Hubungan antara Promosi dengan Stres Kerja

disebabakan mungkin para pekerja lebih merasakan konflik ”intersender” sebagai pembangkit stres. Konflik intersender yaitu tenaga kerja diminta untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga ada orang merasa puas dengan hasilnya, sedangkan orang lain tidak, contohnya yaitu seorang kepala bagian kepegawaian harus memutuskan untuk menerima calon karyawan. Menurut hasil seleksi, yang terdiri dari wawancara, tes prestatif, dan tes psikologis, calon tersebut tidak disarankan untuk diterima. Kepala bagian berada dalam konflik karena si calon tersebut adalah anak dari direktur utama perusahaan, yang juga adalah pemilik perusahaan tersebut Sutherland dan Cooper, 1988 dalam Munandar, 2008. Selain itu menurut Cooper dan marshall 1978 dalam Munandar 2008 konflik peran lebih dirasakan sebagai pembangkit stres oleh mereka yang bekerja pada batas-batas organisasi organization boundaries, seperti para manajer menengah pada umumnya. Tidak ada hubungan antara peran individu dalam organisasi dengan stres kerja dalam penelitian ini karena sebagian besar responden yang diteliti adalah para pekerja bukan para manajer menengah sehingga konflik peran tidak dirasakan.

3. Pengembangan Karir

a. Hubungan antara Promosi dengan Stres Kerja

Promosi merupakan salah satu usaha perusahaan dalam meningkatkan kemampuan pekerjanya. Peluang pekerja untuk mendapatkan promosi berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan perusahaan. Bentuk promosi pada pekerja bermacam-macam, seperti kenaikan pangkatjabatan, mendapatkan pendidikan atau pelatihan, mengikuti seminar atau simposium, dan lain-lain Munandar, 2008. Pada variabel promosi diketahui hasil bahwa 55,4, atau sebagian besar responden menyatakan promosi tidak memuaskan Tabel 5.4, Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara promosi dengan stres kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat. Dimana hasil tersebut sesuai dengan teori Hurrel, dkk 1988 dalam Munandar 2008 yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah pengembangan karir yaitu promosi. Hal ini disebabkan karena adanya promosi untuk menghasilkan kepuasan kerja dan mencegah timbulnya stres pada tenaga kerja yang bertujuan mengurangi turn over. Dengan promosi kerja, mereka tidak hanya mencari peningkatan pendapatan, tetapi juga mencari peningkatan status dan tantangan yang ada dari pekerjaan yang baru. Didapatkan bahwa dari SK Kapolri No. IX tahun 2010 mengenai sistem kepangkatan atau promosi yang berlaku di Polri menyatakan bahwa pada dasarnya setiap anggota Polri mempunyai kesempatan yang sama dalam hal pelaksanaan mutasi, promosi jabatan, yang pelaksanaannya didasarkan atas penilaian mental kepribadian, kinerjaprestasi kerja, serta pertimbangan kualifikasi pendidikan dan lamanya berdinas ditempat tersebut. Dimana jabatan anggota polri dilaksanakan yaitu dengan memperhatikan usulan Kapolda, mengutamakan penugasan silang MabesLemdikKewilyahan guna memperluas wawasan dan kematangan kemampuan profesi kepolisian bagi setiap anggota Polri dan memperhatikan senioritas tanpa mengorbankan kualitas senior berdasarkan pendidikan pembentukan dan pengembangan umum serta memperhatikan prestasi pendidikan. Selain itu dari hasil penelitian Siswanti 2004 yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sistem promosi dengan stres kerja atau dapat dikatakan bahwa pekerja yang tidak puas terhadap promosi yang diberlakukan, memiliki potensi terkena stres. Berdasarkan hal tersebut disarankan untuk instansi agar memberikan reward bagi pekerja yang berprestasi agar dapat menghasilkan kepuasan kerja dan mencegah timbulnya stres pada tenaga kerja yang bertujuan mengurangi turn over dalam bekerja.

b. Hubungan antara Kepuasan Gaji dengan Stres Kerja