5 Potensi  ekowisata  di  Taman  Nasional  Gunung  Gede  Pangrango  berupa
keindahan  alam,  gejala  alam,  keanekaragaman  hayati,  keunikan  alam  dan  situs budaya  merupakan  daya  tarik  yang  dapat  ditawarkan  kepada  masyarakat.  Upaya
untuk  mengenalkan  ekowisata  harus  didukung  dengan  ketersediaan  informasi yang  akurat,  komunikatif  dan  mudah  didapat.  Berbagai  informasi  dan  atraksi
ekowisata  perlu  ditampilkan  dengan  visualisasi  yang  menarik  dalam  kemasan yang  sederhana  dan  mudah  dimengerti.  Promosi  merupakan  jalan  keluar  untuk
masalah  diatas,  karena  dengan  promosi  dapat  menyampaikan  informasi  tentang kegiatan wisata yang ditawarkan.
Untuk  mengetahui  strategi  promosi  yang  tepat  digunakan  analisis pendekatan  SWOT.    Secara  detail  kerangka  pemikiran  penelitian  disajikan  pada
Gambar 2.
SUPPLY DEMAND
SUPRAINFRA STRUKTUR
PENGEMBANGAN EKOWISATA
Gambar 1  Konseptual pengembangan ekowisata.
6
“Supply” “Demand”
“SupraInfra Struktur”
Gambar 2  Kerangka pemikiran. POTENSI
EKOWISATA di TNGGP
Pengunjung
Aktual Potensial
evaluasi Sarpras
Analisis SWOT
TN MODEL-TN MANDIRI
Mitra-mitra Taman Nasional
Strategi Promosi Ekowisata
Kebijakan
Promosi
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekowisata
Kegiatan  wisata  alam  mencakup  banyak  kegiatan,  dari  kegiatan  menikmati pemandangan  dan  kehidupan  liar  yang  relatif  pasif  hingga  kegiatan  fisik  yang
menguras  tenaga  seperti  wisata  petualangan  yang  mengandung  resiko.  Kegiatan wisata  alam  ini  dapat  bersifat  konsumtif  atau  non-konsumtif  serta  dapat  bersifat
berkelanjutan  maupun tidak  berkelanjutan. Hanya sedikit  jenis kegiatan wisata  yang memberikan  sumbangan posistif terhadap upaya  pelestarian alam. Jenis wisata  yang
sedikit inilah yang kemudian membentuk ekowisata Goodwin, 1996. Ekowisata  diperkenalkan  pertama  kali  oleh  Ceballos-Lascurain  1983  yang
mendefinisikan  bahwa  ekowisata  sebagai  kunjungan  ke  daerah-daerah  yang  masih bersifat  alami  yang  relatif  masih  belum  terganggu  dan  terpolusi  dengan  tujuan
spesifik  untuk  belajar,  mengagumi  dan  menikmati  pemandangan  alam  dengan tumbuhan  satwa  liarnya  serta  budaya  baik  masa  lalu  maupun  sekarang  yang  ada
ditempat tersebut. Sepuluh  tahun  kemudian  Ceballos-Lascurain  1993  meninjau  ulang  batasan
yang dirumuskan dengan menambahkan ”untuk mempromosikan konservasi, dampak negatif  yang  diakibatkan  oleh  pengunjung  rendah  dan  masyarakat  terlibat  secara
ekonomi dalam  penyelenggaraannya”. Hingga tahun 1999,  Fennel 2001  mengkaji bahwa  terdapat  85  batasan  pengertian  ekowisata  yang  menghasilkan  definisi
ekowisata  dengan  6  unsur,  yaitu  :  konservasi,  edukasi,  etika,  pembangunan berkelanjutan, dampak dan local benefit.
Pengertian baru ekowisata hasil olahan yang dikaji dari 45 pakar, terdiri  dari 31  pakar  mancanegara  dan  14  pakar  nasional,  mengindikasikan  bahwa  ada  tiga
kelompok konsep ekowisata, yaitu : 1.  Tahun  1987-1990  menitikberatkan  pada  :  mengurangi  dampak  negatif
lingkungan, destinasi dan motivasi wisatawan.
8 2.  Tahun  1991-2000  menekankan  pada  :  mengurangi  dampak  negatif  lingkungan,
penghasilan  masyarakat  lokal,  perjalanan  kerja  yang  bertanggung  jawab  dan budaya.
3.  Tahun  2001-2005  menitikberatkan  pada  :  mengurangi  dampak  negatif lingkungan,  sustainable  development,  dan  penghasilan  masyarakat  lokal.
Hengky, 2006 Menurut Linberg 1993 definisi ekowisata adalah perjalanan bertanggungjawab
ke  wilayah-wilayah  alami  yang  melindungi  lingkungan  dan  meningkatkan kesejahteraan  penduduk  setempat.  Boo  1990  mendefinisikan  ekowisata  sebagai
perjalanan  wisata  alam  yang  mendorong  usaha  pelestarian  dan  pembangunan berkelanjutan,  memadukan  pelestarian  dengan  pembangunan  ekonomi  dan
memberikan  dana  yang  lebih  banyak  untuk  taman-taman,  membuka  lapangan  kerja baru bagi penduduk setempat dan pendidikan lingkungan bagi para pengunjung.
Ekowisata  dapat  dipandang  sebagai  suatu  strategi  baru  untuk  menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan yang mendorong pemeliharaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam yang sekaligus bermanfaat bagi masyarakat setempat. Dengan  demikian  ekowisata  adalah  bentuk  wisata  yang  gejalanya  terlihat  dalam
bentuk perjalanan yang tidak mengganggu lingkungan alam sebagai sumber apresiasi dan kekaguman Mardjuka, 1995.
Perhatian  terhadap  ekowisata  yang  semakin  berkembang  disebabkan  karena adanya  perubahan  permintaan  dan  pilihan  wisatawan  dalam  berwisata.  Menurut
Kusler 1991 fenomena ini timbul karena beberapa hal sebagai berikut : Peningkatan  ketertarikan  terhadap  lingkungan,  spesies-spesies  flora  dan  fauna
yang unik dan langka serta ciri-ciri alam lainnya Ketidakpuasan terhadap keramaian yang terjadi di pusat-pusat wisata tradisional
Keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru Adanya kepercayaan bahwa beberapa  lingkungan alami  yang unik di dunia akan
segera  mengalami  kepunahan  dan  mereka  ingin  mengunjunginya  bila memungkinkan