38 sudah dikenal dan dikunjungi seperti Cibeureum-Cibodas, Cibeureum-Selabintana,
Curug Sawer, Curug Beret dan Cipadaranten. Selain air terjun fenomena alam seperti danau dan rawa juga merupakan potensi wisata yang cocok untuk dikembangkan
seperti danau Situgunung dan rawa Gayonggong.
c. Topografi yang Menantang
Topografi ini bisa dilihat di KPA Gunung Puteri yang merupakan sebagian lereng Gunung Gede dengan topografi curam, bergunung-gunung dengan ketinggian
1.700 m sampai 2958 m. Keadaan topografi dan ketinggian yang bervariasi tersebut disertai pemandangan yang sangat indah, keanekaragaman hayati yang kaya dengan
udara yang sejuk segar.
d. Panorama
Panorama merupakan rekreasi yang memikat, terutama bagi yang ingin melepaskan diri dari suasana sehari-hari. Pemandangan yang indah dan udara yang
sejuk terdapat di sekitar KPA Cibodas terutama yang berbatasan dengan Kebun Raya Cibodas.
4.5. Kondisi Masyarakat Sekitar
Sebagian besar masyarakat kurang lebih 75 di sekitar kawasan TNGGP bermata pencaharian di bidang pertanian land based activities, sehingga
memerlukan lahan dalam pelaksanaan kegiatannya sehari-hari. Namun, sekitar 40 diantaranya adalah buruh tani yang tidak mempunyai lahan garapan dan tergantung
pada lahan orang lain. Disamping itu, tingkat pemilikan lahan rata-rata perkeluarga relatif kecil, yaitu 0,25 ha sehingga intensitas garapan sangat tinggi. Tingkat
pendidikan sebagian besar masyarakat tersebut 70 hanya sampai tingkat Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP. Kondisi sosial ekonomi
masyarakat yang demikian menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan tekanan terhadap kawasan dan sumberdaya alam TNGGP
39
4.6. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol
Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol berdiri pada akhir 1998, merupakan hasil kerjasama antara 3 lembaga : Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango TNGGP, Conservation International Indonesia CII, dan Yayasan Alam Mitra Indonesia ALAMI. Ketiga lembaga ini bersepakat untuk membentuk
Konsorsium Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol. Peran PPKA Bodogol menekankan pada usaha-usaha memperkenalkan hutan
hujan tropis kepada masyarakat luas, khususnya kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan TNGGP. PPKA Bodogol berusaha memberikan penyadaran kepada
khalayak bahwa menjaga kelestarian alam itu sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dengan ketinggian sekitar 800 mdpl.
Letak dan curah hujannya yang tinggi, menyebabkan wilayah ini mampu menopang keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai jenis pohon, tumbuhan perambat dan
epifit menyediakan tempat tinggal berbagai jenis satwa. Beberapa jenis satwa yang dilindungi yang ada di sekitar PPKA Bodogol antara lain : Elang Jawa Spizaetus
bartelsi, Surili Presbytis comata , Owa Jawa Hylobates moloch, Monyet Ekor Panjang Macaca fascicularis, Lutung Trachypithecus auratus, Kukang Nyticebus
koukang, Macan Tutul Panthera pardus, dll.
4.7. Sarana dan Prasarana wisata
Sarana dan prasarana wisata merupakan salah satu faktor pendukung dalam pengembangan ekowisata di TNGGP. Beberapa fasilitas ekowisata yang ada di
TNGGP adalah loket karcis, ruang perijinan, papan informasi, MCK, Gazebo, Shelter, jalan trail dan sebagainya kondisinya tidak semua dalam keadaan baik,
banyak juga yang mengalami kerusakan dimakan usia dan terbatasnya anggaran pemeliharaan seperti MCK, Shelter, Gazebo dan papan informasipenunjuk larangan.