitivitas harga.
3.1.4  Konsep Kualitas
Menurut  Garvin  dan  David  1988  menyatakan  bahwa  kualitas  adalah suatu  kondisi  dinamis  yang  berhubungan  dengan  produk,  manusia  atau  tenaga
kerja,  proses  dan  tugas,  serta  lingkungan  yang  memenuhi  atau  melebihi  harapan pelanggan  atau  konsumen.  Berry  dan  Parasuraman  dalam  Nasution  2004
berhasil  mengidentifikasi  lima  kelompok  karakteristik  yang  digunakan  oleh  para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu seperti berikut:
1. Bukti langsung tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi. 2.
Kehandalan  reliability,  yakni  kemampuan  memberikan  pelayanan  yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3. Kesigapan  responsiveness,  yaitu  keinginan  para  staf  untuk  membantu  para
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan  assurance,  mencakup  kemampuan,  kesopanan,  dan  sifat  dapat
dipercaya  yang  dimiliki  para  staf:  bebas  dari  bahaya,  risiko  atau  keragu- raguan.
5. Empati  emphaty,  meliputi  kemudahan  dalam  melakukan  hubungan,
komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
3.1.5  Konsep Total Quality Management TQM
Total  Quality  Management merupakan  suatu  pendekatan  dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui  perbaikan  terus-menerus  atas  produk,  jasa,  tenaga  kerja,  proses,  dan
lingkungannya  Nasution,  2004.  Ishikawa  dalam  Nasution  2004  menyatakan bahwa TQM merupakan perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari
suatu  perusahaan  dan  semua  orang  ke  dalam  falsafah  holistik  yang  dibangun berdasarkan  konsep  kualitas,  teamwork,  produktivitas,  dan  kepuasan  pelanggan.
Gaspersz  2003  mendefinisikan  TQM  sebagai  suatu  cara  meningkatkan performansi  secara  terus-menerus  pada  setiap  level  operasi,  dalam  setiap  area
fungsional  dari  suatu  organisasi,  dengan  menggunakan  SDM  dan  modal  yang tersedia.
3.1.6  Konsep Quality Function Deployment