49 kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SLB
di Kabupaten Subang sebesar 54.5. Sisanya yaitu sebesar 45.5 merupakan pengaruh yang datang dari faktor-faktor lain. Misalnya: iklim
organisasi sekolah, etos kerja, budaya organisasi, kinerja kepala sekolah, kepuasan, loyalitas, pelayanan, negosiasi, mutu, dan lain-lain.
6 Triwarti 2014 dari Univarsitas Negeri Yogyakarta UNY, melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru, dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru SmpMts
di Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo”. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 terdapat pengaruh positif dan signifikan
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan budaya sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMPMTs di Kecamatan Galur,
Kabupaten Kulon Progo, 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah secara parsial terhadap kinerja guru
SMPMTs di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, 3 terdapat pengaruh postif dan signifikan motivasi kerja guru secara parsial terhadap
kinerja guru SMPMTs di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, 4 terdapat pengaruh yang postif dan signifikan budaya sekolah secara parsial
terhadap kinerja guru SMPMTs di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo
.
7 Handayani dan Rasyid 2015 dari UNY melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Wonosobo ”. Hasil
penelitian membuktikan: 1 terdapat pengaruh yang signifikan gaya
50 kepemimpinan partisipatif kepala sekolah terhadap kinerja guru; 2 terdapat
pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru; 3 terdapat pengaruh yang signifikan budaya organisasi terhadap kinerja guru;
4 terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap
kinerja guru. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa
supervisi akademik dan motivasi kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Oleh karena itu, supervisi akademik dan motivari kerja
guru perlu dioptimalkan untuk memperoleh kinerja yang maksimal. Sebuah penelitian akan memberikan manfaat untuk penelitian selanjutnya,
baik untuk mengembangkan yang sudah dilakukan maupun menciptakan penelitian baru. Berbagai jenis penelitian dalam bidang pendidikan telah
dilakukan, bila seseorang melakukan penelitian di bidang tertentu maka penelitian tersebut tentu memiliki persamaan atau perbedaan dengan penelitian lain di
bidang yang sama. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah sama-sama ingin mengetahui pengaruh dari supervisi akademik
dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah: 1 salah satu penelitian yang telah
dilakukan terdapat di jenjang pendidikan SMP dan SMA; 2 pada penelitian ini supervisi akademik dan motivasi kerja guru dilakukan di jenjang sekolah dasar;
3 penelitian ini dilakukan di daerah dan lokasi serta jenjang pendidikan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, disamping itu penelitian ini juga akan
51 membuktikan pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru.
2.4 Kerangka Berpikir
Kinerja sangat penting dalam menentukan kualitas kerja seseorang, termasuk seorang guru. Kinerja guru tidak akan mencapai hasil maksimal tanpa
adanya faktor yang memengaruhi, faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri seseorang internal maupun dari luar diri seseorang eksternal. Faktor internal
yang memengaruhi kinerja guru antara lain dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas. Sedangkan faktor eksternal yang
memengaruhi kinerja guru diantaranya adalah penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan
sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing, dan layanan perpustakaan.
Menjadi guru dengan kualitas kerja bagus, tidak lepas dari adanya motivasi atau dorongan. Motivasi adalah tenaga pendorong dari dalam diri
seseorang yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan suatu dorongan yang berasal dari
dalam maupun dari luar diri seseorang untuk melakukan serangkaian usaha guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang dikehendakinya. Motivasi kerja
dapat diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang melatarbelakangi seseorang sehingga ia terdorong untuk bekerja. Guru yang memiliki motivasi
kerja tinggi akan mendorong dan terus mengembangkan dirinya untuk mendapatkan kebutuhan dan mencapai tujuan yang diinginkan dalam bekerja.
52 Banyak faktor yang menghambat guru untuk mengembangkan berbagai
potensinya secara optimal. Sehingga guru perlu mendapatkan pembimbingan yang kontinu dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis untuk
mengembangkan potensinya. Program pembinaan guru dan personil pendidikan tersebut lazim disebut supervisi pendidikan, sebagai suatu rangkaian dari kegiatan
manajemen pendidikan.
Supervisi merupakan
bantuan dalam
rangka mengembangkan situasi belajar-mengajar menjadi lebih baik. Kegiatan supervisi
dari kepala sekolah yang dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah supervisi akademik, hal tersebut karena kompetensi supervisi akademik intinya adalah
membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Dengn meningkatnya mutu proses pembelajaran, mutu pendidikanpun akan meningkat
karena inti dari pendidikan adalah proses dalam mencapai hasil. Dengan demikian, supervisi akademik yang diberikan kepala sekolah dan tingginya
motivasi kerja guru berdampak pada meningkatnya kinerja guru sehingga mutu pendidikan menjadi lebih baik.
Melalui penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mengoptimalkan supervisi akademik dari kepala sekolah dan meningkatkan
motivasi kerja guru menjadi lebih baik, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan profesionalisme guru dan meningkatkan kinerjanya.
Keterkaitan antara supervisi akademik dan motivasi kerja terhadap kinerja guru digambarkan dalam kerangka berfikir yang tergambar dalam skema berikut:
53
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
01
: Tidak ada pengaruh yang signifikaan antara supervisi akademik terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Supervisi Akademik 1. Perencanaan supervisi
akademik. 2. Pelaksanaan supervisi
akademik. 3. Tindak lanjut supervisi
akademik.
Kinerja Guru 1. Merencanakan
pembelajaran. 2. Melaksanakan
pembelajaran. 3. Mengevaluasi
pembelajaran. Motivasi Kerja Guru
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapi kesulitan.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-
macam masalah. 4. Lebih senang bekerja
mandiri. 5. Cepat bosan pada tugas
yang rutin. 6. Dapat mempertahankan
pendapatnya. 7. Tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal.
54 H
01
= ρ = 0 Ha
1
: Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
H
a1
= ρ ≠ 0 H
02
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
H
02
= ρ = 0 Ha
2
: Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
H
a2
= ρ ≠ 0
H
03
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SD se-Dabin I
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. H
03
= ρ = 0 Ha
3
: Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SD se-Dabin I
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. H
a3
= ρ ≠ 0 H
04
: Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal = 10
H
04
= μ = 10 H
a4
: Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru SD se-Dabin I Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
≠ 10