Flora Fauna Kondisi Biologis

37 alpinus, Kijang Muntiacus muntjak, Owa Hylobates moloch dan Surili Presbytis comata. Tercatat sekitar 75 jenis binatang melata berkembang di taman nasional ini, antara lain Bunglon Pseudocalotes tymanistriga dan P. chamaeleontinus, Bengkarung Mabuya multifasciata, Ular Sanca Python reticulatus, Ular Hijau Ahaetulla prasina. Tercatat sekitar 20 jenis amfibi, diantaranya Katak Bintik Merah Leptophyre cruentata yang endemik Jawa Barat, Katak Serasah Megophrys montana, Katak Pohon Rhacophorus reindwardti dan Katak Bibir Putih Rana chalconate. Tidak kalah menariknya berbagai jenis serangga. Seorang Zoologiawan asal Australia berhasil mengidentifikasi sebanyak 300 jenis serangga di kawasan ini. Beberapa diantaranya Tawon Vespa velutina, Kumbang Kayu Episcapha glabra, Bangbara Bombus rufipes, Kupu-kupu Paris Papillio paris, Kupu-kupu Ekor Panjang Actias maenas.

4.4. Potensi Wisata

Potensi wisata yang terdapat di dalam kawasan TNGGP ini beranekaragam, antara lain:

a. Hidrologi

Kawasan TNGGP merupakan daerah tangkapan dan pemasok air yang sangat penting bagi daerah sekitarnya. Debit air yang dihasilkan sekitar 8 milyar liter pertahun atau setara dengan 12 trilyun rupiah Hasan, 2006. Tidak kurang dari 1075 sungai dan anak sungai yang mendistribusikan air di tiga 3 DAS Cimandiri terdapat di kawasan ini. Dalam rangka mendukung ekowisata, beberapa sungai telah dikembangkan untuk kegiatan wisata alam dan pendidikan lingkungan.

b. Fenomena alam

Puncak Gunung Gede 2.958 mdpl dan Pangrango 3.019 mdpl, kawah, alun- alun suryakencana merupakan fenomena alam yang sangat menarik dan merupakan tujuan wisata yang sangat digemari bagi wisatawan yang datang dikawasan ini. Tercatat 17 tujuh belas air terjun yang terdapat di kawasan ini, namun baru 8 yang 38 sudah dikenal dan dikunjungi seperti Cibeureum-Cibodas, Cibeureum-Selabintana, Curug Sawer, Curug Beret dan Cipadaranten. Selain air terjun fenomena alam seperti danau dan rawa juga merupakan potensi wisata yang cocok untuk dikembangkan seperti danau Situgunung dan rawa Gayonggong.

c. Topografi yang Menantang

Topografi ini bisa dilihat di KPA Gunung Puteri yang merupakan sebagian lereng Gunung Gede dengan topografi curam, bergunung-gunung dengan ketinggian 1.700 m sampai 2958 m. Keadaan topografi dan ketinggian yang bervariasi tersebut disertai pemandangan yang sangat indah, keanekaragaman hayati yang kaya dengan udara yang sejuk segar.

d. Panorama

Panorama merupakan rekreasi yang memikat, terutama bagi yang ingin melepaskan diri dari suasana sehari-hari. Pemandangan yang indah dan udara yang sejuk terdapat di sekitar KPA Cibodas terutama yang berbatasan dengan Kebun Raya Cibodas.

4.5. Kondisi Masyarakat Sekitar

Sebagian besar masyarakat kurang lebih 75 di sekitar kawasan TNGGP bermata pencaharian di bidang pertanian land based activities, sehingga memerlukan lahan dalam pelaksanaan kegiatannya sehari-hari. Namun, sekitar 40 diantaranya adalah buruh tani yang tidak mempunyai lahan garapan dan tergantung pada lahan orang lain. Disamping itu, tingkat pemilikan lahan rata-rata perkeluarga relatif kecil, yaitu 0,25 ha sehingga intensitas garapan sangat tinggi. Tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat tersebut 70 hanya sampai tingkat Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang demikian menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan tekanan terhadap kawasan dan sumberdaya alam TNGGP