Penaggulangan Stres Kerja Kerangka Teori

secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dengan pola ini, individu mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara teratur.

J. Penaggulangan Stres Kerja

Dalam menghadapi stres to fight, mencakup tiga macam strategi yang semestinya dilakukan Anis, 2005: a. Mengubah lingkungan kerja, jika perlu dengan memanipulasi sedemikian rupa, sehingga nyaman bagi tenaga kerja. b. Mengubah lingkungan kerja melalui persepsi tenaga kerja, misalnya dengan meyakinkan diri bahwa ancaman tidak ada. c. Meningkatkan daya tahan mental tenaga kerja terhadap stres. Misalnya dengan latihan-latihan yang dibimbing oleh psikolog, meditasi, relaksasi progresif, hypnosis dan otosugesti. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang sehat, baik fisik, mental maupun sosial, diperlukan kerja sama dari pimpinan perusahaan dari berbagai bidang dan keahlian, termasuk psikolog. Dalam hal ini psikolog menangani psikologi industri. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan maupun keselamatan kerja, perlu dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerja yang merupakan sumber timbulnya kebosanan, kelelahan, kecelakaan dan stres psikologis. Menurut Rahayu 2003 cara negatif untuk menangani stres sedapat mungkin harus dihindari walaupun sama sekali tidak dapat menyelesaikan perkara secara tuntas, tetapi sedapat mungkin mengatasi stres dengan hal-hal yang positif. Karena paling sedikit tidak mendatangkan stres baru. Metode mengatasi stres yang diungkapkan oleh Hardjana 2004 dapat berupa tindakan langsung direct action, mencari informasi seeking for information, berpaling pada orang lain turning to others, penerimaan dengan pasrah resigned acceptance dan proses intra psikis intrapsychis process.

K. Polisi Lalu Lintas

1. Ruang Lingkup

Polisi Lalu Lintas merupakan kesatuan lalu lintas yang bertugas membina, dan dalam batas kewenangan yang ditentukan, menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi kegiatan pendidikan masyarakat, penegakan hukum, dan identifikasi pengemudi kendaraan bermotor, pengakajian masalah lalu lintas, serta patroli jalan raya yang bersifat antar wilayah hukum negara Republik Indonesia Jayanegara, 2007.

2. Kondisi Kerja

Polisi lalu lintas sering harus berada pada tempat yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatannya seperti kebisingan, kondisi jalan raya yang panas, kemacetan arus lalu lintas dan penuhnya asap kendaraan. Setiap hari kerja secara rutin petugas Polisi Lalu Lintas harus melakukan pengaturan lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk yakni pada waktu pagi pukul 06.30 sampai 08.00 dan siang hari antara 12.00 sampai 14.00. Pada saat-saat tertentu mereka harus berada lebih lama lagi melakukan pengaturan bila jalanan akan dilewati oleh rombongan-rombongan penting, misalnya pejabat negara, karnaval dan sebagainya Jayanegara, 2007.

L. Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori dari para ahli mengenai faktor-faktor penyebab stres kerja adalah Hurrel 1988 dalam Munandar 2008 bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres di lingkungan pekerjaan dapat bersumber dari beberapa hal yaitu: faktor intristik dalam pekerjaan, peranan dalam organisasi, pengembangan karir karyawan, hubungan dalam pekerjaan dan struktur dan iklim organisasi. Faktor intrinsik dalam pekerjaan meliputi beban kerja, jam kerja, shift kerja, rutinitas, dan kondisi fisik lingkungan kebisingan, temperatursuhu, pencahayaan, dan radiasi. Peranan dalam organisasi merupakan peranan pekerja dalam pengambilan keputusan perusahaan yang berhubungan dengan dirinya. Pengembangan karir karyawan meliputi adanya promosi dan kepuasan gaji. Hubungan dalam pekerjaan merupakan hubungan antara atasan, bawahan serta rekan sekerja. Struktur dan iklim organisasi merupakan peraturan perusahaan. Teori Hurrel kemudian dimodifikasi oleh Cooper 1989 bahwa faktor- faktor lain yang menyebabkan stres kerja adalah tuntutan dari luar pekerjaan dan faktor individu pekerja. Tuntutan dari luar pekerjaan bersal dari keluarga dan masyarakat. Sedangkan faktor individu pekerja dilihat dari umur dan masa kerja. Menurut Wantoro 1999, selain faktor intrinsik yang sudah disebutkan diatas yang termasuk dalam faktor intrinsik pekerjaan adalah lingkungan fisik seperti kebisingan, temperatur, pencahayaan dan radiasi. Maka dapat diperoleh kerangka teori sebagai berikut : Bagan 2.1 Kerangka Teori Hurrel dalam Munandar 2008, Wantoro 1999 dan Modifikasi Cooper 1989 1. Faktor Intrinsik dalam Pekerjaan a. Beban kerja b. Shift kerja c. Jam kerja d. Rutinitas e. Kondisi Fisik Lingkungan i. Kebisingan ii. Temperatur iii. Pencahayaan iv. Radiasi 2. Peran Individu dalam Organisasi 3. Pengembangan Karir a. Promosi b. Kepuasan Gaji 4. Hubungan Interpersonal dalam pekerjaan 5. Struktur dan Iklim Organisasi 6. Tuntutan diluar pekerjaan a. Keluarga b. Masyarakat 7. Faktor Individu a. Umur b. Masa Kerja Stres Kerja 68

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat tahun 2013. Kerangka konsep dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori dari para ahli yaitu dari Hurrel dalam Munandar 2008, Wantoro 1999 dan Modifikasi Cooper 1989. Berdasarkan teori dari beberapa ahli tersebut faktor- faktor penyebab stres kerja terdiri dari faktor intrinsik pekerjaan, peran individu dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan, dan karakteristik individu. Kerangka konsep yang diteliti terdiri dari variabel dependen variabel terikat yaitu stres kerja, variabel independen variabel bebas yaitu faktor intrinsik beban kerja dan rutinitas, peran individu dalam organisasi, pengembangan karir promosi dan kepuasan gaji, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi serta faktor individu umur dan masa kerja.