Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

123 b = koefisien regresi Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Konstanta sebesar -6,245 yang artinya jika nilai X 1 dan X 2 adalah 0, maka kinerja guru Y nilainya -6,245. 2. Koefisien regresi variabel supervisi akademik X 1 sebesar 0,245 yang artinya jika supervisi akademik mengalami kenaikan 1, maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan sebesar 24,5 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara supervisi akademik dengan kinerja guru. Semakin baik supervisi akademik, semakin baik pula kinerja guru. 3. Koefisien regresi variabel motivasi kerja guru X 2 sebesar 0,746 yang artinya jika motivasi kerja guru mengalami kenaikan 1, maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan sebesar 74,6 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Semakin baik motivasi kerja guru semakin baik pula kinerja guru.

4.1.4.3 Analisis Korelasi Ganda R

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, semakin menjauhi 1 berarti hubungan yang terjadi semakin lemah. 124 Menurut Sugiyono 2007 dalam Priyatno 2010:65 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut. Tabel 4.21 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Rentang Kriteria 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada tabel output regression models berikut. Tabel 4.22 Hasil Analisis Korelasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,766 a ,587 ,577 7,510 Berdasarkan Tabel 4.22, diperoleh nilai R sebesar 0,766. Karena nilai korelasi ganda terletak diantara 0,60 – 0,799 dapat dikatakan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru.

4.1.4.4 Analisis Determinasi R

2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan antara X 1 dan Y serta antara X 2 dan Y. Hasil koefisien determinasi antara X 1 dan Y dapat dilihat pada output Model Summary sebagai berikut. 125 Tabel 4.23 Hasil Koefisien Determinasi X 1 terhadap Y Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,623 a ,388 ,380 9,091 Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka analisisnya sebagai berikut: 1. Hipotesis a. Hipotesis Nol H 04 Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal = 10. b. Hipotesis Alternatif H a4 Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ≠ 10. 2. Kriteria Pengambilan Keputusan Nilai koefisien determinasi ≠ 10 berarti H ditolak dan H a diterima Nilai koefisien determinasi = 10 berarti H diterima dan H a ditolak 3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Tabel 4.23, diketahui bahwa koefisien determinasi R 2 adalah 0,388 atau 38,8. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien determinasi ≠ 10. Jadi pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal sebesar 38,8. 126 Selanjutnya adalah hasil koefisien determinasi antara X 2 dan Y yang dapat dilihat pada hasil output Model Summary sebagai berikut. Tabel 4.24 Hasil Koefisien Determinasi X 2 terhadap Y Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,716 a ,513 ,507 8,110 Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka analisisnya sebagai berikut: 1. Hipotesis a. Hipotesis Nol H 05 Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal = 10. b. Hipotesis Alternatif H a5 Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ≠ 10. 2. Kriteria Pengambilan Keputusan Nilai koefisien determinasi ≠ 10 berarti H ditolak dan H a diterima Nilai koefisien determinasi = 10 berarti H diterima dan H a ditolak 3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Tabel 4.24, diketahui bahwa koefisien determinasi R 2 adalah 0,513 atau 51,3. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien determinasi ≠ 10. Jadi pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal sebesar 51,3.