Kondisi Masyarakat Sekitar KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

39

4.6. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol berdiri pada akhir 1998, merupakan hasil kerjasama antara 3 lembaga : Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP, Conservation International Indonesia CII, dan Yayasan Alam Mitra Indonesia ALAMI. Ketiga lembaga ini bersepakat untuk membentuk Konsorsium Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol. Peran PPKA Bodogol menekankan pada usaha-usaha memperkenalkan hutan hujan tropis kepada masyarakat luas, khususnya kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan TNGGP. PPKA Bodogol berusaha memberikan penyadaran kepada khalayak bahwa menjaga kelestarian alam itu sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dengan ketinggian sekitar 800 mdpl. Letak dan curah hujannya yang tinggi, menyebabkan wilayah ini mampu menopang keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai jenis pohon, tumbuhan perambat dan epifit menyediakan tempat tinggal berbagai jenis satwa. Beberapa jenis satwa yang dilindungi yang ada di sekitar PPKA Bodogol antara lain : Elang Jawa Spizaetus bartelsi, Surili Presbytis comata , Owa Jawa Hylobates moloch, Monyet Ekor Panjang Macaca fascicularis, Lutung Trachypithecus auratus, Kukang Nyticebus koukang, Macan Tutul Panthera pardus, dll.

4.7. Sarana dan Prasarana wisata

Sarana dan prasarana wisata merupakan salah satu faktor pendukung dalam pengembangan ekowisata di TNGGP. Beberapa fasilitas ekowisata yang ada di TNGGP adalah loket karcis, ruang perijinan, papan informasi, MCK, Gazebo, Shelter, jalan trail dan sebagainya kondisinya tidak semua dalam keadaan baik, banyak juga yang mengalami kerusakan dimakan usia dan terbatasnya anggaran pemeliharaan seperti MCK, Shelter, Gazebo dan papan informasipenunjuk larangan. 40

4.8. Struktur Organisasi

Pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor P.03Menhut-II2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. Berdasarkan tipologinya Balai Besar TNGGP termasuk kedalam Tipe A setingkat eselon II, dibantu oleh 5 pejabat eselon III meliputi Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Bidang Teknis Konservasi yang berkedudukan di Kantor Balai Besar, Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah I Cianjur, Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah II Sukabumi dan Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah III Bogor, 3 tiga Pejabat eselon IV berkedudukan di Kantor Balai Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Program, serta Kepala Sub Bagian Data, Evaluasi, Pelaporan dan Hubungan Masyarakat, 2 dua Pejabat eselon IV sebagai Kepala Seksi di bawah Bidang Teknis berkedudukan di Kantor Balai, 3 tiga Pejabat eselon III sebagai Kepala Bidang Wilayah berkedudukan di Bidang Wilayah Cianjur, Sukabumi dan Bogor, dan 2 Pejabat eselon IV untuk masing- masing bidang wilayah. Jumlah pegawai tahun 2007 sebanyak 121 orang terdiri atas 116 orang PNS dan 5 orang tenaga upah. Dari jumlah tersebut, 5 orang tenaga struktural, 44 orang tenaga non struktural dan tenaga fungsional berjumlah 67 orang yang terdiri atas 37 orang polhut dan 30 orang PEH. 4.9. Pengujung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 4.9.1 Kondisi Umum Pengunjung 7 Tahun Terakhir tahun 2002-2008 Jumlah pengunjung TNGGP mengalami peningkatan tiap tahunnya, rata-rata jumlah pengunjung sebesar 70.850 orangtahun, paling tinggi kunjungan yaitu tahun 2006 mencapai 83.360 orang Tabel 8. Tetapi pada tahun 2007 jumlah pengunjung mengalami penurunan cukup pesat yaitu sebesar 67.980 orang 19. Menurut informasi dari Balai TNGGP diperkirakan jumlah tersebut akan semakin menurun. Ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan jumlah pengunjung salah satunya yaitu pembukaan tol cipularang yang menghubungkan antara jakarta dan bandung.