Hubungan antara Kepuasan Gaji dengan Stres Kerja

jabatan, yang pelaksanaannya didasarkan atas penilaian mental kepribadian, kinerjaprestasi kerja, serta pertimbangan kualifikasi pendidikan dan lamanya berdinas ditempat tersebut. Dimana jabatan anggota polri dilaksanakan yaitu dengan memperhatikan usulan Kapolda, mengutamakan penugasan silang MabesLemdikKewilyahan guna memperluas wawasan dan kematangan kemampuan profesi kepolisian bagi setiap anggota Polri dan memperhatikan senioritas tanpa mengorbankan kualitas senior berdasarkan pendidikan pembentukan dan pengembangan umum serta memperhatikan prestasi pendidikan. Selain itu dari hasil penelitian Siswanti 2004 yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sistem promosi dengan stres kerja atau dapat dikatakan bahwa pekerja yang tidak puas terhadap promosi yang diberlakukan, memiliki potensi terkena stres. Berdasarkan hal tersebut disarankan untuk instansi agar memberikan reward bagi pekerja yang berprestasi agar dapat menghasilkan kepuasan kerja dan mencegah timbulnya stres pada tenaga kerja yang bertujuan mengurangi turn over dalam bekerja.

b. Hubungan antara Kepuasan Gaji dengan Stres Kerja

Gaji merupakan kompensasi yang diterima oleh pekerja apabila ia telah menyelesaikan pekerjaannya Munandar,2008. Sedangkan menurut Schultz 1998 salah satu penyebab tingginya turn over pekerja disebabkan gaji yang mereka terima sewaktu bekerja tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Selain itu gaji dapat mempengaruhi motivasi pekerja. Berdasarkan teori dua faktor oleh Heizberg 1990 dalam Munandar 2008 menyatakan kepuasan bekerja sangat menentukan motivasi untuk bekerja, salah satu komponennya adalah upah. Pada variabel gaji diketahui hasil 61,5 atau sebagian besar responden menyatakan gaji tidak sesuai Tabel 5.4. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara gaji dengan stres kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat. Diperoleh bahwa responden yang menyatakan gaji sesuai yang mengalami stres kerja ringan lebih besar hasilnya dibandingkan dengan responden yang menyatakan gaji tidak sesuai dan mengalami stres ringan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Cooper yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah pengembangan karir yaitu gaji Munandar, 2008. Hal ini disebabkan karena menurut Heizberg 1990 dalam Munandar 2008 jika seseorang menganggap gajinya terlalu rendah, tenaga kerja akan merasa tidak puas. Ketidakpuasan inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan stres kerja. Hal tersebut akan berbeda jika gaji yang diperoleh sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Tidak ada hubungan antara gaji dengan stres kerja dalam penelitian ini menurut hasil wawancara bahwa polisi lalu lintas telah sesuai gaji yang diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian Nugroho 2004 yang menyatakan tidak ada hubungan antara gaji dengan stres kerja, karena responden merasa bahwa gaji yang diperoleh telah sesuai dengan tanggung jawab kerja yang dibebankan kepada mereka dan responden menganggap bahwa gaji bukan merupakan motivasi utama bagi mereka, melainkan terdapat hal lainnya seperti adanya rasa senang dalam melaksanakan pekerjaannya karena responden merasa dapat membantu dan bermanfaat bagi orang lain, dengan begitu responden lebih merasa puas akan pekerjaanya yang pada akhirnya dapat mengurangi stres kerja yang mungkin timbul. Sebagaimana Miller 2000 menyatakan bahwa salah satu cara untuk mempertimbangkan potensial stres kerja adalah dengan mempertimbangkan stres kerja karena stres kerja dapat terjadi melalui hal-hal yang mengurangi kepuasan kerja yang mengakibatkan ketidakpuasan terhadap kerja.

4. Hubungan antara Hubungan dalam Pekerjaan dengan Stres Kerja