Hubungan antara Peran Individu dalam Organisasi dengan Stres Kerja

2. Hubungan antara Peran Individu dalam Organisasi dengan Stres Kerja

Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya Munandar, 2008. Tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya tanpa menimbulkan masalah. Suprapto 2008 menyatakan bahwa seorang pekerja yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, memiliki hasil kerja yang lebih baik dan mengurangi tekanan dalam bekerja yang dapat menyebabkan stres. Pada variabel peran individu dalam organisasi diperoleh hasil bahwa 83,1, atau sebagian besar responden menyatakan tidak berperan dalam organisasi Tabel 5.3. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran individu dalam organisasi dengan stres kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polres Merto Jakarta Pusat. Hasil yang didapatkan ini memang tidak sesuai dengan dengan teori yang dikemukakan oleh Frenh dan Chaplan 1970 dalam Munandar 2008 yang menyatakan bahwa apabila seorang karyawan tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dirinya, maka hal tersebut dapat menyebabkan karyawan tersebut menjadi tidak betah dalam bekerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa seorang pekerja yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, memiliki hasil kerja yang lebih baik dan mengurangi tekanan dalam bekerja yang dapat menyebabkan stres. Faktor yang mempengaruhi stres kerja, dapat disebabakan mungkin para pekerja lebih merasakan konflik ”intersender” sebagai pembangkit stres. Konflik intersender yaitu tenaga kerja diminta untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga ada orang merasa puas dengan hasilnya, sedangkan orang lain tidak, contohnya yaitu seorang kepala bagian kepegawaian harus memutuskan untuk menerima calon karyawan. Menurut hasil seleksi, yang terdiri dari wawancara, tes prestatif, dan tes psikologis, calon tersebut tidak disarankan untuk diterima. Kepala bagian berada dalam konflik karena si calon tersebut adalah anak dari direktur utama perusahaan, yang juga adalah pemilik perusahaan tersebut Sutherland dan Cooper, 1988 dalam Munandar, 2008. Selain itu menurut Cooper dan marshall 1978 dalam Munandar 2008 konflik peran lebih dirasakan sebagai pembangkit stres oleh mereka yang bekerja pada batas-batas organisasi organization boundaries, seperti para manajer menengah pada umumnya. Tidak ada hubungan antara peran individu dalam organisasi dengan stres kerja dalam penelitian ini karena sebagian besar responden yang diteliti adalah para pekerja bukan para manajer menengah sehingga konflik peran tidak dirasakan.

3. Pengembangan Karir