Kebijakan Nasional Kebijakan Pengembangan Ekowisata 1. Kebijakan Balai TNGGP

68 a. UUD 1945 pasal 33 ayat 3 b. PP No.18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam c. UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam hayati dan Ekosistemnya, pasal 3, pasal 5 bagian c, pasal 26, pasal 27, pasal 28, pasal 34 1 UU, 34 3. d. UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 8 1, pasal 8 2 e. UU No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan pasal 23 f. UU No.9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan penjelasan alenis 5 g. PP No.68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam pasal 3, penjelasan alenia 1. 5.7. Potensi Wisata yang perlu dipromosikan 5.7.1. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ODTWA

5.7.1.1. Pintu masuk Cibodas

ODTWA melalui pintu masuk Cibodas dapat dikategorikan menjadi dua yaitu ODTWA untuk wisata massal dan wisata minat khusus. Berikut adalah obyek-obyek yang bisa dijumpai melalui pintu masuk cibodas.

a. Air terjun Ciwalen

Air terjun ini cocok untuk dikembangkan wisata alam masal, karena selain jarak tempuh yang cukup dekat yaitu 800 m dari pintu masuk cibodas 30 menit dan jumlah pengunjung tidak dibatasi, lokasi ini juga mudah untuk ditempuh. Di sini pengunjung bisa menikmati pemandangan hutan hujan tropis pegunungan sekitar air terjun. Daya tarik lain yang bisa dinikmati adalah suasana alam dengan keragaman flora dan fauna, bentang alam yang unik, batuan tebing dengan arsitektur yang menarik.

b. Telaga Biru

Telaga ini memiliki luas kurang lebih 500 m 2 dengan kedalaman 2 m. Warna biru air telaga disebabkan oleh dasar telaga yang banyak ditumbuhi ganggang biru. 69 Fasilitas yang disediakan adalah plaza dan gazebo untuk tempat istirahat pengunjung. Telaga biru ini cocok untuk dikembangkan wisata massal karena selain terdapat banyak fasilitasnya dan jarak tempuh yang relatif mudah dan cepat 1.5 jam dari pintu Cibodas, daerah ini juga sangat ramai karena terletak di jalur pendakian dan jalur menuju air terjun Cibeureum.

c. Rawa Gayonggong dan Rawa Denok

Rawa Gayonggong terbentuk dari bekas kawah mati yang kemudian menampung aliran air dari tempat yang lebih tinggi. Erosi tanah telah meyebabkan sedimentasi lumpur untuk tumbuhnya berbagai jenis rumput-rumputan, terutama rumput gayonggong yang mendominasi rawa ini. Karena daerah ini merupakan daerah jelajah macan tutul Panthera pardus dan terdapat tempat untuk pengamatan burung birdwatching maka cocok untuk dikembangkan wisata minat khusus. Rawa Denok merupakan ekosistem rawa pegunungan yang unik dengan ukuran 5x5 m 2 . Disekitar rawa ini terdapat sumber air panas yang masih alami dengan suhu sekitar 60 C. Wisata minat khusus bisa dikembangkan di rawa ini karena belum banyak juga informasi tentang ekosistem unik ini, selain itu jarak tempuh menuju lokasi ini cukup lama sekitar 2 jam dari pintu masuk Cibodas.

d. Air terjun Cibeureum

Tiga buah air terjun dapat dinikmati disini yaitu air terjun Cibeureum, Cidendeng dan Cikuntul. Karakteristik dari lokasi ini adalah pada dinding air terjun ditumbuhi lumut merah Sphagnum gedeanum yang menyebabkan warna air terjun berwarna kemerah-merahan. Air terjun Cibeureum ini juga cocok untuk dikembangkan jenis wisata alam masal, karena jumlah pengunjung yang datang terutama pada hari libur sangat banyak.

e. Kandang Batu dan Kandang Badak

Kandang Batu merupakan tempat transit bagi pendaki sebelum menuju Kandang Badak, yang biasanya menjadi alternatif bagi pendaki untuk bermalam. Disini tersedia sumber air bersih dan fasilitas lain yaitu pos jaga dan MCK. Kandang badak merupakan peralihan tipe hutan dari Montana ke Sub Alpine. Dengan hamparan yang agak datar, lokasi ini juga merupakan tempat alternatif untuk