Keterbatasan Penelitian Gambaran Stres Kerja pada Polisi Lalu Lintas

103

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan – keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan tersebut, yaitu: 1. Kuesioner pengukuran indikator stres kerja berisi lebih dari 25 pertanyaan sehingga secara psikologis akan mengurangi validitas hasil, untuk itu agar hasilnya valid maka peneliti mengurangi pertanyaan yang dianggap tidak penting. 2. Pengukuran beban kerja dengan cara observasi, yaitu melihat jenis pekerjaan responden dalam waktu yang sedikit membuat penghitungan beban kerja menjadi tidak akurat, agar hasilnya lebih akurat maka peneliti mengikuti pekerjaan yang dilakukan responden dengan menghitung waktu dari awal pekerjaan hingga selesai melakukan pekerjaannya dan selain itu peneliti juga menyediakan waktu yang cukup dalam melakukan observasi.

B. Gambaran Stres Kerja pada Polisi Lalu Lintas

Stres kerja merupakan gejala-gejala dan tanda-tanda faal, perilaku, psikologikal dan somatik, adalah hasil dari tidakkurang adanya kecocokan antara orang dalam arti kepribadiannya, bakatnya, dan kecakapannya dan lingkungannya, yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagi tuntutan terhadap dirinya secara efektif Fincham dan Rhodes dalam Munandar 2008. Dalam teori yang diungkapkan Sarafino 1990 dalam Luthfiyah 2011 bahwa sumber stres dapat dibedakan menjadi sumber stres yang berasal dari dalam diri seseorang, komunitas, dan masyarakat. Lingkungan kerja juga dapat berperan sebagai faktor penyebab terjadinya stres kerja sumber stres, seperti tuntutan pekerjaan, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, hubungan antar manusia yang buruk, kurang pengakuan dan peningkatan jenjang karir, rasa kurang aman dalam bekerja dan sebagainya Nasution, 2002. Selain itu setiap jenis pekerjaan pasti berhadapan dengan berbagai faktor yang dapat menimbulkan stres, begitu juga pada Polisi Lalu Lintas. Jayanegara 2007 mengungkapkan bahwa Polisi lalu lintas sering harus berada pada tempat yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatannya seperti kebisingan, kondisi jalan raya yang panas, kemacetan arus lalu lintas dan penuhnya asap kendaraan. Setiap hari kerja secara rutin petugas Polisi Lalu Lintas harus melakukan pengaturan lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk yakni pada waktu pagi pukul 06.30 sampai 08.00 dan siang hari antara 12.00 sampai 14.00. Pada saat-saat tertentu mereka harus berada lebih lama lagi melakukan pengaturan bila jalanan akan dilewati oleh rombongan-rombongan penting, misalnya pejabat negara, karnaval dan sebagainya. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini diperoleh bahwa berdasarkan tabel 5.1 terhadap 65 Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat Tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 52,3 mengalami stres ringan. Dimana kondisi lalu lintas di Jakarta tidak luput dari kebisingan, kondisi jalan raya yang panas, kemacetan arus lalu lintas dan penuhnya asap kendaraan. Hal ini menunjukkan bahwa Polisi Lalu Lintas dengan sejumlah tanggung jawab pekerjaan yang harus diselesaikannya berpotensi mengalami stres kerja, dilihat dari terjadinya perubahan baik dari segi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Cooper 1989 dalam Munandar 2008 menjelaskan konsep stres ditempat kerja beserta faktor yang berpengaruh didalamnya secara komprehensif. Menurutnya stres di tempat kerja dapat bersumber dari beberapa hal, yaitu work area, home area, sosial area dan individual area. Sementara manifestation area adalah mengamati perubahan akibat stres secara tidak langsung pada fisik, perilaku dan emosi pada pekerja. Berdasarkan hasil penelitian ini pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat tahun 2013 dimana dimungkinkan sumber stres yang diterima oleh polisi lalu lintas berasal dari kebisingan, panas, kemacetan dan penuhnya asap kendaraan. Berdasarkan hasil penelitian dididapatkan bahwa rata – rata Polisi Lalu Lintas mengeluhkan pusing, jantung berdebar, gugupgelisah, sesak nafas, kurang percaya diri, susah tidur, kurang konsentrasi dan beberapa indikator lainnya yang mengakibatkan Polisi Lalu Lintas mengalami stres kerja. Dari hasil penelitian yang diperoleh sebagian besar responden dalam penelitian ini mengalami stres kerja ringan, namun jika hal tersebut tidak ditangani secara dini maka akan dapat berkembang secara kronik dan menjadi lebih serius. Akibatnya pekerja mengalami penyimpangan perilaku dan fungsi yang normal yang pada akhirnya dapat mengganggu kinerjanya Soewono, 1993 dalam Inayah, 2011. Kejadian stres kerja pada Polisi Lalu Lintas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini, faktor – faktor yang diduga mempengaruhi stres kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat Tahun 2013 adalah faktor intrinsik dalam pekerjaan beban kerja dan rutinitas, peran individu dalam organisasi, pengembangan karir promosi dan kepuasan gaji, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi serta faktor individu umur dan masa kerja. Berikut akan dibahas satu persatu mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada Polisi Lalu Lintas.

C. Faktor